Showing posts with label Life. Show all posts
Showing posts with label Life. Show all posts

In Life Review

#IniUntukKita – Millenials bisa Membangun Indonesia melalui Investasi di SBN Ritel

Dewasa ini kita dihebohkan dengan kasus investasi bodong oleh sebuah perusahaan yang melabeli dirinya sebagai perusahaan perencanaan keuangan. Uniknya, perusahaan ini justru sedang naik daun dikalangan millenials karena mempunyai branding yang memukau. Di lain sisi, kasus ini menunjukkan bahwa niat kaum muda untuk berinvestasi sudah mulai tumbuh. Asumsi bahwa millenials itu boros dengan ketidakmampuan mengelola keuangan, sepertinya sedikit terbantahkan, karena ternyata millenials pun sudah mulai memikirkan tentang investasi. 
Millenials Investasi SBN Ritel #IniUntukKita
Mengutip dari kajian yang dilakukan oleh The Indonesia Capital Market Institute (TICMI), sebanyak 61,76% dari 168 responden millenials telah menerapkan pengelolaan keuangan dengan investasi. Namun, ironisnya masih banyak juga anak muda yang belum berani mengambil langkah untuk memulai investasi. Alasannya beragam, mulai dari kurang pengetahuan, malas, tidak punya waktu, atau bahkan sudah punya niat tapi bingung memulai dari mana. 
Millenials Investasi SBN Ritel #IniUntukKita
Data millenials yang berinvestasi
Investasi sebaiknya disesuaikan dengan profil risiko. Jangan mudah tergiur branding yang menawarkan imbal balik besar dengan risiko rendah. Hendaknya pastikan juga keamanan dan risiko gagal bayar dari setiap instrumen investasi. Sebagai investor pemula, baiknya pilihlah investasi yang aman dan berisiko rendah. 

Investasi di SBN Ritel 

Salah satu investasi yang dapat dipilih adalah Surat Berharga Negara (SBN) Ritel yang dikeluarkan dan dijamin oleh pemerintah. Aman? Sudah pasti! Dilansir dari situs resmi DJPPR Kementerian Keuangan, SBN untuk investor ritel adalah produk investasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan dijual kepada individu Warga Negara Indonesia (WNI) melalui Mitra Distribusi. 

Adapun tujuan pemerintah menerbitkan SBN antara lain untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berasal dari masyarakat Indonesia sendiri. Untuk menutupi defisit ini, pemerintah terus mencari cara untuk mengembangkan pembiayaan yang inovatif, kreatif, efisien, dan berkelanjutan. 

Dalam mengelola pembiayaan APNB, pemerintah berusaha hati-hati (prudent) dan memastikan agar pembiayaan digunakan untuk program yang bersifat produktif. Sehingga dapat dipastikan investasi melalui SBN untuk investor ritel aman dari risiko gagal bayar. 

Investasi untuk Membangun Indonesia 

Masa pandemi ini membuat perekonomian Indonesia berangsur melemah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kondisi ekonomi Indonesia kuartal II tahun 2020 mencapai minus 5,32%, yang merupakan titik terendah sejak krisis tahun 1999. Namun, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani optimis dan berusaha sekuat tenaga agar terjadi perbaikan di kuartal III nantinya. 

Selaras dengan optimisme pemerintah untuk memulihkan perekonomian, SBN dapat digunakan sebagai alternatif sumber pendanaan untuk beragam kebutuhan program pemerintah yang memiliki dampak berkelanjutan bagi perekonomian, juga tentunya menyejahterakan rakyat. Kondisi ini tentu membutuhkan peran millenials bersama seluruh rakyat Indonesia untuk berkontribusi secara nyata. 

Hal ini sekaligus menjawab kegelisahan para millenials tentang keinginan berinvestasi. Millenials bisa turut serta membangun negeri melalui investasi SBN Ritel yang aman, mudah, terjangkau, dan menguntungkan. 
Investasi SBN untuk APBN #IniUntukKita
Investasi SBN untuk APBN

Jenis-Jenis SBN Ritel 

Saat ini terdapat 2 jenis SBN Ritel, yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SUN terdiri dari Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR), sedangkan SBSN mencakup Sukuk Negara Ritel (SR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST)
Surat Utang Negara (SUN) #IniUntukKita
Surat Utang Negara (SUN)
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) #IniUntukKita
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBN Ritel yang dapat diperjualbelikan di pasar sekunder yaitu ORI dan SR dengan masa jatuh tempo 3 tahun. Jumlah investasi minimal sebesar 1 juta rupiah dengan kupon/bunga bersifat tetap (fixed) dan dibayarkan tiap bulannya. 

Sementara SBN yang tidak diperjualbelikan meliputi SBR dan ST, dapat dicairkan lebih awal (early redemption) dengan masa jatuh tempo 2 tahun. Kupon/bunga SBR bersifat mengambang dengan batas kupon minimal floating with floor, sedangkan kupon ST bersifat tetap (fixed).  

Keunggulan Investasi di SBN Ritel 

Keunggulan SBN Ritel #IniUntukKita
Keunggulan SBN Ritel

Tingkat Risiko Rendah dan Aman

SBN Ritel merupakan investasi aman dengan risiko rendah. Tidak perlu khawatir dengan risiko gagal bayar, karena SBN ini dijamin oleh pemerintah dan dilindungi undang-undang. Hal ini sudah terbukti, tidak pernah ditemukan kegagalan pemerintah dalam membayar obligasi jatuh tempo maupun bunga dan imbalannya.

Investasi Mudah dengan Modal Awal Terjangkau

Investasi SBN Ritel sangatlah mudah, masyarakat bisa membelinya melalui Mitra Distribusi yang ditunjuk pemerintah. Bisa membeli langsung ke bank atau secara online melalui aplikasi mitra distribusi. Modal yang dibutuhkan sangatlah terjangkau, hanya 1 juta rupiah sudah bisa berinvestasi dan mendapatkan imbal hasil setiap bulannya. 

Imbal Hasil yang Lebih Besar 

Setiap bulannya investor akan mendapat kupon imbal hasil yang dikirim ke rekening pribadi. Menariknya, imbal hasil dari investasi SBN ini jumlahnya lebih besar dibandingkan deposito bank. Selain itu, pajak yang dikenakan hanya sebesar 15% dari total bunga yang didapatkan, sementara deposito bank bisa mencapai 20%.

Berkontribusi dalam Pembangunan Negara 

SBN memegang peran penting bagi perekonomian Indonesia. SBN diharapkan bisa menggali potensi sumber pembiayaan APBN dari masyarakat sendiri. Terlebih lagi SBN digunakan pemerintah untuk program dan kegiatan yang produktif. Dengan berinvestasi di SBN Ritel, maka secara tidak langsung kita juga ikut berkontribusi dalam pembangunan negara. 

