Showing posts with label Song. Show all posts
Showing posts with label Song. Show all posts

In Life Personal Song

Natal di Hatiku

December 26th, 2016
03.02 WIB

I was barely alive.
Too happy to forget the Christmas time. Every year in Christmas day, being a Christian that I am, has my own tradition to think, brood, and write. Ya, because I don't want to forget every grace that I got in every Christmas day (ya you know that I have a short-memory-brain-syndrome, right?). This year, I was so excited in every time I wait on the Lord's will and let Him speak to me. Does the Lord speak to me? How come? You won't get it, unless you're one of the people like me who understands that Christian is supposed to be based on personal relationship with God. And this I found very beautiful even sometimes confusing, but I know He will speak to me in His right way.

I have some things to wait for the God's answer this year. Personally, I'd make a list of hopes and prays for this year but I figured there are too many things. In the beginning, I trust that God will answer my pray, everything that I asked in His right time. And in this time I was so excited to let my self seek Him and let Him speak to me. I feel that God always be with me and hope that He will give me the answer of my pray. Surprisingly, it start to feel the Christmas season and the end of the year, the more I expect God to answer all my prays as soon as possible (because I was still wondering there will be so many miracles in the Christmas day). Nope. That's my ego when I forced the Lord to grant. So bad. But after a conflict of conscience for long enough time (maybe around a month when I started being busy with the preparation of Christmas serving), I'm fully aware that my life is under the power and authority of God alone.

I realize on something.
When you're all grown up, you don't list for things you want for Christmas. You list the things that you are thankful for all year round.
Yeah I was wrong about my list of hopes and prays. No no no, it was not about my list but about my self. Ya, I was wrong because I forced the Lord to answer my list.

I should figure there are too many things I'm grateful for. Christmas is the right time to being grateful for getting the good news about the birth of Jesus Christ. Without any list of hopes, the Lord has given to me the most precious One whom love the world. Without any asked, He'd love you, bless you, and keep you. The born of Jesus Christ in our heart is the truest meaning of Christmas. Christmas isn't Christmas till it happen in your heart. So, don't prepare your list of hopes in the Christmas day, but firstly and the most important is prepare your heart to let Him comes and lives. How to make it happen? Pray to God. Ask Him to give you worthy heart so that your life can condescend Him. So, your heart will ready to welcoming His birth for this world.
Natal di Hatiku (Cipt. Jonathan Prawira)
Seperti palungan,
layakkanlah hatiku menyambutMu Tuhan
Seperti emas, kemenyan dan mur,
biar hidupku berkenan padaMu

Sebab natal tak akan berarti tanpa kasihMu lahir di hatiku,
Hanya bersamaMu Yesus kurasakan selalu indahnya natal di hatiku  
Bersama paduan suara surga ku bernyanyi,
Kemuliaan di tempat maha tinggi,
Dan damai sejahtera di antara manusia,
Yang hidupnya berkenan kepadaMu
The Word became flesh and made his dwelling among us. We have seen his glory, the glory of the one and only Son, who came from the Father, full of grace and truth.
(John 1:14 NIV)


Merry Christmas,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments


In Life Personal Song

Great is Thy Faithfulness


As December approaches, I personally got very excited for the upcoming year (and also for my birthday hihi). 
Welcome 24! Yeay...
Getting older is something excited to feel but also something worry too. I thank God for every morning that I woke up, because morning by morning new mercies I see. This year I got new atmosphere of being older, like a garden fully with colorful flowers and rain came with the shining rainbow. Ah so great beautifully! I know that God loves me more and more and more. By His grace I can through pass a year in my life. One of the solid proof of how amazing God’s work is on how I passed my life without any significant affliction. God is good :)

I see the world a bit wider this year, to embrace more opportunities the which lies in front of me of focusing on God, family, and work. Man? Not yet haha (still pray for it xixi). I feel that God is completely blessing me up this year. But it didn't mean that something come without any obstruction. The obstruction must be exist in every life of humanity, but something I called bless is I can go with God in any hard situations in my life.

When ‘teen nowadays’ are not me anymore, I should start to think hard about the future. Twenty four years old is not a teen anymore, I must be one step closer to maturity and wisdom of life. "Happy birthday, Dee! Semoga semakin bijaksana dan dewasa dalam perkataan dan perbuatan ya!" That's one of my friends' hope for me on this birthday. "Dan semoga cepat-cepat ditemukan oleh jodohnya" Another lovelife hope, ada AMEN? Amin haha. 

Anyway, I and my church choir sang "Great is Thy Faithfulness!" on my birthday. I think this song is really show me up how God bless my life, and your life too.

“Great is Thy faithfulness,” O God my Father,
There is no shadow of turning with Thee;
Thou changest not, Thy compassions, they fail not
As Thou hast been Thou forever wilt be.

Summer and winter, and springtime and harvest,
Sun, moon and stars in their courses above,
Join with all nature in manifold witness
To Thy great faithfulness, mercy and love.

Pardon for sin and a peace that endureth,
Thine own dear presence to cheer and to guide;
Strength for today and bright hope for tomorrow,
Blessings all mine, with ten thousand beside!

“Great is Thy faithfulness!”
“Great is Thy faithfulness!”
Morning by morning new mercies I see;
All I have needed Thy hand hath provided
“Great is Thy faithfulness!” 
Lord, unto me!

I didn't want to talk to much in this post. I just want to pour how bless I am with the mercy of God within my 24 years old of life. Thank God for you faithfulness to me.





PS:
I didn't achieve my goal about writing in my 23yo huft. Five drafts of ramblings are now safely tucked inside the blog draft folder. Some of my travel achievements this year didn't pour on my blog yet. Poor me on arranging blogging time management! Sorry :(




24yo lady,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song Thoughts

Hidup dalam Kasih SetiaNya

Kebanyakan orang baru sadar how precious something is when they've losed it, right? Ini yang dapat aku simpulkan setelah 23 tahun hidupku di dunia. Ketika jauh dari keluarga, orang baru sadar betapa berharganya keluarga itu. Ketika orang kehilangan teman, orang baru sadar betapa berharganya seorang teman itu. Ketika kehilangan kesehatan, orang baru sadar betapa berharganya kesehatan itu. Inilah yang terjadi saat rasa syukur itu bukan lagi menjadi sesuatu yang patut dilakukan atas setiap sel-sel kehidupan, ketika rasa syukur itu memudar sedikit demi sedikit saat kita merasa terlalu nyaman dengan 'this-is-my-life-what-is-your-bussiness?'. 

Yeah, I'm the one with that syndrome setelah seminggu ini ditegur sama Tuhan (thank God) dan baru tertampar dengan kotbah di ibadah kebaktian pemuda gereja malam ini. Seminggu ini aku yang selalu merasa kuat dan tangguh akhirnya tumbang juga. Disaat harus belajar dan ujian, hal yang paling sulit adalah dalam kondisi sakit dan jauh dari keluarga. Tiga hari di awal minggu tersebut, aku menyangkal teguran itu dan tetap bertahan dengan kekuatanku sendiri, aku tidak mungkin kalah dengan kelemahan ini. Itu pikirku. Tapi dihari keempat, di malam menjelang ujian, I'd losed my focus and felt so dizzy. Jangankan belajar, bernafas saja sulit. Disitulah aku berdoa kepada Tuhan meminta kesembuhan. Luar biasa beberapa menit setelah aku berdoa, Tuhan menjawabnya. Aku sehat kembali. Bersyukur sekali rasanya saat itu. Memanglah kesehatan itu menjadi disadari sangat berharga ketika kita jatuh sakit.