Langkah Mudah Investasi SBN Ritel 

Langkah Mudah Investasi SBN Ritel #IniUntukKita

Pengalaman Investasi SBN Ritel

SBN Ritel merupakan instrumen investasi pertama saya. Sejak 2016, saya sudah mulai investasi di SBN Ritel, yaitu ST-001. Saat itu saya masih buta investasi, tapi saya yakin SBN ini sangat aman karena dijamin pemerintah. Setiap bulannya saya menerima kupon yang dikirim ke rekening saya. Saat jatuh tempo, modal awal juga langsung ditransfer ke rekening saya.

Februari 2020, saya berinvestasi SBR-009 dengan imbal hasil 6,3%. Saat masa pandemi seperti ini pun, saya tetap menerima kupon setiap bulannya. Karena itulah saya semakin yakin dan kembali berinvestasi di ORI-017 pada Juli 2020. Pembayaran kupon pertama sudah saya terima awal Agustus 2020. Saya tidak ragu berinvestasi SBN ditengah kondisi pandemi, karena sudah terbukti aman dan terhindar dari risiko gagal bayar.
Portofolio Investasi SBN #IniUntukKita
Portofolio Investasi SBN
***
Bagaimana? Tertarik investasi di SBN Ritel? 

Bukan hanya menguntungkan, tapi juga berkontribusi bagi pembangunan Indonesia. Menilik data BPS, jumlah penduduk Indonesia usia 20-40 tahun (millenials) pada 2020 sebanyak 83 juta jiwa atau 34% dari total penduduk Indonesia. Bayangkan jika 10% saja berinvestasi di SBN Ritel sejumlah 10 juta rupiah, maka dana terkumpul mencapai 83 triliun rupiah. Jumlah ini bahkan hampir dua kali lipat dana yang terkumpul dari SBN tahun 2019. 

Optimisme pembangunan Indonesia bukan hanya milik pemerintah, namun juga milik kaum muda penerus bangsa. Jika semua millenials mempunyai semangat yang sama untuk membangun Indonesia, maka patutlah kita optimis untuk mencapai Indonesia maju. Jadi, dari pada terjebak branding investasi bodong, lebih baik yuk mulai investasi di SBN Ritel!
Investasi SBN Ritel #IniUntukKita


Referensi:

Media gambar dan desain:
- Media Gambar: FreepikCanva, dan dokumentasi pribadi.
- Desain: Dewi Lestari Natalia.



Read More

Share Tweet Pin It +1

32 Comments


In Life Tips & Tutorial

5 Aktivitas Seru di Rumah Saat Masa Pandemi

Selama masa pandemi, sebagian besar kantor menerapakan sistem kerja dari rumah atau Work From Home (WFH). Selama kurang lebih 6 bulan WFH, pasti sudah banyak waktu yang dihabiskan dengan berbagai aktivitas. Bila kamu kehabisan ide untuk mengisi waktu luang selama WFH, yuk simak referensi aktivitas seru yang bisa kamu lakukan di masa pandemi ini!
1. Menulis Blog
Menulis dipercaya dapat menambah daya ingat seseorang bahkan menurunkan kadar stres dalam otak. Bagi kebanyakan orang menulis adalah kegiatan yang membosankan, tapi sudahkah kamu mencoba menulis pada media blog pribadi? Blogging dapat dijadikan pilihan aktivitas baru yang cukup seru untuk dilakukan pada saat pandemi ini. Selain dapat menjadi wadah untuk menuangkan ide-ide dalam pikiran, blog juga dapat digunakan untuk berbagi serta menjalin relasi dengan para blogger lainnya. Eits, kamu juga bisa menambah penghasilan dengan memasang iklan pada blogmu loh!

2. Belajar Bahasa Asing
"Tidak ada kata telat untuk belajar", pepatah lama yang masih berlaku sampai dengan saat ini. Begitu pula dengan belajar bahasa asing, jangan pernah merasa terlambat untuk mempelajarinya. Buat kamu yang suka nonton drama Korea, kenapa tidak sedikit demi sedikit belajar mendalami bahasa Korea? Siapa tau kan suatu saat berkesempatan untuk mengunjungi Korea langsung. Kamu juga bisa mengikuti kursus bahasa asing yang diadakan secara daring, bahkan ada beberapa kelas online gratis yang menawarkan pembelajaran bahasa asing.

3. Mendekor Kamar
Bosan dengan tampilan kamar yang itu-itu saja? Kamar adalah salah satu tempat yang sering digunakan untuk menjalankan ritual WFH. Karena itulah dekorasi kamar bisa berpengaruh terhadap mood bekerja. Ciptakan suasana kerja yang baru dengan mulai mendekor tampilan kamarmu! Suasana baru diyakinkan dapat meningkatkan kreatifitas dan konsentrasi dalam bekerja.

4. Hand Lettering
Aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu disela-sela WFH, salah satunya adalah hand lettering. Aktivitas ini belakangan sangat populer terutama dikalangan millennial yang ingin membuat tulisan terlihat aesthetic.  Hand lettering merupakan kegiatan menggambar kalimat indah dalam tampilan dan pesan berbentuk serupa kaligrafi. Tertarik ingin mencobanya? Jangan lupa untuk mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan ya!

5. Mengikuti Webinar
Selama masa pandemi, banyak sekali webinar gratis atau pun berbayar yang diadakan oleh berbagai organisasi atau instansi. Untuk menambah pengetahuanmu, ikutlah bergabung dalam webinar yang membahas tema-tema menarik yang kamu suka. Webinar ini menjadi wadah positif buat kamu untuk mengisi waktu selama di rumah aja dan juga dapat menambah wawasan dan pengetahuanmu. Misalnya saja ikutlah webinar dengan tema investasi, pendidikan, kesehatan, olahraga, atau tema menarik lainnya.

Nah, sekarang sudah tahu kan kira-kira mau melakukan apa saja ditengah-tengah WFH selama pandemi ini? Mencoba hal-hal baru membuat kita tidak bosan menjalani aktivitas di rumah selama masa pandemi. Yuk, kembangkan aktivitas dan kegiatan baru untuk membuat masa pandemi ini menjadi lebih produktif!

Media gambar dan desain: Freepik & Canva.


Semangat!

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life

(AKHIR) CERITA

/ce·ri·ta/
tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya)


Aku suka cerita.
Aku suka menuturkan cerita, mendengarkan cerita, membaca cerita, bahkan menulis cerita.
Aku juga suka orang yang menuturkan cerita, mendengarkan cerita, membaca cerita, bahkan menulis cerita.

Tapi,

Bagai satu sisi mata uang, bukan dia orang yang aku suka, karena dia tidak suka bercerita.
Sementara sisi lainnya, dia adalah orang yang aku suka, karena dia suka mendengarkan cerita. Cerita tentang aku.

Seiring jarum jam berputar, hari berganti, bulan berjalan, tidak terasa satu tahun cerita kami terjalin.

Aku dan dia sama-sama saling bertukar cerita, menceritakan satu sama lain.
Aku dan dia sama-sama mengukir cerita kami bersama.
Cerita bahagia, cerita kesakitan, cerita putus asa, cerita kebanggaan, cerita keluarga, cerita kasih sayang, cerita kebosanan, cerita kelelahan, cerita aku, dan cerita dia.

Aku suka itu.

Sampai pada suatu hari, dia berhenti cerita dan aku bertanya-tanya.
Dia tidak lagi menceritakan ceritanya kepadaku dan tidak lagi mendengarkan ceritaku.
Seolah enggan untuk melanjutkan cerita kami bersama.
Aku pun takut untuk bercerita kepadanya.

Aku bersedih.
Aku mungkin hampir kehilangan satu bagian cerita kesayangan di kehidupan ini.
Aku mungkin hampir kehilangan satu orang kesayangan di kehidupan ini.
Aku merasa akan segera kehilangan dia dan ceritanya.

Dia? Aku tidak tahu bagaimana ceritanya sekarang.
Apakah ini akhir cerita kami berdua?
Atau hanya bagian cerita kecil dari untaian cerita kami yang masih belum selesai?




Teruntuk teman cerita kesayanganku,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Pemberian Berharga

Hampir saja lupa bagaimana caranya menulis setelah sudah hampir setengah tahun tidak menulis apapun. Tapi tangan ini kembali bergerak untuk mengatakannya dan otak ini berputar untuk mengungkapkannya, ya sebuah tulisan yang terinspirasi oleh dua orang teman kemarin sore. Namanya Parmo dan Parni, sebut saja begitu. Merekalah yang mengisi kehidupan kerja saya di kantor. Mereka baik.

Parmo tahu benar bahwa saya sedang memikirkan untuk membeli sepasang sepatu lari (lagi). Seminggu yang lalu (seingat saya) Parmo bilang “Dee, sepertinya kamu harus mencoba sepatu yang waktu saya membelinya, saya malah teringat seleramu.” 

Kemarin sore, dia menyodorkan sepasang sepatu yang membuat hati saya berbinar ketika melihatnya. “Coba ini!” ucap Parmo sambil bersiap memasangkannya di kaki saya. “Tuh kan, cocok sekali di kaki kamu. Suka?” Dengan segera saya mengangguk dan menjawab “Suka banget. Kok bisa pas gini sih? Ini sih lebih cocok sama saya dibanding sama kamu hehe” Serius deh, saya ngomongnya bercanda. “Oke please, take it home!” HAH? “Kamu serius? Ini kan baru saja kamu beli. Kamu juga butuh ini kan? Saya hanya berguyon saja kok.” Saya tidak menyangka Parmo yang baik itu, memberikan sepatunya untuk saya tanpa banyak pertimbangan. “Saya senang melihatnya sangat serasi saat kamu pakai. Buat kamu saja. Anggap saja hadiah.” Parmo yang baik itu ternyata benar-benar memberikan sepatunya untuk saya. 

Kemarin sore pada kondisi berbeda, tetapi masih sekitar rekan kerja di kantor saya. Parni, anak berumur tiga tahun yang sudah sangat lincah berlari kesana kemari sambil membawa makanan kesukaannya ditangan. “Parni, kakak boleh minta makanannya?” Saya, yang sangat suka dengan anak kecil, mencoba memulai komunikasi pertama kami saat itu, pertanyaan yang terlalu dini dilontarkan untuk pertemuan perdana. Ya, seharusnya ada basa-basi menanyakan siapa namanya atau sekedar ucapan hello, kid! Tapi yasudahlah, makanan ditangan Parni terlihat cukup menarik buat saya. “Inyiiiihh...” Parni dengan logat bayinya kemudian mengulurkan tangan dan memberikannya kepada saya tanpa pertimbangan. Senang sekali rasanya, saya usap kepalanya dan dia tersenyum.

Kejadian itu mengingatkan saya pada satu hal, yaitu hal memberi. Saya tertegun ketika dengan mudahnya Parmo memberikan sepatunya kepada saya padahal dia sadar bahwa sebenarnya dia membutuhkan sepatu itu. Begitupun dengan Parni, memberikan makanan kesukaannya kepada saya padahal saya adalah orang asing bagi dia. 

Bercermin pada diri sendiri, seberapa sering saya memberi sesuatu berharga untuk orang lain? Jangankan memberikan hal berharga yang saya miliki, memberikan hal kecil saja belum tentu terpikirkan. Saya sepertinya harus lebih bertekun dalam ajaran Bapa. Bapa yang rela memberikan AnakNya untuk menebus anak-anak nakal lainnya. Hal ini terjadi atas inisiatif Bapa sendiri. Lebih tepatnya karena anugerah dan kasih Bapa. Kasih yang diwujudnyatakan secara langsung oleh Bapa. 

Saya pikir, dalam hal memberi wajib hukumnya disandingkan dengan hal mengasihi. Sebuah pemberian berharga tidak akan berfaedah jika tidak ada kasih. Karena kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih juga tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Dan sampai kapanpun kasih tidak berkesudahan. 

Dapat disimpulkan bahwa kasih itu tidak semata-mata tentang diri sendiri. Ya, kasih bukanlah berpusat pada kepentingan diri, tetapi justru memperhatikan kebutuhan sesama kita. Atau dalam arti singkat, kasih tidak lagi bertumpu pada apa yang orang lain lakukan kepada kita. Saya bersyukur dipertemukan dengan Parmo dan Parni kemarin sore. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa kehadiran mereka mengajarkan saya arti sebuah kasih dalam suatu pemberian berharga yang terkesan sederhana. Terima kasih.




With love,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Kata Orang Kita Jodoh

Kata orang kita jodoh,
Aku perempuan dan kamu laki-laki.

Kata orang kita jodoh,
Aku pendek dan kamu tinggi.

Kata orang kita jodoh,
Aku penuh dengan kata dan kamu setia mendengar.

Kata orang kita jodoh,
Aku tertawa terus dan kamu selalu misterius.

Kata orang kita jodoh,
Aku berdoa melipat tangan dan kamu juga.

Kata orang kita jodoh,
Aku tak memikirkanmu dan kamu hadir tepat di mataku.

Kata orang kita jodoh,
Aku selalu bertanya dan kamu masih menjawab.

Kata orang kita jodoh,
Aku bodoh dan kamu pintar.

Kata orang aku bodoh,
Aku suka dan kamu tidak (tahu).




Semoga kita berjodoh,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal Song

Natal di Hatiku

December 26th, 2016
03.02 WIB

I was barely alive.
Too happy to forget the Christmas time. Every year in Christmas day, being a Christian that I am, has my own tradition to think, brood, and write. Ya, because I don't want to forget every grace that I got in every Christmas day (ya you know that I have a short-memory-brain-syndrome, right?). This year, I was so excited in every time I wait on the Lord's will and let Him speak to me. Does the Lord speak to me? How come? You won't get it, unless you're one of the people like me who understands that Christian is supposed to be based on personal relationship with God. And this I found very beautiful even sometimes confusing, but I know He will speak to me in His right way.

I have some things to wait for the God's answer this year. Personally, I'd make a list of hopes and prays for this year but I figured there are too many things. In the beginning, I trust that God will answer my pray, everything that I asked in His right time. And in this time I was so excited to let my self seek Him and let Him speak to me. I feel that God always be with me and hope that He will give me the answer of my pray. Surprisingly, it start to feel the Christmas season and the end of the year, the more I expect God to answer all my prays as soon as possible (because I was still wondering there will be so many miracles in the Christmas day). Nope. That's my ego when I forced the Lord to grant. So bad. But after a conflict of conscience for long enough time (maybe around a month when I started being busy with the preparation of Christmas serving), I'm fully aware that my life is under the power and authority of God alone.