Tapi setelahnya, ya balik lagi. 'This-is-my-life-what-is-your-bussiness?', lupa kalau ada campur tangan Tuhan dalam kepulihanku. Sampai ketika, malam ini di ceritakan bagaimana penyertaan dan kasih setia Tuhan ketika ancaman pembunuhan mengancam Daud. Satu ayat dari Mazmur 15:17 "Tetapi aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku". Didalam ancaman, Daud masih mau bersorak-sorai atas kasih setia Tuhan Allah, sungguh hal ini bergeming nyaring di hatiku. Ini bukanlah hidup yang terjadi karena kekuatanku, ini bukan hidupku. Aku menyadari bahwa hidupku dan hidupmu bisa benar-benar hidup semata-mata hanya karena kasih setia Tuhan Allah, dan semestanya memang hidup ini adalah milik Tuhan. Kekuatan dan ketangguhan yang aku dan kamu rasakan saat ini adalah salah satu bagian kecil dari kasih setia Tuhan yang diberikan kepada umatNya, bukan karena kuat kita sendiri. Aku jadi teringat satu lagu yang juga dinyanyikan pada ibadah kebaktian pemuda malam ini. Lagu yang sangat ingin aku nyanyikan namun aku tak berdaya untuk menyanyikannya, entah kenapa suaraku tidak keluar sama sekali. Mungkin Tuhan sedang menyuruhku untuk mendengarkan saja setiap lirik dan alunan musik lagu ini. Dan aku tertegun.
Kasih setiaMu yang kurasakan
Lebih tinggi dari langit biru
KebaikanMu yang t'lah Kau nyatakan
Lebih dalam dari lautan

BerkatMu yang telah ku terima
Sempat membuat ku terpesona
Apa yang tak pernah ku pikirkan
Itu yang Kau sediakan bagiku
Siapakah aku ini Tuhan jadi biji mataMu?
Dengan apakah ku balas Tuhan s'lain puji dan sembah Kau?
Itulah respon yang bisa aku komitmenkan saat ini. Betapa berharganya setiap detik hidup ini oleh kasih setiaNya. Betapa berharganya nafasku, bertapa berharganya keluargaku, betapa berharganya temanku, betapa berharganya kesehatanku, dan betapa berharganya kehidupanku, ALL THE TIME. Every single of my breath, life is too precious to be wasted because the Lord has given it to us without asking any reciprocity. Jadi, bersyukurlah! Puji dan sembahlah Tuhan Allah yang telah menyatakan kasih setiaNya dalam hidup ini.




Wish it can be a blessing,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

B'rikan Ku Hati Seperti HatiMu

Kejenuhan dalam pelayanan sedang gue rasakan saat ini. Terkhusus dalam pelayanan pemuda di gereja gue. I don't really know about the causes of my serving saturation. Oh, God! I have been crying :(. But, everytime saat gue merasa jenuh, I started to think about God. Tuhan bahkan tidak pernah lelah bekerja dalam hidup gue. Bersyukur banget masih diingatkan Tuhan akan hal itu, terima kasih Tuhanku.

Basicly, apa sih makna pelayanan bagimu? Kenapa kamu mau ambil peran dalam suatu pelayanan rohani? Makna pelayanan bagiku sendiri adalah suatu anugerah Tuhan yang diberikan secara istimewa melalui diri kita yang harus kita pergunakan untuk memuji dan membesarkan nama Tuhan. Jadi, yang menjadi center of point dalam pelayanan kita sepenuhnya adalah Tuhan, not yourself. Being a servant of God is the highest honor thing in my life. How about you? 

Sedari dulu kita sudah paham benar, bahwa menjadi pengikut Kristus is not an easy way of life. Sama seperti menjadi pelayannya. Anugerah sebagai pelayan Tuhan adalah hal yang sungguh mulia, namun begitu banyak tantangan yang menanti kita di depan mata. Salah satu tantangan terbesar dalam pelayanan adalah dirimu sendiri. How could it be? Ya seperti gue sekarang ini, jenuh dengan pelayanan, it means jenuh dengan anugerah Tuhan, bukan? It's hard to tell you about my guilty feeling in my serving lately arghhh... But God know it and He tries to warn me through a simple song which reminds me that I'm serving of God. Lewat lagu B'rikanku Hati Seperti HatiMu ini, let's learn about sikap seorang pelayan.

B'rikanku hati
Seperti hatiMu
Yang penuh dengan belas kasihan

B'rikanku mata
Seperti mataMu
Memandang tuaian di sekelilingku

B'rikanku tanganMu tuk melakukan tugasku
B'rikanku kakiMu melangkah dalam rencanaMu

B'rikanku
B'rikanku
B'rikanku hatiMu


According this song, there are three characters of God's servants:
Hati yang penuh dengan belas kasihan - Menjadi serupa dengan Allah adalah kodrat manusia sejak masa penciptaan. Maka dengan demikian haruslah kita mempunyai hati seperti Kristus, yaitu hati yang penuh dengan belas kasihan. Tuhan Yesus sendiri telah banyak melakukan mujizat, dimana hatiNya tergerak oleh belas kasihan dan akhirnya menyembuhkan serta melakukan banyak mujizat yang membawa sukacita bagi banyak orang. Seperti pada saat Yesus berbelas kasihan terhadap orang banyak (Matius 9:13), Yesus memberi makan lima ribu orang (Matius 14:14), Yesus menyembuhkan dua orang buta (Matius 20:34) dan banyak hal lainnya. Bahkan menurut Paulus, Kristus memiliki hati yang berbelas kasih (Filipi 2:1). Sebagai orang-orang pilihan Allah yang yang dikasihi Allah, kita diwajibkan untuk berbelaskasihan, rendah hati, lemah lembut, dan sabar (Kolose 3:12).
Mata yang memandang tuaian - Pelayan tidak memandang buluh, artinya tidak memilih-milih siapa saja yang mau dilayani. Seperti Tuhan Yesus yang selalu setia melayani semua orang. Mulai dari Zakeus si pemungut cukai, 5000 orang yang Dia beri makan dengan 5 roti dan 2 ikan, janda miskin, orang buta, dan bahkan semua umat manusia. Kalau Tuhan Yesus saja tidak memandang buluh, kenapa kita harus memilih-milih siapa orang yang mau kita layani?
Tangan dan kaki yang bekerja - Ketika saya berpikir mengenai hidup dan pelayanan Yesus, saya ingat bagaimana Dia memakai tangan-Nya untuk memberi harapan dan kesembuhan. Dia menjamah yang sakit, menggendong anak-anak kecil, memecahkan roti bagi yang lapar, dan membiarkan tangan-Nya dipaku di kayu salib bagi dosa-dosa kita. Dalam Yohanes 13 kita membaca bahwa Yesus menunjukkan sikap rendah hati yang mengagumkan dengan membasuh kaki para murid-Nya dan berkata kepada mereka, "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu" (ayat 14). Hal ini dalam konteks lain juga dapat dikaitkan dengan pelayanan sebagai anggota tubuh Kristus, seperti layaknya tubuh yang terdiri dari banyak anggota tetapi dalam satu tubuh, pelayanan juga memiliki prinsip yang sama. Bukan hanya tangan saja atau kaki saja yang bekerja tetapi kedua sama-sama bekerja untuk saling menopang dan melengkapi. Tidak ada yang lebih spesial atau tidak ada yang tidak spesial. Seperti tangan yang melakukan tugas Allah dan kaki yang melangkah dalam rencanaNya. Tidak bisa salah satu saja yang berjuang namun haruslah keduanya. Seperti yang tertulis dalam 1 Korintus 12:12 "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus."  
Inti yang dapat diambil dari lagu tersebut adalah, semua pelayanan sumbernya adalah dari Allah dan kepada Allah juga kita diberi karunia untuk melayani. Bukan dari kuat diri kita sendiri, melainkan hanya karunia Allah semata.