I realize on something.
When you're all grown up, you don't list for things you want for Christmas. You list the things that you are thankful for all year round.
Yeah I was wrong about my list of hopes and prays. No no no, it was not about my list but about my self. Ya, I was wrong because I forced the Lord to answer my list.

I should figure there are too many things I'm grateful for. Christmas is the right time to being grateful for getting the good news about the birth of Jesus Christ. Without any list of hopes, the Lord has given to me the most precious One whom love the world. Without any asked, He'd love you, bless you, and keep you. The born of Jesus Christ in our heart is the truest meaning of Christmas. Christmas isn't Christmas till it happen in your heart. So, don't prepare your list of hopes in the Christmas day, but firstly and the most important is prepare your heart to let Him comes and lives. How to make it happen? Pray to God. Ask Him to give you worthy heart so that your life can condescend Him. So, your heart will ready to welcoming His birth for this world.
Natal di Hatiku (Cipt. Jonathan Prawira)
Seperti palungan,
layakkanlah hatiku menyambutMu Tuhan
Seperti emas, kemenyan dan mur,
biar hidupku berkenan padaMu

Sebab natal tak akan berarti tanpa kasihMu lahir di hatiku,
Hanya bersamaMu Yesus kurasakan selalu indahnya natal di hatiku  
Bersama paduan suara surga ku bernyanyi,
Kemuliaan di tempat maha tinggi,
Dan damai sejahtera di antara manusia,
Yang hidupnya berkenan kepadaMu
The Word became flesh and made his dwelling among us. We have seen his glory, the glory of the one and only Son, who came from the Father, full of grace and truth.
(John 1:14 NIV)


Merry Christmas,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments


In Life Personal Song

Great is Thy Faithfulness


As December approaches, I personally got very excited for the upcoming year (and also for my birthday hihi). 
Welcome 24! Yeay...
Getting older is something excited to feel but also something worry too. I thank God for every morning that I woke up, because morning by morning new mercies I see. This year I got new atmosphere of being older, like a garden fully with colorful flowers and rain came with the shining rainbow. Ah so great beautifully! I know that God loves me more and more and more. By His grace I can through pass a year in my life. One of the solid proof of how amazing God’s work is on how I passed my life without any significant affliction. God is good :)

I see the world a bit wider this year, to embrace more opportunities the which lies in front of me of focusing on God, family, and work. Man? Not yet haha (still pray for it xixi). I feel that God is completely blessing me up this year. But it didn't mean that something come without any obstruction. The obstruction must be exist in every life of humanity, but something I called bless is I can go with God in any hard situations in my life.

When ‘teen nowadays’ are not me anymore, I should start to think hard about the future. Twenty four years old is not a teen anymore, I must be one step closer to maturity and wisdom of life. "Happy birthday, Dee! Semoga semakin bijaksana dan dewasa dalam perkataan dan perbuatan ya!" That's one of my friends' hope for me on this birthday. "Dan semoga cepat-cepat ditemukan oleh jodohnya" Another lovelife hope, ada AMEN? Amin haha. 

Anyway, I and my church choir sang "Great is Thy Faithfulness!" on my birthday. I think this song is really show me up how God bless my life, and your life too.

“Great is Thy faithfulness,” O God my Father,
There is no shadow of turning with Thee;
Thou changest not, Thy compassions, they fail not
As Thou hast been Thou forever wilt be.

Summer and winter, and springtime and harvest,
Sun, moon and stars in their courses above,
Join with all nature in manifold witness
To Thy great faithfulness, mercy and love.

Pardon for sin and a peace that endureth,
Thine own dear presence to cheer and to guide;
Strength for today and bright hope for tomorrow,
Blessings all mine, with ten thousand beside!

“Great is Thy faithfulness!”
“Great is Thy faithfulness!”
Morning by morning new mercies I see;
All I have needed Thy hand hath provided
“Great is Thy faithfulness!” 
Lord, unto me!

I didn't want to talk to much in this post. I just want to pour how bless I am with the mercy of God within my 24 years old of life. Thank God for you faithfulness to me.





PS:
I didn't achieve my goal about writing in my 23yo huft. Five drafts of ramblings are now safely tucked inside the blog draft folder. Some of my travel achievements this year didn't pour on my blog yet. Poor me on arranging blogging time management! Sorry :(




24yo lady,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Profesional

Perpisahan dalam Pertemuan

"Nama saya Dewi Lestari Natalia, dari Dit. Teknis Kepabeanan" seruku saat awal pertemuan itu dimulai.

Tidak terasa hampir sepuluh minggu berlalu sejak pertemuan itu. Pertemuan yang terjadi (sebenarnya) tanpa direncanakan tapi sudah direncanakan cukup lama. Pertemuan ini tersirat cukup panjang namun ternyata sangat singkat ketika dilalui. Delapan puluh sembilan orang dipertemukan dalam satu atap bangunan asrama selama sepuluh minggu kehidupan yang sama. Dua puluh sembilan orang diantaranya dipertemukan dalam satu kelas kecil yang selama lima hari dalam seminggu berada dalam ritme kegiatan yang sama. 

Kesan mendalam terjalin seiring dengan berjalannya waktu. Bagaimana tidak? Mereka hanya bertatap muka dan saling mengucap dengan orang yang sama dalam rentang waktu yang tersirat cukup panjang tadi. Unik. Karena tidak ada satu orang pun yang memiliki karakter identik. 

Sebut saja awal dari sepuluh minggu itu adalah pertemuan pertama mereka. Kecanggungan pasti terjadi, ketidakterbukaan itu masih ada, kecemburuan mungkin juga tersirat, dan tentu saja keingintahuan untuk mengenal satu sama lain itu pasti tumbuh perlahan. Sampai akhirnya pertemuan itu membuahkan puncak rasa nyaman yang sayangnya tercipta dipenghujung waktu. 

Atap bangunan asrama tidak dapat kami tumpangi selamanya. Keharusan kembali kepada 'rumah' masing-masing adalah kewajiban kami yang harus dihadapi. Pertemuan ini akan segera berakhir. Sekali tarikan nafas memang terasa begitu cepat, namun dapat meninggalkan makna yang mendalam. Hidup yang berarti. Ya, aku merasa salah satu bagian hidupku yang berarti adalah pertemuan ini. 

Pertemuan yang terjadi diawal itu akan segera terganti. Diganti dengan perpisahan yang mungkin akan diawali dengan pertemuan-pertemuan baru lainnya. Terima kasih. Hanya dua penggal kata itu yang dapat aku ucapkan. Atas pengalaman berharga yang telah dibagikan bersama, tawa canda kebahagiaan, kekecewaan, kesedihan, haru, semangat, dan harapan di masa depan. Perpisahan sudah di depan mata. Bukan penyesalan yang aku dapat dari perpisahan dalam pertemuan ini, tapi kebahagiaan yang tidak dapat digantikan dan tidak dapat diulang.