Selamat melayani,
Dewi Lestari Natalia. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

Pemahaman Lagu "It is Well with My Soul"

It's a passover time of this year that reminded and reprimanded me hardly about how to struggle in the hard situation, when you felt alone and thought that Jesus didn't care about your life. In the passover devotion in my church last night, the preacher told the story about a hymn song writer, Horatio G. Spafford. The preacher told us how Spafford can struggle in the middle of his pain and sadness. All of Spafford's story is written in the song "It is Well with My Soul" or "Dung Sonang Rohangku" in the bataknese.
Background Story
Horatio Spafford (1828-1888) was a wealthy Chicago lawyer with a thriving legal practice, a beautiful home, a wife, four daughters and a son. He was also a devout Christian and faithful student of the Scriptures. His circle of friends included Dwight L. Moody, Ira Sankey and various other well-known Christians of the day.

At the very height of his financial and professional success, Horatio and his wife Anna suffered the tragic loss of their young son. Shortly thereafter on October 8, 1871, the Great Chicago Fire destroyed almost every real estate investment that Spafford had.

In 1873, Spafford scheduled a boat trip to Europe in order to give his wife and daughters a much needed vacation and time to recover from the tragedy. He also went to join Moody and Sankey on an evangelistic campaign in England. Spafford sent his wife and daughters ahead of him while he remained in Chicago to take care of some unexpected last minute business. Several days later he received notice that his family's ship had encountered a collision. All four of his daughters drowned; only his wife had survived.

With a heavy heart, Spafford boarded a boat that would take him to his grieving Anna in England. It was on this trip that he penned those now famous words, When sorrow like sea billows roll; it is well, it is well with my soul..

Philip Bliss (1838-1876), composer of many songs including Hold the Fort, Let the Lower Lights be Burning, and Jesus Loves Even Me, was so impressed with Spafford's life and the words of his hymn that he composed a beautiful piece of music to accompany the lyrics. The song was published by Bliss and Sankey, in 1876.

For more than a century, the tragic story of one man has given hope to countless thousands who have lifted their voices to sing, It Is Well With My Soul. 
Song Lyric 
When peace, like a river, attendeth my way,
When sorrows like sea billows roll;
Whatever my lot, Thou hast taught me to say,
It is well, it is well with my soul. 
Refrain:
It is well (it is well),
with my soul (with my soul),
It is well, it is well with my soul. 
Though Satan should buffet, though trials should come,
Let this blest assurance control,
That Christ hath regarded my helpless estate,
And hath shed His own blood for my soul.

My sin, oh the bliss of this glorious thought!
My sin, not in part but the whole,
Is nailed to His cross, and I bear it no more,
Praise the Lord, praise the Lord, O my soul!

For me, be it Christ, be it Christ hence to live:
If Jordan above me shall roll,
No pang shall be mine, for in death as in life
Thou wilt whisper Thy peace to my soul.

And Lord haste the day, when my faith shall be sight,
The clouds be rolled back as a scroll;
The trump shall resound, and the Lord shall descend,
Even so, it is well with my soul.


“Be careful for nothing; but in every thing by prayer and supplication with thanksgiving let your requests be made known unto God. And the peace of God, which passeth all understanding, shall keep your hearts and minds through Christ Jesus."
(Philippians 4:6-7)


References:
http://www.sharefaith.com/guide/Christian-Music/hymns-the-songs-and-the-stories/it-is-well-with-my-soul-the-song-and-the-story.html




....
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

Pemahaman Lagu "Berserah Kepada Yesus"

I love hymn songs. It was beginning in the early time I'd joined PSPO UI. I realized how beautiful the hymn songs are. Its distinctive music, wonderful lyric, lovely classic tones, and the story behind the song (which certainly come from the God's Word based on the author's experience with God). That's really touching my heart. I love it. Especially I love how the song writer may be so wise to write the song based on God's Word.

One of hymn songs that I love so much is KJ-364 Berserah Kepada Yesus (All to Jesus I Surrender). I feel strengthened through this song during the last year, 2014. In many situation, God seemed singing this song to me, I heard it in the deep of my heart earring. When I was afraid of something or being anxious waiting for something, and even in the over excited situation. This song remembered me that in the all situation we must surrender all to Jesus. That's it. The clue is: "Many are the plans in a person's heart, but it is the LORD's purpose that prevails" (Proverbs 19:21-NIV). What can people do? We surrender all to Jesus :)