DTSD Kepabeanan dan Cukai Angkatan II TA 2016
Pusdiklat Bea dan Cukai Jakarta, 2 April 2016 - 9 Juni 2016
Kelas A sebagai patokan!!!




Siswa!!!
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song Thoughts

Hidup dalam Kasih SetiaNya

Kebanyakan orang baru sadar how precious something is when they've losed it, right? Ini yang dapat aku simpulkan setelah 23 tahun hidupku di dunia. Ketika jauh dari keluarga, orang baru sadar betapa berharganya keluarga itu. Ketika orang kehilangan teman, orang baru sadar betapa berharganya seorang teman itu. Ketika kehilangan kesehatan, orang baru sadar betapa berharganya kesehatan itu. Inilah yang terjadi saat rasa syukur itu bukan lagi menjadi sesuatu yang patut dilakukan atas setiap sel-sel kehidupan, ketika rasa syukur itu memudar sedikit demi sedikit saat kita merasa terlalu nyaman dengan 'this-is-my-life-what-is-your-bussiness?'. 

Yeah, I'm the one with that syndrome setelah seminggu ini ditegur sama Tuhan (thank God) dan baru tertampar dengan kotbah di ibadah kebaktian pemuda gereja malam ini. Seminggu ini aku yang selalu merasa kuat dan tangguh akhirnya tumbang juga. Disaat harus belajar dan ujian, hal yang paling sulit adalah dalam kondisi sakit dan jauh dari keluarga. Tiga hari di awal minggu tersebut, aku menyangkal teguran itu dan tetap bertahan dengan kekuatanku sendiri, aku tidak mungkin kalah dengan kelemahan ini. Itu pikirku. Tapi dihari keempat, di malam menjelang ujian, I'd losed my focus and felt so dizzy. Jangankan belajar, bernafas saja sulit. Disitulah aku berdoa kepada Tuhan meminta kesembuhan. Luar biasa beberapa menit setelah aku berdoa, Tuhan menjawabnya. Aku sehat kembali. Bersyukur sekali rasanya saat itu. Memanglah kesehatan itu menjadi disadari sangat berharga ketika kita jatuh sakit.

Tapi setelahnya, ya balik lagi. 'This-is-my-life-what-is-your-bussiness?', lupa kalau ada campur tangan Tuhan dalam kepulihanku. Sampai ketika, malam ini di ceritakan bagaimana penyertaan dan kasih setia Tuhan ketika ancaman pembunuhan mengancam Daud. Satu ayat dari Mazmur 15:17 "Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku". Didalam ancaman, Daud masih mau bersorak-sorai atas kasih setia Tuhan Allah, sungguh hal ini bergeming nyaring di hatiku. Ini bukanlah hidup yang terjadi karena kekuatanku, ini bukan hidupku. Aku menyadari bahwa hidupku dan hidupmu bisa benar-benar hidup semata-mata hanya karena kasih setia Tuhan Allah, dan semestanya memang hidup ini adalah milik Tuhan. Kekuatan dan ketangguhan yang aku dan kamu rasakan saat ini adalah salah satu bagian kecil dari kasih setia Tuhan yang diberikan kepada umatNya, bukan karena kuat kita sendiri. Aku jadi teringat satu lagu yang juga dinyanyikan pada ibadah kebaktian pemuda malam ini. Lagu yang sangat ingin aku nyanyikan namun aku tak berdaya untuk menyanyikannya, entah kenapa suaraku tidak keluar sama sekali. Mungkin Tuhan sedang menyuruhku untuk mendengarkan saja setiap lirik dan alunan musik lagu ini. Dan aku tertegun.
Kasih setiaMu yang kurasakan
Lebih tinggi dari langit biru
KebaikanMu yang t'lah Kau nyatakan
Lebih dalam dari lautan

BerkatMu yang telah ku terima
Sempat membuat ku terpesona
Apa yang tak pernah ku pikirkan
Itu yang Kau sediakan bagiku
Siapakah aku ini Tuhan jadi biji mataMu?
Dengan apakah ku balas Tuhan s'lain puji dan sembah Kau?
Itulah respon yang bisa aku komitmenkan saat ini. Betapa berharganya setiap detik hidup ini oleh kasih setiaNya. Betapa berharganya nafasku, bertapa berharganya keluargaku, betapa berharganya temanku, betapa berharganya kesehatanku, dan betapa berharganya kehidupanku, ALL THE TIME. Every single of my breath, life is too precious to be wasted because the Lord has given it to us without asking any reciprocity. Jadi, bersyukurlah! Puji dan sembahlah Tuhan Allah yang telah menyatakan kasih setiaNya dalam hidup ini.




Wish it can be a blessing,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts

Selamat Paskah!

Kembali pada tahun ini seluruh umat Kristiani merayakan hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus atau yang biasa dikenal dengan Hari Paskah. Seperti biasa, sukacita meliputi seluruh umat menyambut kebangkitan Sang Raja penebus dosa manusia. 

Paskah tahun ini aku dibukakan tentang pengucapan syukur. Bersyukur untuk hidupmu, hidup yang diberikan Tuhan secara cuma-cuma, hidup yang hanyalah anugerah Tuhan semata, hidup yang telah ditebus. Aku jadi teringat keluhan-keluhan kecilku yang sering secara tidak sengaja aku lontarkan. "Panas banget sih!" atau "Tiap hari kenapa macet terus???" atau "Aku lelah!". And so many things. And so many things. Huft. Manusia memang selalu seperti itu, selalu mengeluh ditengah anugerah nafas yang sudah diberikan. Bahkan untuk oksigen yang dihirup tiap detik saja, suka lupa untuk mensyukurinya.
Mazmur 8:3-4 "Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat."
Sebegitu berharganya manusia dihadapan Allah. 

Ya benar, tapi tetap saja aku masih sering mengeluh. Sering merengek sama keadaan hidupku yang rasanya selalu saja ada kurangnya.

Saat Jumat Agung kemarin, Naposo Maranatha Choir menyanyikan sebuah lagu berjudul Via Dolorosa yang menceritakan perjalanan Tuhan Yesus sebelum disalibkan. Lagu ini sangat luar biasa buatku, setiap mendengar atau menyanyikannya mataku selalu ku bendung untuk tidak meneteskan rintik tangis. Betapa Allah sangat mengasihi manusia.

Kuncinya hanya bersyukur. Karena manusia tidak mungkin dapat membalas kebaikan Allah. Bersyukur dari mulai hal terkecil. Bersyukur untuk nafas yang berhembus dan jantung yang berdetak, lingkungan sekitar yang melengkapi hidup, keluarga yang merawat, kawan sejawat yang berbagi, bahkan bersyukur dalam setiap kekurangan. 

Percayalah dalam lelah dan letih, dalam kekurangan dan keterbatasan, serta dalam penderitaan sekalipun, jika kita melewatinya dengan syukur dan panjang sabar juga taat dan setia, kita akan menuai buah yang manis sebagai hasilnya.