Background Story
Lagu ini ditulis oleh seorang guru seni Amerika yang juga seorang musisi bernama Judson Wheeler Van DeVenter (1855–1939) bersama dengan Winfield S. Weeden (1847–1908) yang mengaransemen musiknya. Lagu ini di rilis pada tahun 1896 (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Yamuger pada tahun 1975) dengan judul asli All to Jesus I Surrender atau I Surrender All pada Gospel Songs of Grace and Glory, sebuah koleksi lagu-lagu hymn karya musisi hymn ternama, termasuk Weeden, Van DeVenter, and Leonard Weaver, dan dipublikasikan oleh Sebring Publishing Co.
Judson Wheeler Van DeVenter lahir di tanah pertanian dekat Dundee, Michigan pada tanggal 5 Desember 1855. Ayahnya bernama John Wesley van Deventer dan Ibunya bernama Eliza Ann (Wheeler) van Deventer. Judson menerima Kristus dalam hidupnya ketika berumur 17 tahun. Ia merupakan lulusan dari Hillsdale Collage dan aktif menjadi guru seni dan pelaku seni. Selain itu, ia juga belajar dan mengajar musik dan mampu menguasai 13 alat musik dan sering menulis lagu juga belajar menggambar dan melukis. Ia aktif dalam pelayanan di Gereja Episcopal-Methodist sebagai penginjil. Melihat kemampuannya, teman-temannya menyarankannya untuk berhenti dari pekerjaan seninya dan menjadi seorang penginjil full-timer. Selama lima tahun Ia bergumul keras dan menimbang-nimbang antara pelayanan dan menjadi seorang seniman. Akhirnya Roh Kudus Tuhan lah yang meyakinkannya untuk menjadi seorang pelayan Tuhan sepenuhnya, seorang penginjil, dan disitulah dalam pergumulannya Ia menuliskan lagu ini "I Surrender All" dimana Ia benar-benar menyerahkan seluruh hidupnya ke tangan Tuhan.
"The song was written while I was conducting a meeting at East Palestine, Ohio, and in the home of George Sebring (founder of Sebring Campmeeting Bible Conference). For some time, I had struggled between developing my talents in the field of art and going into full-time evangelistic work. At last the pivotal hour of my life came, and I surrendered all. A new day was ushered into my life. I became and evangelist and discovered down deep in my soul a talent hitherto unknown to me. God had hidden a song in my heart, and touching a tender chord, he caused me to sing." - Van DeVenter
 Lyric Interpretation
do=es 4 ketuk
Berserah kepada Yesus, tubuh, roh, dan jiwaku;
kukasihi, kupercaya, kuikuti Dia t’rus.
Refrein:
Aku berserah, aku berserah; kepadaMu, Jurus’lamat, aku berserah!
Baitnya yang pertama tertulis bahwa berserah kepada Yesus sepenuhnya dengan tubuh, roh, dan jiwa kita. Seperti yang dikatakan dalam Roma 12:1 "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Semuanya itu harus kita serahkan hanya kepada Yesus bukan pada hal yang lainnya (Roma 6:13,19). Haruslah kita menyerahkan semuanya atas dasar kasih dan percaya kepada Allah, karena hanya Dialah yang akan menuntun hidup kita.
Pada bagian reffrain, lirik yang dituliskan begitu sederhana. Hanya terdapat dua kalimat yang dapat bergabung menjadi satu: aku berserah, kepadaMu, Juruselamat. Dari kalimat yang berulang ini dapat kita lihat betapa penulis begitu berserah kepada Yesus bukan kepada hal lain. Sederhana, namun terkena sekali makna dan tujuannya.
Berserah kepada Yesus, di kakiNya ‘ku sujud.
Nikmat dunia kutinggalkan. Tuhan, t’rima anakMu!
Baitnya yang kedua masih diawali dengan kalimat "Berserah kepada Yesus", begitupun baitnya yang ketiga sampai kelima. Betapa penulis sangat ingin menyerahkan segalanya hanya kepada Tuhan. Disinilah kita dapat melihat kepercayaan penuh sang penulis kepada Yesus, sampai penulis rela menyerahkan semuanya hanya kepadaNya, bersujud di kakiNya, dan meninggalkan nikmat dunia yang telah ia peroleh selama ini. Allah pun mengajarkan kita untuk meninggalkan dunia ini dalam Titus 2:12-14. Tuhan, terima anakMu, merupakan lirik yang menggambarkan kerendahan hati penulis yang meminta Tuhan untuk menerima dirinya.
Berserah kepada Yesus, aku jadi milikMu.
B’rilah RohMu meyakinkan bahwa Kau pun milikku!
Seperti yang tertulis dalam Roma 8:14-16 bahwa semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah. Siapa yang disebut sebagai anak-anak Allah pastilah adalah milik Allah sepenuhnya dan Allah ada dalam dirinya.
Berserah kepada Yesus, kuberikan diriku.
B’ri kasihMu dan kuasaMu, Ya, berkati anakMu!
Bait keempat memiliki makna yang hampir sama dengan bait pertama. Di bait keempat ditegaskan bahwa penulis memberikan diri kepada Yesus untuk menjadi pelayanNya (dalam hal ini sebagai penginjil). Dengan penyerahan tersebut, penulis memanjatkan doa agar Tuhan memberinya kasih dan kuada untuk melakukan setiap pekerjaan Tuhan yang telah dipercayakan kepadanya. Serta meminta berkat dari Tuhan dalam menjalani pekerjaannya di ladang Tuhan sebagai penginjil. Yang dilihat dari lirik ini adalah ketika kita sudah menyerahkan diri kita kepada Tuhan, jangan lupa untuk tetap berdoa meminta kasih, kuasa, berkat, dan penyertaan Tuhan dalam menjalani hidup kita.
Berserah kepada Yesus, kurasakan apiNya.
Kar’na s’lamat yang sempurna, puji, puji namaNya!
Bait akhir ini merupakan akhir dan hasil jika kita berserah kepada Yesus, yaitu merasakan api kemuliaanNya yang senantiasa menghangatkan kita. Artinya, jika kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, bukan berarti kita tidak mendapatkan apa-apa. Melainkan kita memperoleh api kemuliaan Tuhan yang selalu menguatkan dan menerangi jalan kita. Ini semua hanyalah karena selamat yang sempurna yang dari pada Allah yang selalu menyertai kita. Dan atas itu semua patutlah kita memuji nama Allah yang Maha Besar atas penyertaanNya dalam hidup kita.
 Application (Real Action)
2014 was completely over, filled by this song rhythm. The song is totally teaching me to surrender all of my life to Jesus Christ, all of my fears, all of my worries, and all of me. So, I wouldn't too much worries to walk on my days in 2015. Everything I do and get, as long as I walk with Jesus, I will be fine. That's the best result. Don't forget to pray and praise His name for all of His blessings to me.
"Songs of personal commitment to Christ often stem from a particular experience in the life of the author." - C. Michael Hawn

References:
http://www.hymnary.org/person/VanDeVenter_JW
http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=364&res=kidung_jemaat
http://www.gbod.org/resources/history-of-hymns-i-surrender-all




I Surrender All to Jesus,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments


In Life Song

When Did You Fall by Chris Rice

You're all smiles and silly conversations
As if this sunny day came just for you
You twist your hair, your smile and you turn your eyes away
Come on, tell me what's right with you

Now it dawns on me, probably everybody's talking
And there's something here I'm supposed to realize
'Cause your secret's out and the universe laughs at its joke on me
I just caught it in your eyes, it's a beautiful surprise

When did you fall in love with me?
Was it out of the blue?
'Cause I swear I never knew it

When did you let your heart run free?
Have you been waiting long?
When did you fall in love with me?
When did you fall in love?

Make your way over here, sit down by this fool and let's rewind
Come on, let's go back and replay all our scenes
You could point out the hints, the clues, the twists
And the smiles this time, all the ones that slipped by me

I bet my face is red and you can hear my heart pounding
Well, I guess it don't matter now that I realize
'Cause baby, I missed it then but I can surely see you now
Right here before my eyes, you're my beautiful surprise

When did you fall in love with me?
Was it out of the blue?
'Cause I swear I never knew it

When did you let your heart run free?
Have you been waiting long?
When did you fall in love with me?
When did you fall in love?

Was it at the coffee shop?
Or was it that morning at the bus stop?
When you almost slipped and I caught your hand
Or the time we built the snowman?

The day at the beach, sandy and warm
Or the night with the scary thunderstorm?
I never saw the signs and we've got to make up for lost time
And I can tell now by the way that you're looking at me
I better finish this song so my lips will be free, yeah

Have you been waiting long?
When did you fall in love?
I kept you waiting so long

When did you fall?
Have you been waiting long?
When did you fall in love with me?
When did you fall in love?

Was it at the coffee shop
Or that morning at the bus stop?
I never saw the signs, no, no

'Cause I'm gonna fall, I'm gonna fall
I'm about to fall in love
And I need to know
When did you fall for me?

My lips will be free
My lips are free
My lips are free





Love,
Dewi Lestari Natalia

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal Song

Problems?

prob·lem [prob-luh m]
noun

  1. any question or matter involving doubt, uncertainty, or difficulty.
  2. a question proposed for solution or discussion.
adjective

  1. difficult to train or guide; unruly: a problem child.
  2. Literature. dealing with choices of action difficult either for an individual or for society at large: a problem play.
There is no life without the problems, right?
Karena tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Kita semua adalah manusia yang berdosa, maka dari itu hidup kita pasti tidak lepas dari masalah. Problems. And that's what I feel right now. Actually sih it's not a really big problem, tapi entah kenapa selalu mebayang-bayang kehidupan gue. Bisa dibilang gue termasuk extrovert type of person, but recently I feel like an introvert one. I don't know why. I just feel I've lost, confused, and miss trusted to each other. Gatau deh yah apa sebabnya. Brr, aneh, so weirdooooooo.

Tapi gue berterima kasih sama yang namanya 'sahabat'. Yang mau sharing tentang masalah-masalah dalam hidupnya, sahabat yang mau mendengar (karena bagi gue, mendengar sudah cukup) keluh-kesah dalam masalah gue, dan tentunya sahabat yang masih setia ada dalam setiap masalah yang gue hadapi. Gue bukan orang yang mau terbuka untuk menceritakan masalah, tapi gue cukup terbuka jika ditanya atau diminta untuk menceritakan masalah gue. Terkadang masalah-masalah tersebut dapat menimbulkan suatu spekulasi dari beberapa pihak, baik itu spekulasi positif atau pun negatif. Jangan takut (jika ternyata spekulasi yang ditimbulkan adalah spekulasi negatif) untuk menghadapinya. According to me, masalah itu untuk dihadapi, bukan untuk dihindari atau ditakuti. Stay positive and keep pray on. 

There are some songs to help moving your mood up or just for entertaining your self when you have any problems:
"Our Father knows what's best for us
His ways are not our own
So when your pathway grows dim
And you just can't see Him,
Remember you're never alone" - Trust His Heart by Babbie Mason
"When I find myself in times of trouble
Mother Mary comes to me
Speaking words of wisdom, let it be" - Let It Be by The Beatles
"If you're troubled, you just gotta let it go
If you're worried baby, you just gotta let it go
All your hustles aint for nothing, you just gotta take it slow
When you need me baby, all you do is let it go" - Troubles by Alicia Keys
So, sekarang tau dong masalah-masalah itu mau diapain? Gak peduli spekulasi apa yang timbul, percayalah masalah itu mengajarkan kita banyak hal dan sometimes bahkan bisa mendewasakan kita secara tidak langsung. Let's solve the problems, don't run for it!!! Intinya sabar dan positive thinking. 

Terinspirasi dari sahabat sepelayananku di gereja (dipenghujung tanggal 12 April 2014)




Hello Goodbye Problems,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

Pemahaman Lagu "How Great is Our God"

Malam ini gue jadi Worship Leader (WL) di Ibadah Pendalaman Alkitab (PA) Naposobulung di gereja. Salah satu lagu pujian yang akan dinyanyikan berjudul "How Great is Our God". Some years ago, gue sudah pernah membaca tentang latar belakang lagu ini dan saat ini gue ingin share about the story of this song.

Background Story
Lagu ini pertama kali diciptakan oleh Chris Tomlin, Ed Cash, dan Jesse Reeves pada tahun 2005. Chris Tomlin lahir di Grand Saline, Texas pada tanggal 4 Mei 1972. Ia adalah seorang  musisi kristen komtemporer di America. Selain itu juga Dia aktif menjadi worship leader dan song writer. Tomlin menulis lagu pujian rohani pertamanya pada usia 14 tahun. Setelah kuliah, Ia meneruskan pelayanannya di Harvest Ministry di The woodlands United Methodist Church sekitar tahun 1990. Solo project pertamanya berjudul The Noise We Make yang dirilis pada tahun 2001. Selain berkarir solo, Tomlin juga mempunyai band dan menulis lagu bersama dengan band-nya, yaitu Chris Tomlin (gitar dan piano), Daniel Carson (gitar elektrik, backup vocals), Jesse Reeves (bass, backup vocals), Travis Nunn (drums), dan Matt Gilder (piano, keys).

Chris Tomlin menulis lagu ini saat dia tinggal di Austin, Texas. Menurutnya, dia menulis lagu ini saat dia diingatkan kembali oleh Mazmur 104 yang berbunyi "Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda...." atau dalam terjemahan lain "Bless the Lord, O my soul! O Lord my God, You are very great; You are clothed with splendor and majesty, covering Yourself with light as with a cloak, stretching out heaven like a tent curtain....". Saat itu ia sedang duduk di sofa dalam apartemen kecilnya, Mazmur 104 membukakan kepadanya tentang deskripsi Tuhan yang begitu besar, the glory of majesty menjadi awal ia menciptakan bagian chorus dari lagu ini. Awalnya ia tidak mempunyai ide bagaimana kelanjutan dari lagu ini. Ia ingin membuat lagu rohani yang bisa dinyanyikan oleh berbagai gereja dengan berbagai kebudayaan dan kultur. Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Ed Cash (yang menjadi produser dari lagu ini). Pada pertemuan pertamanya Chris memainkan gitarnya dan sambil mengatakan ini adalah lagu tentang betapa besarnya Allah kita, How Great is Oud God tetapi lagu ini belum selesai, belum mempunyai bagian brigde. Kemudian ia menanyakan pendapat Ed Cash bagaimana kiranya kelanjutan lagu ini. Ed Cash langsung mengambil gitarnya dan bernyanyi begitu saja "You're the name above all names, You are worthy of our praise". Syair inilah yang akhirnya menjadi bridge untuk lagu How Great is Our God. Ed Cash sendiri adalah seorang song writer dan produser musik yang lahir di California Utara dan telah menerima Tuhan sejak umur 5 tahun. 

Pada awalnya, Jesse Reeves (salah satu personel band yang digawangi Chris Tomlin) adalah penulis asli dari ketiga bait (verses) dari lagu How Great is Oud God. Reeves mengatakan "“I had originally written three verses for this song, but I didn’t have a chorus. I gave what I had written to Chris to write a chorus". Bagian chorus tersebut akhirnya datang dan terinspirasi setelah Chris Tomlin membaca Mazmur 104, concerning the greatness, splendor, and majesty in which God wraps himself. Tomlin mengatakan "I started singing a little chorus, ‘How great is our God.’ The truth behind the song is that it is timely, and yet it is timeless. It is something we need to be singing during such a time as this, declaring the greatness and worthiness of our God. As we look around our world, I think the song is important because it gathers us together and points our hearts in the right direction. The verses are very simple, and hopefully they magnify our Lord as they amplify the chorus. What a beautiful picture from the Psalms as our God wraps himself in light and darkness cannot hide from him. I also feel that the melody that carries these truths is from God". 

Interpretation of the Lyrics
Setelah melihat kepada sejarah lagu ini, sekarang gue akan melihat dan mendalami tentang lirik dari lagu ini. Ini adalah interpretasi gue pribadi, bagaimana gue menikmati setiap kata dalam lirik lagu ini. Syair lagu ini adalah sebagai berikut:

Dari judulnya lagu ini ingin menceritakan tentang betapa besar Allah kita. Judul ini mengajak kita untuk membayangkan pribadi Allah itu sendiri berdasarkan yang ditulis dalam Mazmur 104. Baris pertama pada bait pertama lagu ini dapat dilihat bahwa Allah dianalogikan seperti seorang raja. Raja yang agung (splendor), yang berbajukan kemuliaan (majesty). Majesty is sovereign power, authority, dignity: the quality or state of being worthy, honored, or esteemed. Jadi, Allah sendiri dipenuhi dengan kekuatan tertinggi and worhty to be honored. Seperti yang dikatakan pada Mazmur 93:1 "TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang". Oleh karena itulah, seluruh bumi (termasuk kita, manusia) meresponnya dengan sukacita (rejoice). We should simply be in awe, in amazement of who God is and how awesome He is.