Terima kasih ya Allah atas pengorbanan AnakMu di kayu salib yang menanggung senggara sebab cintaMu buat umat manusia. Bahkan dalam ketakutan, Tuhan Yesus tetap taat kepada Bapa, Tuhan Yesus berdoa dan menyerahkan semuanya ke tangan Allah. Aku bersyukur atas pengorbananMu ya Tuhan, dan ajar aku untuk setia bersyukur dalam imanku kepadaMu.

"Marilah kita tekun dan setia, penuh iman, dan giat melayani; sekilas saja kemuliaanNya mampu gantikan segala jerih lelah kita. Ketika tiba di surga kelak, alangkah gembiranya kita hari itu?"
Eliza E. Hewitt




Selamat Paskah,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts

Photograph

Well, do you know whose song it is? This is one of my favourite song in the middle of 2015. I love this song simply just because I think the song is easy listening enough to hear and enjoy. As usual if I love a song I will shortly find the lyric and memorize it, so I can sing the song everytime I want. What a dandy lyric behind this song! It's truly true. 

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

I really love that part. Yeah in a photograph the eyes are never closing, the hearts are never broken, the times forever frozen, the smiles are never faded, and happiness are always shine there. If you miss someone who far away from you at the right time, you just can see his photo and I think it will kill your missing feeling, yah not that much but it will help, I'm sure. 

All the memories are never deleted in a photograph. It always looks as it is showed. Never change. But, this is life, real life. Not in a freeze time and life must go on.





Cheers,
Dewi Lestari Natalia. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Di Tengah Padang Galau

Risau dan pilu mulai berlari mengitariku
Terkadang mengajak gundah untuk ikut berkubu
Namun apa daya ku punya tak sampai
Menangkap semua diganti suka semampai
Satu...
Pejalan cepat itu meninggalkanku dibelakangnya
Kilat sempurna menyambar dia seutuhnya
Penghibur duka yang akan ku dengar selamanya
Dua...
Diam seribu bahasa itu ku menyebutnya
Terkadang tawa datang melihat tingkahnya
Seribu sayang asap menutupinya
Tiga...
Kacamata itu membunuh waktuku menatapnya
Cukup tiga detik hati ini merasakannya
Ras ibu pertiwi sedikit menghalanginya
Satu, dua, tiga...
Sulitku menghitung waktu untuk bicara
Tidak tahu ada apa gerangan datang
Hanya termenung menunggu jawaban pemilik kuasa

Jakarta, 21 Januari 2016
Di tengah padang galau




...
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts

-

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Rumput Tetangga Mungkin Lebih Hijau

Someday ago, gue iseng buka facebook yang sudah seribu tahun gak dibuka. Isinya, people are changing. Yups. Banyak banget teman-teman gue di facebook yang berubah dan jadi wow, bikin gue jiper sendiri wkwk. Ada yang dulunya butiran debu sekarang udah jadi bongkahan emas, ada yang dari dulu bakat jadi artis dan sekarang jadi artis beneran. Ada juga yang dulunya bercita-cita jadi dokter eh sekarang malah jadi tukang minyak alias petroleum engineer. Luar biasa.

Gue? Gue masih gini-gini aja kayaknya haha. Masih jadi engineer yang gagal huhu. Kadang gue berangan-angan as if I were them. Apalagi kalau liat foto-foto teman-teman kuliah gue yang sekarang dengan gagahnya pakai coverall sambil senyum sumringah ditengah field atau offshore ship atau di pabrik. Atau teman gue lainnya yang lagi menuntut ilmu di negeri seberang sambil nyambi travelling dan get the new experiences to live in another country and culuture. Bukan iri, I'm not jealous with what they have got. Setiap orang punya kesempatan yang berbeda-beda, right?

Pepatah bilang, "Rumput tetangga terlihat lebih hijau". Sebagai manusia, gue paham itu karena pada dasarnya sangat manusiawi sekali perasaan seperti itu. Kalau kata eyang "Namanya juga manusia, nduk. Ya ndak pernah puas toh?". Mungkin memang dari post-an yang teman-teman gue share di facebook look so fun, cool, and adorable. But, we don't know exactly about their real life, right? Kelihatannya memang kehidupan orang lain lebih menarik dibandingkan dengan kehidupan kita sendiri. Tapi, banyak juga orang yang menilai bahwa kehidupan kita justru yang lebih menarik.

Kenapa gitu banget ya jadi manusia? Hmm, jawabannya menurut gue cuma satu. karena kita kurang bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
The key is only "BERSYUKUR". Based on my analysis, if we think about rumput tetangga yang lebih hijau, itu karena kita kurang memandang hijau rumput kita sendiri. Hal ini bisa terjadi karena kita kurang bersyukur akan rumput yang kita punya. Ya kesimpulannya, walaupun sekarang status gue adalah engineer gagal tapi gue bersyukur diberi kepercayaan sama Tuhan buat mengabdi untuk negara ini :")




Xoxo,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Persahabatan Bagai Kepompong

Persahabatan bagai kepompong,
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu.
Persahabatan bagai kepompong,
Hal yang tak mudah berubah jadi indah.
-by: Sindentosca-


Di taman kanak-kanak bertemulah si anak baru dengan sekumpulan anak seusianya yang sudah saling kenal sebelumnya. Sulit mungkin menerima kehadiran satu orang asing di sekumpulan domba berkawan. Hanya ada satu orang, yang akhirnya menjadi teman kecil Delena sampai sekarang. Namanya Moviatak.
Tidak ada yang terlalu dapat diingat di bangku SD. Beberapa bahkan merasakan masa kecil yang diibaratkan bagai sayur tanpa garam, hambar. Tidak ada yang terlalu berkesan dan tidak ada yang bertahan lama. Hanya sapaan singkat yang dilontarkan ketika bertemu di tahun-tahun selanjutnya. Delena belum punya terlalu banyak teman, apalagi sahabat. Mungkin ada. tapi tidak diingat terlalu detail karena tidak mudah untuk diingat.
Kata siapa masa paling indah adalah masa-masa SMA saja? Bagi delapan orang ini, masa SMP adalah masa yang tak kalah indahnya. Bagi Ephasir, Akga, Anpusa, Frejona, Graiotha, Eripitar, Anrapa, dan Delena masa SMP adalah masa konyol dan menyenangkan. Bukan, persahabatan itu bukan erat di masa SMP, tapi terjalin dari masa SD dan bersemi di masa SMA. Ya, sekarang pun masih terlalu berkesan.