He wraps himself in light, seperti dalam Firman Tuhan 1 Yohanes 1:5 "Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan." dan Yohanes 8:12 "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.". Jika terang sudah terpanjar, logikanya maka gelap tidak akan terlihat lagi bukan? Ya, kurang lebih seperti itulah Allah kita. Dia punya kuasa untuk menghapuskan kegelapan dalam hidup kita, bahkan kegelapan pun runtuh dan gemetar mendengar suara Allah.

Bagian reff benar-benar ingin menunjukkan kebesaran Allah, dilihat dari syair "How great is our God..." yang diulang berkali-kali dan dipertegas dengan ajakan 'nyanyilah bersamaku'. Bagian reff inilah yang menjadi inti dari lagu. Dalam beberapa versi lagu yang berbeda, bahkan bagian reff dinyanyikan sangat sering dan berkali-kali. Seolah-olah menunjukan dan menegaskan kepada setiap orang yang mendengar bahwa Allah Tuhan kita memang benar-benar besar, GREAT. Kita sebagai manusia harus mengakui kebesaran Allah yang tidak pernah berhenti berkarya dalam kehidupan kita.

Allah terus berkarya dalam kehidupan kita, age to age He stands. He never stop to bless us, bahkan sampai seumur hidup kita dan sampai pada hari terakhir dunia ini. Semuanya ada ditangan Allah, sebab Allah yang punya kuasa. Allah adalah alfa dan omega, yang awal dan yang akhir. Wahyu 22:13 "Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.". 

The Godhead three in one menunjukan dan menjelaskan tentang Allah Tritunggal yang adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiganya punya peran yang berbeda namun tetap satu (three in one). Matius 16:16-17 "Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"", Efesus 4:30 "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.", Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.". 
Allah adalah Singa yang buas yang menyertai bangsa Yehuda dan akan berperang untuk mereka. But also is the gentle Lamb of God who submitted Himself to the Father's will take the place for us that cross. Kejadian 49:8-9 "Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?", Kejadian 22:8 "Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.". The lion and the lamb will lie down with each other now as King Jesus rules over your life and when He returns to reign over this earth.

Pada akhirnya Allah adalah nama dari segala nama. Allah sendiri yang memberikan kita keselamatan. God of majesty worthy of all praise!!! Mazmur 148:13 "Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.", Filipi 2:9-11 "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!". 

Application (A Real Better Act)
Setelah mengetahui makna dan arti dibalik lagu ini, yang secara garis besar menceritakan tentang kebesaran Tuhan Allah, yang adalah Raja agung yang mulia, tindakan apa yang dapat kita ambil? Jadilah pelaku Firman jangan hanya pendengar saja. Gue sendiri diingatkan kembali bahwa Allah yang berkuasa atas segala hal karena kebesarannya yang tidak tersaingi. Bahkan Allah berkuasa atas diri kita, diri gue. Sering kali gue merasa bahwa segala sesuatu hebat dalam diri gue adalah hasil usaha gue pribadi dan lupa bahwa di atas semua ini ada Allah yang memberikan. Jadi gue kembali disadarkan bahwa sepenuhnya diri gue adalah milik Allah, karena kebesaran Allah, gue akan lebih rendah hati dan bijaksana dalam bersikap ke depannya. Tuhan pimpin anakMu ini. Amin :)

References:
http://jasonofgod.com/2011/11/19/story-song-how-great-is-our-god/
http://www.disciplemagazine.com/www/articles/135.385
http://www.songfacts.com/detail.php?id=26457




Praise The Lord,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments


In Life Song

The Name Lives On - David Phelps

Heavenly Father
We heard Your precious name
It stands to reason that a name is just a word
It can be easily be forgotten as soon as it is heard
But one name was spoken before the world's first day
And it will be here when everything that is has passed away

Reff:
Delivered from the lips of God 
To Mary's ears on angel wings 
Jesus, Jesus 
The word that came to life for us 
The song that all creation sings 
Jesus, oh, Jesus 
The proudest nations of the earth 
Have come and gone 
But Jesus, the name lives on 

When I'm awakened by a terrifying dream 
And desperation reaches up and clutches me 
When I am so afraid that I don't even know how to pray 
I simply speak it and I feel it and it chases fear away 

Eternal hope and promise 
The ever breaking dawn 
When time itself is over 
The name lives on



Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

When I Say That I Love You

When I Say That I Love You by Franky Sihombing

You feel that you're lonely, it doesn't prove you are alone
You feel that nobody wants you, it doesn't mean that no one cares about you
Listen to the words I say for I will always be by your side
You mean everything to Me, I will never leave you cause I love you so

If you think that you're nothing, before Me you are something beautiful
If you think that you can't do anything, but you can do a lot of things with Me
Listen to the words I say that I will always be by your side
You mean everything to Me, I will never leave you cause I love you so

When I say that I love you, it means I give the best for you
When I say that I love you, I will give everything for you
No more fear about the future and blame for the past
I'll give everything when I say that I love you

I want you to know that I died for you
I want you to know that I give all My life for you
When I say that I love you...

--

Sekilas lagu ini memang terkesan seperti lagu sekuler yang berbicara seputar cinta. Namun pada kenyataannya, lagu ini memang benar lagu cinta, lagu yang menunjukan betapa Dia sangat mencintai kamu (kita). Jangan salah mengartikan, lagu ini merupakan ungkapan perasaan Aku, yang disini adalah Tuhan Yesus sendiri, dengan kamu yaitu kita, anak-anakNya. Lagu ini mengungkapkan betapa Tuhan Yesus sangat mencintai dan mengasihi kita. Saat kita kesepian, saat tidak ada orang yang menginginkan kehadiran kita, saat kita merasa bahwa kita bukan siapa-siapa, atau pun di saat kita tidak bisa melakukan apa-apa, ada Tuhan Yesus yang selalu setia mencintai kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita dan membiarkan kita sendirian, Dia akan memberikan semua yang terbaik untuk kita. Bahkan Dia rela memberikan hidupNya, mati di kayu salib hanya untuk kita. Jadi jangan lagi kita takut akan hari esok dan terjebak dalam masa lalu, sebab saat Tuhan sudah menyatakan bahwa Dia mengasihi kita, Dia akan selalu ada buat kita.

Sedikit curhat tentang lagu ini, belakangan lagi suka banget sama lagu ini. Ditengah-tengah segelumit masalah yang ada, lagu ini berbicara banyak dan sangat menghiburkan. Saat ingin mengeluh, teriak, dan nangis sama Tuhan, lagu ini kembali berbicara dan menenangkan. Dan diantara segelumit itu, lagu ini mengajarkan untuk berbuat hal yang sama dengan orang-orang sekitar kita yang kita kasihi. Saat kita mengatakan bahwa kita mengasihi dan mencintai mereka, maka belajarlah untuk selalu ada buat mereka, memberikan yang terbaik untuk mereka, dan tak akan meninggalkan mereka. Seperti halnya Tuhan Yesus yang bahkan sampai rela memberikan hidupNya karena Dia sangat mengasihi kita, supaya kita dapat memperoleh hidup yang kekal, sukacita yang abadi dan penghiburan yang tiada henti. And I am learning about it...

Lagu ini dapat didengar disini :)

John 3:16"For God so loved the world that he gave his one and only Son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life"

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

Terima Kasih Untuk Segalanya

Kita telah bertemu dan saling mengasihi
Tibalah saatnya kita kan berpisah
Suatu hari nanti kita bertemu lagi
Dan saling mengisi, ku rindukan itu

Saat inilah yang membuatku sedih
Sebelum kau pergi 
Ku ingin kau tau ku cinta kau

Terima kasih untuk segalanya
Terima kasih padamu
Masa indah yang t'lah pernah kita lalui bersama-sama
Teruskanlah pelayananmu maju dan terus maju
Kiranya kasih Allah Bapa menyertai kita semua...

Read More

Share Tweet Pin It +1

9 Comments


In Life Song

Make Me A Servant

Hello, blog....
Liburan nih, seperti biasa nulisnya tengah malem buta hehee...
Biasa juga, isinya tentang curhatan hehehee....

Rata-rata isi blog gue emang tentang curhatan semua. Bukan, bukan, bukan karena gue pengen kehidupan pribadi gue dibaca orang, tapi lebih ke membagikan apa yang sedang gue nikmati dan rasakan. Kali ini tentang 'Humble and Meek' alias 'Rendah Hati dan Lemah Lembut'. 

Belakangan ini emang lagi suka banget denger lagu 'Make Me A Servant', entah momen apa yang tiba-tiba mengingatkan gue tentang lagu ini. Liriknya begini:

Make Me A Servant
Make me a servant
Humble and meek
Lord let me lift up those who are weak
And may the prayers of my heart always be
Make me a servant
Make me a servant
Make me a servant today

Lagunya bisa didengar disini.

Gue sendiri sih belom nyari-nyari lagi latar belakang tentang lagu ini, tapi yang sangat gue nikmati adalah liriknya yang sederhana, mengesankan, menyentil, serta dikemas dengan melodi minor yang bisa membuat setiap orang yang menyanyikan terhanyut dalam setiap alunan musiknya (khususnya gue sendiri). 

Sebagai seorang pelayan Tuhan, belakangan gue merasa hanya mengerjakan pelayanan itu seperti marta yang sibuk dengan 'dapur'nya tanpa sadar bahwa ada hal yang jauh lebih penting, yaitu setia mendengar Firman Tuhan. Lima bulan ini tepatnya sampai tanggal 27 Juli 2013 yang lalu, gue sedang sibuk mengambil pelayanan bersama Naposo HKBP Maranatha Rawalumbu Bekasi sebagai seksi acara dalam rangkaian acara parheheon NHKBP Maranatha 2013. Begitu banyak hal yang harus dikerjakan dalam kepanitiaan ini, banyak sekali sampai-sampai tanpa sadar dapat mengerjakannya dengan tensi tinggi dan emosi yang tidak terkontrol. Sampai suatu titik gue merasa benar-benar terlalu fokus mengerjakan hal teknis dan disitulah lagu ini terlintas. Sungguh indah cara Tuhan menegur gue, lewat puji-pujianNya yang indah mengalun dan sangat menyentil hati gue. 

Kalau kita perhatikan liriknya:
Make me a servant, humble and meek - Jadikan aku pelayan yang rendah hati dan lemah lembut
Lord let me lift up those who are weak - Tuhan biarkan aku menopang/mengangkat yang lemah
And may the prayers of my heart always be - Dan biarlah doa dari hatiku selalu ada
Make me a servant today - Jadikan aku pelayan, hari ini.

Rendah hati dan lemah lembut. Gampang sih diucapkan tapi sangat sulit untuk dilakukan.

Seorang yang rendah hati selalu menyadari keterbatasannya, yang memampukan dirinya untuk membuka diri terhadap sesamanya. Ia rela meluangkan waktu untuk belajar dari sesamanya yang lebih ahli daripada dirinya. Dengan cara itu, ia mampu menjadi orang yang lebih baik[1]. Kita perlu dengan rendah hati mengakui, bahwa kekuatan untuk melayani itu datang dari Tuhan karena kita tidak berdaya, kuasa kita melayani itu datangnya dari Tuhan sebab kita tidak punya kuasa, status kita sebagai pelayan itu adalah kepercayaan dari Tuhan, bukan sesuatu yang layak kita dapatkan, kita tidak punya hak apapun sebagai hamba, kita hanya memiliki kewajiban, dalam pelayanan kita sepenuhnya hanya bergantung kepada Allah dan bukan kepada kemampuan kita[2]. Namun, sangat sulit rasanya untuk bersikap rendah hati disaat gue sedang mengerjakan pelayanan itu. Belajar dari hal kecil, perbedaan pendapat contohnya atau dalam hal mengambil keputusan atau dengan bijak menerima berbagai penolakan juga ketidakadilan. Sulit sekali, benar-benar harus berhikmat dan rendah hati menerima segala keterbatasan dan kondisi yang ada. Itu dari sisi rendah hati.

Emosi yang tidak dapat terkontrol dengan baik juga kerap kali gue rasakan, di saat gue merasa letih dan kehilangan semangat serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Emosi dengan tensi tinggi ini pada akhirnya akan berujung pada akar pahit yang menimbulkan kemarahan dan rasa kesal dengan kondisi itu sendiri atau pun dengan beberapa orang sekitar. Hal ini tentu saja tidak mencerminkan sikap lemah lembut sama sekali, bahkan terkesan sangat kasar. Suka ngomel-ngomel gak jelas, suka ngeluh, marah-marah, bentak-bentak bahkan pernah sampai teriak-teriak loh. Menurut gue sih, ini bisa terjadi karena kurangnya rasa rendah hati, seperti yang sudah dibahas di atas, diantara para pelayanNya. Lemah lembut itu penting sebagai penetralisir keadaan yang emosional dan fluktuatif. Wanita yang lemah lembut adalah wanita sabar dan sangat disenangi oleh banyak orang, begitu pun dengan pelayan Tuhan yang lemah lembut, Tuhan pasti suka itu. Dengan kelemahlembutan, segala hal bisa dihadapi melalui kepala dingin dan kasih nyata. 

Dan disaat kepanitiaan itu jatuh, thank God gue bisa lift up those who are weak, walaupun gue juga lemah sama seperti yang lain. Tapi gue sadar, saat itu gue melakukannya bukan karena kerendahan hati gue, tapi karena gue gak mau dibilang lemah, gak ada rendah hatinya sama sekali. Saat itu, gue sejenak lupa bahwa Tuhan yang membuat gue kuat, gue lupa bahwa Tuhan memakai gue untuk mengangkat yang lain. That's not the real God's servant did. Thank God lagi, gue gak perlu berlama-lama merasakan hal seperti itu, karena Tuhan terlebih dulu menyentil gue dengan lagu ini. 

Lewat lagu ini gue belajar beberapa hal, bahwa menjadi seorang pelayan Tuhan bukanlah untuk memegahkan diri dan memenangkan ego kita. Sekalipun kita tidak mendapat perhatian, pujian, popularitas bahkan kemahsyuran malahan sebaliknya kita dicaci, kita dipersalahkan, kita dikritik pedas, kita dianggap remeh, namun ingat Tuhan melihat kerendahan dan ketulusan hati kita dalam melayani. Jadilah pelayan Tuhan yang rendah hati dan lemah lembut yang mampu mengangkat rekan sepelayanannya saat sama-sama terjatuh, dan setia berdoa dalam nama Tuhan untuk setiap pelayanan kita. Make me a servant, make me a servant today...