Terkisah lima orang sahabat yang bertemu sejak mereka SMA. Adalah Hanfa, Ansyifa, Marigran, Eltypha, dan Delena. Masa sekolah mereka bukanlah masa-masa yang membosankan, semuanya terjadi begitu hitz pada masanya. Entah momen apa yang mempertemukan mereka dan mengakrabkan mereka satu sama lain, tapi yang jelas mereka bisa saling melengkapi dan menemukan kenyamanan yang tidak biasa.
Masa sekolah telah berlalu, tibalah di atmosfer perkuliahan. Bertemu dengan banyak orang pintar yang diam-diam saling berlomba. Tapi tidak untuk tujuh orang plus dua mahasiswa. Semuanya pintar dan menyenangkan. Dipertemukan dari awal perkuliahan, namun tidak dapat diingat persis kapan tepatnya mereka berteman dan bersahabat. Hesni, Malamin, Quanion, Stening, Syika, Yowan, dan Delena plus Dwinis dan Drytri selalu jadi yang paling menyenangkan. Sekolah tinggi juga mempertemukan para pelayan Tuhan dalam suatu persahabatan besar. Mereka adalah ini.
Pandangan pertama tidak selalu bisa diandalkan untuk suatu persahabatan. Semua butuh suatu yang dinamakan proses pengenalan. Bertemu sejak masih sekolah minggu di gereja, namun lagi-lagi tidak tahu kapan persisnya persahabatan ini bersemi. Di awal usia remaja pun masih belum terasa. Tapi itulah yang disebut proses, setelah beberapa lama dipertemukan, benih sahabat itu muncul. Delena dan GREPE.

Semua memiliki cerita pada waktunya. Pertemuan saat ini banyak dipakai untuk mengenang semua cerita itu. Ada yang indah, sedih, kelam, suram, aneh, bodoh, cerdas, brilian, dan dapat dipastikan rasa itu pasti asik pada zamannya masing-masing. Time flies so fast. They grown up and changed. Better. Yang tadinya ulat sekarang sudah menjadi kupu-kupu yang indah. Bukan sahabat yang saling menjatuhkan. Sahabat yang bisa merubah bijih menjadi mineral berkonsentrat tinggi.




Sayang sahabat,
Dewi Lestari Natalia.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal Thoughts

Amore

I was 23 years old this year, an age to get more serious times of life. My maturity must increase on the next level or I will stay to be a childish 23 years old woman who grows up too slow. No, I won't to. Every part of my life need a thing called vision, that's in my opinion. Karena gue sekarang bukan anak kecil lagi yang gak ngerti hidupnya mau dibawa kemana. If you have a vision of life you will know where you must step your feet down easier. Bahkan anak kecil pun sekarang sudah pintar dan punya rencana mau jadi apa kalau sudah besar nanti. I'm still learning how to have an obedient to life in my vision of life. Tidak terlalu idealis kok, cukup berpikir panjang sebelum memutuskan sesuatu. Begitu pun dengan love life or relationship.

Can I just ease into relationships? Like, I want to be able to calmly say 'Oh this is snug. How comforting. Let me stay here. I like the warmth'. No, I can't. Gak tahu yah sulit banget buat gue rasanya buat starting a relationship sejak pengalaman pacaran gue di masa lalu suram kelam tak bersinar haha. But seriously, I miss to be loved :( Jadi baper gini haha. Semakin bertambah usia, semakin banyak yang doain semoga cepat nikah atau minimal semoga cepat punya pacar (terutama bagi kaum-kaum jomblo kayak gue ini). Bagi yang bertambah usia (read: Me), just can say "AMEN, in the name of Jesus." Like this year, some week ago, almost all of my birthday wishes about pasangan hidup, jodoh, pacar, dan cepet nikah. Huftness. 

Everyone asked me, kenapa belum punya pacar sampai sekarang? Everyone juga ngenalin gue ke temannya atau sepupunya atau sepupunya temannya, tapi kenapa gak jadi juga? Honestly, I confused how to answer the questions. Life is not about pacar. Kata siapa gue gak peduli, I did care. Apalagi belakangan banyak banget teman-teman gue yang baru aja jadian (sumpah banyak banget) dan banyak juga yang akhirnya merajut sebuah rumah tangga. Jealous? Engga kok. Ya sedikit mupeng sih wkwkw baper lagi kan huaaaaa... Mamak gue pun berharap hal yang sama dong, intinya biar gue cepat nikah, oke sip. Gue gak mau cepat-cepat pacaran hanya karena gak mau kalah sama teman-teman gue yang baru jadian itu. Because love is not as easy as that.

Everything need process. I'm still praying to be a better woman to my future man. Gak cuman gue aja yang mau mendapatkan yang terbaik, tapi terlebih dahulu gue harus mempersiapkan diri gue untuk jadi yang terbaik. Yang terbaik tentunya bukan cuma untuk my next future man tapi terlebih yang terbaik untuk Tuhan, seperti buku yang pernah gue baca zaman kuliah dulu judulnya Lady in Waiting yang ditulis oleh Jackie Kendall dan Debbie Jones. Well, being single is not a big deal. I still can spread my love to the others, family, and especially to my self. Berbicara tentang cinta, untuk mencintai dan dicintai tidak butuh satu atau dua syarat untuk memenuhinya. Itu sebabnya banyak pepatah mengatakan "cinta tak bersyarat dan tak kenal alasan". Cinta itu datang dengan seperti angin, tak bisa dilihat tapi bisa dirasakan kedatangannya. Everyone is entitled to love and be loved. But everyone has different way of stating and feeling the love itself. 

Kalau pun gue masih belum merasakan cinta dari seorang pendamping hidup saat ini, gue masih tetap bersyukur bisa merasakan cinta yang tulus dari keluarga gue, teman-teman, sahabat, dan terlebih cinta yang terbesar yang daripada Tuhan. Welcoming the new year, I just have one resolution, spreading love to the world and find the sincere love from God which is delivered to me by someone with his God's heart :)





Love,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Profesional

DTU Kesampataan DJBC Angkatan VI Tahun 2015

Setelah menghilang selama lima minggu terhitung dari 3 Agustus 2015 sampai dengan 4 September 2015, akhirnya gue kembali ke peradaban dunia orang normal. DTU Kesamaptaan adalah salah satu diklat wajib yang harus diikuti oleh seluruh pegawai baru di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
samapta /sa·map·ta /v siap siaga
kesamaptaan /ke·sa·map·ta·an /n perihal samapta; kesiapsiagaan
Seminggu pertama ditempa dalam DTU Kesamaptaan di Pusdiklat Bea dan Cukai, semua siswa dan siswi mengalami masa-masa yang disebut Minggu Penyegaran (Minggar). Itulah yang katanya adalah masa-masa terberat dalam DTU Kesamaptaan. Dari mulai di suruh masuk got belakang kantor (yang terkenal dengan nama Sungai Gangga) sambil guling-guling, merayap dan berendam bagaikan sedang berada di perendaman air lumpur plus bau-bau selokan yang gak bisa diceritakan bagaimana rasanya saking gue muak mengingatnya iyuuuhhh. Ada lagi yang namanya long march yaitu jalan kaki berkelompok pada area yang cukup panjang sambil bernyanyi-nyanyi yel-yel ala samapta. Gempor banget ini kaki sumpah. Selain berendam di Sungai Gangga ada juga yang namanya Kolam Sukun, letaknya di lapangan hijau Pusdiklat Bea dan Cukai. Jangan ditanya isinya Kolam Sukun apa aja, gue bahkan pernah menemukan bangkai kodok mengambang di air kolam. Rutenya singkatnya begini, bangun pagi sebelum pukul 04.00 WIB karena pada tersebut akan dilaksanakan senam pagi di lapangan hitam (jangan sampai telat, karena satu orang telat resikonya akan ditanggung oleh semuanya). Setelah senam dipersilahkan untuk pembersihan baik itu mandi, solat subuh atau tidur lagi haha yang penting pukul 06.00 WIB sudah berkumpul untuk sarapan pagi dan segera dilanjutkan dengan berbagai kegiatan minggar. Hal ini berlangsung sampai lima hari ke depan.