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Song

Ku Tak Akan Menyerah

Ku Takkan Menyerah
(Jonathan Prawira)

Dalam s’gala perkara
Tuhan punya rencana
Yang lebih besar dari
Semua yang terpikirkan

Apapun yang Kau perbuat
Tak ada maksud jahat
S’bab itu kulakukan
Semua dengan-Mu Tuhan

Reff:
Ku tak akan menyerah pada apapun juga
Sebelum ku coba, semua yang ku bisa
Tetapi ku berserah kepada kehendak-Mu
Hatiku percaya Tuhan punya rencana


Sedikit mau cerita tentang lagu ini.

Lagu ini merupakan salah satu lagu favorit saya, lagu yang selalu menguatkan saya saat kondisi yang lemah, lagu yang mengangkat saya saat terjatuh, lagu yang menegur saya saat saya mulai merasa ketidakbisaan dalam diri saya.

Namun, sebelum bercerita tentang diri saya, mari lihat latar belakang dari lagu ini terlebih dahulu. Lagu ini diciptakan dan dipopulerkan oleh Jonathan Prawira, seorang penyanyi rohani. Buat yang belum mengetahui siapa beliau, beliau adalah seorang inspirator, penulis buku, pencipta dan penyanyi lagu-lagu rohani, yang banyak memberkati jiwa-jiwa melalui lagu-lagu ciptaannya. Tapi jangan salah, kata siapa Jonathan bisa dengan mudah menjadi dirinya seperti sekarang ini. Kalau boleh menengok ke masa lalu, beliau butuh waktu selama 7 tahun sebelum akhirnya lagu pertamanya diterima label rekaman. Dan selama 7 tahun itu, tidak terhitung lagi sudah berapa banyak beliau ditolak label rekaman. Namun dalam 7 tahun itu juga tidak terhitung lagu yang telah beliau ciptakan. Luar biasa bukan? Ditengah penolakan yang beliau alami, namun hal itu tidak mematahkan semangatnya untuk terus berkarya dan menciptakan banyak lagu lagi dan lagi. Yang saya pelajari dalam pengalaman hidup beliau adalah, beliau sama sekali tidak menyerah. Walaupun beliau mengaku pernah kecewa, frustasi, bahkan mempertanyakan janji Tuhan, namun beliau sama sekali tidak mundur. Ia segera memotivasi dirinya kembali dan lari kepada Alkitab, bukan kepada manusia atau pun hal-hal duniawi. Firman Tuhan lah yang telah menguatkan beliau sampai pada akhirnya di tahun 1995, lagu pertamanya yang berjudul "Tunjukan Dirimu" bisa diterima perusahaan rekaman. Sungguh luar biasa, pengharapan dan pelarian dalam Tuhan yang menghasilkan buah yang lebat bagi beliau.

Dari situ saya belajar, bahwa dalam segala perkara, apa pun kondisi kita, baik atau pun sedih, bukan hal yang tepat jika kita langsung menyerah dan terlarut dalam sebuah kekecewaan yang menggores hati. "Jangan Menyerah" dua kata yang terlalu mudah diucapkan untuk memotivasi diri, namun sangat sulit untuk dilakukan. Tapi ingat ayat ini "Filipi 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Ya, dalam Tuhan, kita dapat menanggung semuanya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Mengapa? Karena Dia punya rencana yang lebih besar dari semua hal yang kita pikirkan. Apapun yang Tuhan lakukan tidak pernah bermaksud menjerumuskan kita ke dalam jerat menyakitkan. Oleh sebab itu apa respon kita? Lakukanlah semua hal bersama-sama dengan Tuhan. Dalam kebahagiaan berbagilah dengan Tuhan, dalam kesedihan menangislah bersama Tuhan, dalam kejatuhan janganlah menyerah tetapi melangkahlah kembali bersama Tuhan. Serahkanlah segalanya hanya kepada Tuhan, baik buruknya suka dukanya, semua itu merupakan rencana Tuhan.

Amsal 16:3
"Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu"

Dalam kehidupan saya sendiri, banyak hal jatuh bangun yang saya alami. Terkadang memang terasa terlalu berat untuk dilalui, tapi setelah merefleksikan diri lagi, ternyata Tuhan tidak pernah membiarkan saya terjatuh dalam masalah saya selama ini. Dia selalu mengeluarkan saya dan memenangkan saya dalam setiap masalah yang saya alami. Masalah kesehatan, keluarga, kuliah, pergaulan, bahkan dalam masalah pelayanan sekali pun. Sungguh Allah yang luar biasa. Melalui lagu ini seolah-olah seperti Allah berbicara dalam diri saya, memberi kekuatan dan motivasi untuk tidak menyerah dalam segala perkara yang saya alami. Terima kasih kepada Jonathan Prawira atas lagunya dan seorang teman saya yang memperkenalkan lagu ini kepada saya (sebut saja Mawar, eh Mawar Berduri aja deh hahahaa). 


I LOVE YOU, LORD WHOLEHEARTEDLY!!!

Learn this:
Sometimes kita merasa kita tidak mampu melalui hal-hal sulit dalam hidup kita. Pikiran itu bisa saja terjadi jika kita diam dan menyerah dengan mudah dalam menghadapi hal-hal sulit tersebut. Seumpama sedang dalam peperangan, kita terlalu mudah untuk menyerah dan membiarkan lawan mengalahkan kita. Namun, jika kita tidak menyerah dan terus maju menghadapi hal-hal sulit tersebut bersama dengan senjata terampuh penuh kemuliaan, yaitu Allah dan FirmanNya, percayalah semuanya akan berlangsung baik-baik saja :)



Sumber:

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Song

Pemahaman Lagu 'As the Deer" atau "Seperti Rusa Rindu SungaiMu"

d=do Dari Mazmur 42 "Kerinduan kepada Allah"

Seperti yang telah kita ketahui, Mazmur merupakan kumpulan nyanyian dan puji-pujian kepada Allah. Di Pasal 42 ini bercerita tentang kerinduan kepada Allah. Pasal ini merupakan bagian II kitab Mazmur yang merupakan Mazmur Bani Korah tentang pemusik dan penyanyi liturgi.

Apa yang akan kita lakukan ketika haus? Pastinya akan segera mencaqri minum dan meminumnya, bukan? Begitu pun rusa. Rusa adalah binatang yang tidak bisa menahan rasa hausnya jika mereka kehausan. Bahkan mereka bisa saja melompati pagar pembatas kandangnya untuk mencari sumber air.

Kita, manusia, diibaratkan seperti rusa. Ketika kita haus akan Allah; firmanNya dan pengajaranNya, saat itulah kita pergi untuk mencari Allah dan bertemu denganNya. Jiwa kita senantiasa haus kepada Allah yang hidup walaupun dalam hidup ini kita tidak bisa bertemu dan melihat Allah kecuali melalui karyaNya. Oleh karena itu, janganlah gundah dan kalah dari dunia ini. Berharaplah kepada Allah dan serahkan kehausan kita kepadaNya. Bawalah rasa syukur kita kepadaNya karena Dialah penolong kita dan satu-satunya yang dapat memuaskan rasa haus kita.

Sejarah Lagu
Judul asli lagu ini adalah As the deer diciptakan oleh Martyn J.Nystrom pada tahun 1981. Sebuah panggilan yang mendalam dirasakan olehnya saat menulis lagu ini. As the deer ditulis berdasarkan Mazmur 42:1, muncul dari insiden dalam hidup Nystrom tatkala beliau tidak termotivasi secara rohani.

Read More

Share Tweet Pin It +1

8 Comments