Minggu kedua, para siswa dan siswi diberikan "teman" yang harus dijaga dan dibawa kemana pun kita pergi, yaitu Senapan Laras Panjang "Velvet" yang mirip bentuknya dengan AK. Senjata ini beratnya hampir 5 kg. Selain harus membawa Velvet, siswa dan siswi diberikan hadiah berupa bungkusan pasir seberat 5 kg (untuk siswa) dan 3 kg (untuk siswi) yang disimpan di dalam ransel dan harus dibawa kemana pun bersanding dengan Velvet. Kebayang gak beratnya kaya apa huhu. Hal ini bertujuan untuk melatih kekuatan siswa dan siswi ketika nanti diminggu keempat akan melaksanakan kegiatan luar di Ciampea, Bogor. 

Lagi asik-asik tidur terus ditembakin, diserine, dibangunkan secara paksa untuk kumpul dilapangan (kegiatan ini namanya stealling) dengan berpakaian lengkap dengan segala perkakas (baju PDL, senjata, topi, kaos kaki, sepatu, kopel, veples, dan ransel) dalam waktu kurang dari tiga menit. Gimana coba?? Dan bagi siapa yang tidak berpakaian lengkap akan dikenakan sanksi yang sangat memalukan. Contohnya, tidak membawa senjata, akan diberikan batang pohon besar sebagai senjata pengganti yang harus dibawa kemana-mana, jadi double senjata gitu wkwk kasian. Tidak membawa veples (tempat minum) diganti dengan dirigen karbol tanpa tutup ukuran satu liter yang diisi sedikit air dimana airnya tidak boleh tumpah (ini hukuman buat gue huhu). Ada juga yang waktu tidur lagi maskeran (siswi pastinya) tiba-tiba di stealling mati gak? haha lucu-lucu deh. 

Minggu ketiga ini cukup membosankan karena sudah mulai jenuh dengan kegiatan-kegiatan yang ada haha. Kecuali kegiatan hot plate, dimana siswa dan siswi dijemur di lapangan hitam dengan telanjang kaki tengah hari bolong sambil senam senjata brrr. Yang siswa malah disuruh sambil buka baju, kebakar semua deh kulitnya. Minggu ketiga mulai ada latihan bersama untuk demo penampilan pada saat penutupan nanti. Lanjut ke minggu keempat dimana siswa dan siswi diboyong untuk latihan luar di daerah Ciampea, Bogor. Disana diberikan kesempatan untuk latihan menembak dengan senapan laras panjang yang bernama Senapan Bea dan Cukai (SBC) dan juga dengan pistol. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa selama hidup gue (noraaaaakkk). Di Ciampea juga dilatih Patroli Penyamaran ala-ala Kopassus. Satu kata yang menceritakan masa-masa samapta saat di Ciampea, SERU!!!

Minggu kelima tibalah saat sibuk berlatih untuk demo penampilan dan kreativitas siswa dan siswi DTU Kesamaptaan Angkatan VI Tahun 2015 (yang dikenal dengan julukan angkatan SEBLAK wkwk). Ada demo bela diri karate, bongkar pasang senjata (ini demo yang gue ikuti), dan kolone senjata. Semua siswa siswi berlatih untuk menampilkan yang terbaik pada saat upacara penutupan nanti. So, far minggu-minggu terakhir atmosfernya sudah tidak seseram minggu-minggu sebelumnya, malah lebih fun dan asik. Tapi tetap harus waspada karena bisa jadi pelatih iseng dan setiap pelatih iseng ada aja caranya yang bikin semua siswa siswi kesal. Huaa jadi kangen samapta nih (kangen orang-orangnya tapinya, bukan kangen kegiatannya). Satu sisi merasa beruntung bisa menjalankan diklat DTU Kesamaptaan ini, benar-benar dapat melatih mental dan fisik (setelah samapta gue jadi berotot dong, gokil yee. Gimana engga, tiap subuh senamnya disuruh push up dan sit-up hampir 100 kali sehari). Tujuan DTU Kesamaptaan sendiri antara lain menyiapkan mental dan fisik pegawai DJBC dalam menjalankan tugas dimana saja ditempatkan.


Tips and Trick:
  1. Pastikan semua barang bawaan wajib sudah dibawa. Jangan lupa juga barang "wajib" tambahan seperti Minyak Tawon, Autan, dan plastik kecil untuk menyembunyikan daleman atau alat mandi selama minggar wkwkw karena sewaktu minggar semua siswa dan siswi tidak boleh mandi dan berganti pakaian dalam sama sekali.
  2. Bawa uang cash yang banyak berjaga-jaga kalau selama samapta ada barang atau makanan yang ingin dibeli. Tidak boleh jajan atau membeli barang dari luar sih, tapi secara diam-diam kita bisa minta titip ke CS barak wkwkw.
  3. Pintar-pintar membuang sampah sehabis jajan. Jangan sampai ketahuan kalau kamu habis jajan sama pelatih atau penyelenggara, bisa-bisa nanti seangkatanmu dihukum wkwk kayak angkatan VI ini yang ketahuan jajan seblak sampai Rp. 200.000,- makanya disebut angkatan SEBLAK wkwk.
  4. Jaga kesehatan. Makan apa saja yang disuruh makan. Ampuh deh bisa membantu jaga stamina juga. Ingat kata pelatih yang membuat diri kita sakit itu, ya kita sendiri. Makanya dinikmatin aja jangan dibawa susah atau mengeluh.
  5. Diminggu-minggu waspada, pakailah PDL pada saat tidur, guna mempercepat pergerakan pada saat ada stealling.
  6. Jangan baper. Ini yang paling penting, kalau kamu baper sedikit aja, bisa-bisa makan hati sendiri atau dongkol sewaktu di'kerjain' sama pelatih. Bawa fun aja dan nikmatin semuanya, seolah-olah lagi outbond gratis.
  7. Pothographer pertanda akan ada kegiatan yang "sesuatu" banget. Nanti analisa sendiri ya. Kurang seru kalau gue kasih tau tanda-tandanya haha.
  8. Sebelum samapta lebih baik tanya senior, apa saja yang harus disiapkan. Dan tanya juga gimana pengalaman dia saat samapta, karena tiap angkatan pasti berbeda-beda momen berkesannya.
  9. Salah satu siswa DTU Kesamaptaan Angkatan VI Tahun Anggaran 2015 membuat Ultimate Guide Samapta, silahkan dibaca-baca di sini.

DTU Kesamaptaan DJBC Angkatan VI Tahun Anggaran 2015




Salam siswa,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments