Showing posts with label Personal. Show all posts
Showing posts with label Personal. Show all posts

In Life Personal

Pemberian Berharga

Hampir saja lupa bagaimana caranya menulis setelah sudah hampir setengah tahun tidak menulis apapun. Tapi tangan ini kembali bergerak untuk mengatakannya dan otak ini berputar untuk mengungkapkannya, ya sebuah tulisan yang terinspirasi oleh dua orang teman kemarin sore. Namanya Parmo dan Parni, sebut saja begitu. Merekalah yang mengisi kehidupan kerja saya di kantor. Mereka baik.

Parmo tahu benar bahwa saya sedang memikirkan untuk membeli sepasang sepatu lari (lagi). Seminggu yang lalu (seingat saya) Parmo bilang “Dee, sepertinya kamu harus mencoba sepatu yang waktu saya membelinya, saya malah teringat seleramu.” 

Kemarin sore, dia menyodorkan sepasang sepatu yang membuat hati saya berbinar ketika melihatnya. “Coba ini!” ucap Parmo sambil bersiap memasangkannya di kaki saya. “Tuh kan, cocok sekali di kaki kamu. Suka?” Dengan segera saya mengangguk dan menjawab “Suka banget. Kok bisa pas gini sih? Ini sih lebih cocok sama saya dibanding sama kamu hehe” Serius deh, saya ngomongnya bercanda. “Oke please, take it home!” HAH? “Kamu serius? Ini kan baru saja kamu beli. Kamu juga butuh ini kan? Saya hanya berguyon saja kok.” Saya tidak menyangka Parmo yang baik itu, memberikan sepatunya untuk saya tanpa banyak pertimbangan. “Saya senang melihatnya sangat serasi saat kamu pakai. Buat kamu saja. Anggap saja hadiah.” Parmo yang baik itu ternyata benar-benar memberikan sepatunya untuk saya. 

Kemarin sore pada kondisi berbeda, tetapi masih sekitar rekan kerja di kantor saya. Parni, anak berumur tiga tahun yang sudah sangat lincah berlari kesana kemari sambil membawa makanan kesukaannya ditangan. “Parni, kakak boleh minta makanannya?” Saya, yang sangat suka dengan anak kecil, mencoba memulai komunikasi pertama kami saat itu, pertanyaan yang terlalu dini dilontarkan untuk pertemuan perdana. Ya, seharusnya ada basa-basi menanyakan siapa namanya atau sekedar ucapan hello, kid! Tapi yasudahlah, makanan ditangan Parni terlihat cukup menarik buat saya. “Inyiiiihh...” Parni dengan logat bayinya kemudian mengulurkan tangan dan memberikannya kepada saya tanpa pertimbangan. Senang sekali rasanya, saya usap kepalanya dan dia tersenyum.

Kejadian itu mengingatkan saya pada satu hal, yaitu hal memberi. Saya tertegun ketika dengan mudahnya Parmo memberikan sepatunya kepada saya padahal dia sadar bahwa sebenarnya dia membutuhkan sepatu itu. Begitupun dengan Parni, memberikan makanan kesukaannya kepada saya padahal saya adalah orang asing bagi dia. 

Bercermin pada diri sendiri, seberapa sering saya memberi sesuatu berharga untuk orang lain? Jangankan memberikan hal berharga yang saya miliki, memberikan hal kecil saja belum tentu terpikirkan. Saya sepertinya harus lebih bertekun dalam ajaran Bapa. Bapa yang rela memberikan AnakNya untuk menebus anak-anak nakal lainnya. Hal ini terjadi atas inisiatif Bapa sendiri. Lebih tepatnya karena anugerah dan kasih Bapa. Kasih yang diwujudnyatakan secara langsung oleh Bapa. 

Saya pikir, dalam hal memberi wajib hukumnya disandingkan dengan hal mengasihi. Sebuah pemberian berharga tidak akan berfaedah jika tidak ada kasih. Karena kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih juga tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Dan sampai kapanpun kasih tidak berkesudahan. 

Dapat disimpulkan bahwa kasih itu tidak semata-mata tentang diri sendiri. Ya, kasih bukanlah berpusat pada kepentingan diri, tetapi justru memperhatikan kebutuhan sesama kita. Atau dalam arti singkat, kasih tidak lagi bertumpu pada apa yang orang lain lakukan kepada kita. Saya bersyukur dipertemukan dengan Parmo dan Parni kemarin sore. Mungkin mereka tidak menyadari bahwa kehadiran mereka mengajarkan saya arti sebuah kasih dalam suatu pemberian berharga yang terkesan sederhana. Terima kasih.




With love,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Kata Orang Kita Jodoh

Kata orang kita jodoh,
Aku perempuan dan kamu laki-laki.

Kata orang kita jodoh,
Aku pendek dan kamu tinggi.

Kata orang kita jodoh,
Aku penuh dengan kata dan kamu setia mendengar.

Kata orang kita jodoh,
Aku tertawa terus dan kamu selalu misterius.

Kata orang kita jodoh,
Aku berdoa melipat tangan dan kamu juga.

Kata orang kita jodoh,
Aku tak memikirkanmu dan kamu hadir tepat di mataku.

Kata orang kita jodoh,
Aku selalu bertanya dan kamu masih menjawab.

Kata orang kita jodoh,
Aku bodoh dan kamu pintar.

Kata orang aku bodoh,
Aku suka dan kamu tidak (tahu).




Semoga kita berjodoh,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal Song

Natal di Hatiku

December 26th, 2016
03.02 WIB

I was barely alive.
Too happy to forget the Christmas time. Every year in Christmas day, being a Christian that I am, has my own tradition to think, brood, and write. Ya, because I don't want to forget every grace that I got in every Christmas day (ya you know that I have a short-memory-brain-syndrome, right?). This year, I was so excited in every time I wait on the Lord's will and let Him speak to me. Does the Lord speak to me? How come? You won't get it, unless you're one of the people like me who understands that Christian is supposed to be based on personal relationship with God. And this I found very beautiful even sometimes confusing, but I know He will speak to me in His right way.

I have some things to wait for the God's answer this year. Personally, I'd make a list of hopes and prays for this year but I figured there are too many things. In the beginning, I trust that God will answer my pray, everything that I asked in His right time. And in this time I was so excited to let my self seek Him and let Him speak to me. I feel that God always be with me and hope that He will give me the answer of my pray. Surprisingly, it start to feel the Christmas season and the end of the year, the more I expect God to answer all my prays as soon as possible (because I was still wondering there will be so many miracles in the Christmas day). Nope. That's my ego when I forced the Lord to grant. So bad. But after a conflict of conscience for long enough time (maybe around a month when I started being busy with the preparation of Christmas serving), I'm fully aware that my life is under the power and authority of God alone.

I realize on something.
When you're all grown up, you don't list for things you want for Christmas. You list the things that you are thankful for all year round.
Yeah I was wrong about my list of hopes and prays. No no no, it was not about my list but about my self. Ya, I was wrong because I forced the Lord to answer my list.

I should figure there are too many things I'm grateful for. Christmas is the right time to being grateful for getting the good news about the birth of Jesus Christ. Without any list of hopes, the Lord has given to me the most precious One whom love the world. Without any asked, He'd love you, bless you, and keep you. The born of Jesus Christ in our heart is the truest meaning of Christmas. Christmas isn't Christmas till it happen in your heart. So, don't prepare your list of hopes in the Christmas day, but firstly and the most important is prepare your heart to let Him comes and lives. How to make it happen? Pray to God. Ask Him to give you worthy heart so that your life can condescend Him. So, your heart will ready to welcoming His birth for this world.
Natal di Hatiku (Cipt. Jonathan Prawira)
Seperti palungan,
layakkanlah hatiku menyambutMu Tuhan
Seperti emas, kemenyan dan mur,
biar hidupku berkenan padaMu

Sebab natal tak akan berarti tanpa kasihMu lahir di hatiku,
Hanya bersamaMu Yesus kurasakan selalu indahnya natal di hatiku  
Bersama paduan suara surga ku bernyanyi,
Kemuliaan di tempat maha tinggi,
Dan damai sejahtera di antara manusia,
Yang hidupnya berkenan kepadaMu
The Word became flesh and made his dwelling among us. We have seen his glory, the glory of the one and only Son, who came from the Father, full of grace and truth.
(John 1:14 NIV)


Merry Christmas,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments


In Life Personal Song

Great is Thy Faithfulness


As December approaches, I personally got very excited for the upcoming year (and also for my birthday hihi). 
Welcome 24! Yeay...
Getting older is something excited to feel but also something worry too. I thank God for every morning that I woke up, because morning by morning new mercies I see. This year I got new atmosphere of being older, like a garden fully with colorful flowers and rain came with the shining rainbow. Ah so great beautifully! I know that God loves me more and more and more. By His grace I can through pass a year in my life. One of the solid proof of how amazing God’s work is on how I passed my life without any significant affliction. God is good :)

I see the world a bit wider this year, to embrace more opportunities the which lies in front of me of focusing on God, family, and work. Man? Not yet haha (still pray for it xixi). I feel that God is completely blessing me up this year. But it didn't mean that something come without any obstruction. The obstruction must be exist in every life of humanity, but something I called bless is I can go with God in any hard situations in my life.

When ‘teen nowadays’ are not me anymore, I should start to think hard about the future. Twenty four years old is not a teen anymore, I must be one step closer to maturity and wisdom of life. "Happy birthday, Dee! Semoga semakin bijaksana dan dewasa dalam perkataan dan perbuatan ya!" That's one of my friends' hope for me on this birthday. "Dan semoga cepat-cepat ditemukan oleh jodohnya" Another lovelife hope, ada AMEN? Amin haha. 

Anyway, I and my church choir sang "Great is Thy Faithfulness!" on my birthday. I think this song is really show me up how God bless my life, and your life too.

“Great is Thy faithfulness,” O God my Father,
There is no shadow of turning with Thee;
Thou changest not, Thy compassions, they fail not
As Thou hast been Thou forever wilt be.

Summer and winter, and springtime and harvest,
Sun, moon and stars in their courses above,
Join with all nature in manifold witness
To Thy great faithfulness, mercy and love.

Pardon for sin and a peace that endureth,
Thine own dear presence to cheer and to guide;
Strength for today and bright hope for tomorrow,
Blessings all mine, with ten thousand beside!

“Great is Thy faithfulness!”
“Great is Thy faithfulness!”
Morning by morning new mercies I see;
All I have needed Thy hand hath provided
“Great is Thy faithfulness!” 
Lord, unto me!

I didn't want to talk to much in this post. I just want to pour how bless I am with the mercy of God within my 24 years old of life. Thank God for you faithfulness to me.





PS:
I didn't achieve my goal about writing in my 23yo huft. Five drafts of ramblings are now safely tucked inside the blog draft folder. Some of my travel achievements this year didn't pour on my blog yet. Poor me on arranging blogging time management! Sorry :(




24yo lady,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Di Tengah Padang Galau

Risau dan pilu mulai berlari mengitariku
Terkadang mengajak gundah untuk ikut berkubu
Namun apa daya ku punya tak sampai
Menangkap semua diganti suka semampai
Satu...
Pejalan cepat itu meninggalkanku dibelakangnya
Kilat sempurna menyambar dia seutuhnya
Penghibur duka yang akan ku dengar selamanya
Dua...
Diam seribu bahasa itu ku menyebutnya
Terkadang tawa datang melihat tingkahnya
Seribu sayang asap menutupinya
Tiga...
Kacamata itu membunuh waktuku menatapnya
Cukup tiga detik hati ini merasakannya
Ras ibu pertiwi sedikit menghalanginya
Satu, dua, tiga...
Sulitku menghitung waktu untuk bicara
Tidak tahu ada apa gerangan datang
Hanya termenung menunggu jawaban pemilik kuasa

Jakarta, 21 Januari 2016
Di tengah padang galau




...
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Rumput Tetangga Mungkin Lebih Hijau

Someday ago, gue iseng buka facebook yang sudah seribu tahun gak dibuka. Isinya, people are changing. Yups. Banyak banget teman-teman gue di facebook yang berubah dan jadi wow, bikin gue jiper sendiri wkwk. Ada yang dulunya butiran debu sekarang udah jadi bongkahan emas, ada yang dari dulu bakat jadi artis dan sekarang jadi artis beneran. Ada juga yang dulunya bercita-cita jadi dokter eh sekarang malah jadi tukang minyak alias petroleum engineer. Luar biasa.

Gue? Gue masih gini-gini aja kayaknya haha. Masih jadi engineer yang gagal huhu. Kadang gue berangan-angan as if I were them. Apalagi kalau liat foto-foto teman-teman kuliah gue yang sekarang dengan gagahnya pakai coverall sambil senyum sumringah ditengah field atau offshore ship atau di pabrik. Atau teman gue lainnya yang lagi menuntut ilmu di negeri seberang sambil nyambi travelling dan get the new experiences to live in another country and culuture. Bukan iri, I'm not jealous with what they have got. Setiap orang punya kesempatan yang berbeda-beda, right?

Pepatah bilang, "Rumput tetangga terlihat lebih hijau". Sebagai manusia, gue paham itu karena pada dasarnya sangat manusiawi sekali perasaan seperti itu. Kalau kata eyang "Namanya juga manusia, nduk. Ya ndak pernah puas toh?". Mungkin memang dari post-an yang teman-teman gue share di facebook look so fun, cool, and adorable. But, we don't know exactly about their real life, right? Kelihatannya memang kehidupan orang lain lebih menarik dibandingkan dengan kehidupan kita sendiri. Tapi, banyak juga orang yang menilai bahwa kehidupan kita justru yang lebih menarik.

Kenapa gitu banget ya jadi manusia? Hmm, jawabannya menurut gue cuma satu. karena kita kurang bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
The key is only "BERSYUKUR". Based on my analysis, if we think about rumput tetangga yang lebih hijau, itu karena kita kurang memandang hijau rumput kita sendiri. Hal ini bisa terjadi karena kita kurang bersyukur akan rumput yang kita punya. Ya kesimpulannya, walaupun sekarang status gue adalah engineer gagal tapi gue bersyukur diberi kepercayaan sama Tuhan buat mengabdi untuk negara ini :")




Xoxo,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Persahabatan Bagai Kepompong

Persahabatan bagai kepompong,
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu.
Persahabatan bagai kepompong,
Hal yang tak mudah berubah jadi indah.
-by: Sindentosca-


Di taman kanak-kanak bertemulah si anak baru dengan sekumpulan anak seusianya yang sudah saling kenal sebelumnya. Sulit mungkin menerima kehadiran satu orang asing di sekumpulan domba berkawan. Hanya ada satu orang, yang akhirnya menjadi teman kecil Delena sampai sekarang. Namanya Moviatak.
Tidak ada yang terlalu dapat diingat di bangku SD. Beberapa bahkan merasakan masa kecil yang diibaratkan bagai sayur tanpa garam, hambar. Tidak ada yang terlalu berkesan dan tidak ada yang bertahan lama. Hanya sapaan singkat yang dilontarkan ketika bertemu di tahun-tahun selanjutnya. Delena belum punya terlalu banyak teman, apalagi sahabat. Mungkin ada. tapi tidak diingat terlalu detail karena tidak mudah untuk diingat.
Kata siapa masa paling indah adalah masa-masa SMA saja? Bagi delapan orang ini, masa SMP adalah masa yang tak kalah indahnya. Bagi Ephasir, Akga, Anpusa, Frejona, Graiotha, Eripitar, Anrapa, dan Delena masa SMP adalah masa konyol dan menyenangkan. Bukan, persahabatan itu bukan erat di masa SMP, tapi terjalin dari masa SD dan bersemi di masa SMA. Ya, sekarang pun masih terlalu berkesan.

Terkisah lima orang sahabat yang bertemu sejak mereka SMA. Adalah Hanfa, Ansyifa, Marigran, Eltypha, dan Delena. Masa sekolah mereka bukanlah masa-masa yang membosankan, semuanya terjadi begitu hitz pada masanya. Entah momen apa yang mempertemukan mereka dan mengakrabkan mereka satu sama lain, tapi yang jelas mereka bisa saling melengkapi dan menemukan kenyamanan yang tidak biasa.
Masa sekolah telah berlalu, tibalah di atmosfer perkuliahan. Bertemu dengan banyak orang pintar yang diam-diam saling berlomba. Tapi tidak untuk tujuh orang plus dua mahasiswa. Semuanya pintar dan menyenangkan. Dipertemukan dari awal perkuliahan, namun tidak dapat diingat persis kapan tepatnya mereka berteman dan bersahabat. Hesni, Malamin, Quanion, Stening, Syika, Yowan, dan Delena plus Dwinis dan Drytri selalu jadi yang paling menyenangkan. Sekolah tinggi juga mempertemukan para pelayan Tuhan dalam suatu persahabatan besar. Mereka adalah ini.
Pandangan pertama tidak selalu bisa diandalkan untuk suatu persahabatan. Semua butuh suatu yang dinamakan proses pengenalan. Bertemu sejak masih sekolah minggu di gereja, namun lagi-lagi tidak tahu kapan persisnya persahabatan ini bersemi. Di awal usia remaja pun masih belum terasa. Tapi itulah yang disebut proses, setelah beberapa lama dipertemukan, benih sahabat itu muncul. Delena dan GREPE.

Semua memiliki cerita pada waktunya. Pertemuan saat ini banyak dipakai untuk mengenang semua cerita itu. Ada yang indah, sedih, kelam, suram, aneh, bodoh, cerdas, brilian, dan dapat dipastikan rasa itu pasti asik pada zamannya masing-masing. Time flies so fast. They grown up and changed. Better. Yang tadinya ulat sekarang sudah menjadi kupu-kupu yang indah. Bukan sahabat yang saling menjatuhkan. Sahabat yang bisa merubah bijih menjadi mineral berkonsentrat tinggi.




Sayang sahabat,
Dewi Lestari Natalia.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal Thoughts

Amore

I was 23 years old this year, an age to get more serious times of life. My maturity must increase on the next level or I will stay to be a childish 23 years old woman who grows up too slow. No, I won't to. Every part of my life need a thing called vision, that's in my opinion. Karena gue sekarang bukan anak kecil lagi yang gak ngerti hidupnya mau dibawa kemana. If you have a vision of life you will know where you must step your feet down easier. Bahkan anak kecil pun sekarang sudah pintar dan punya rencana mau jadi apa kalau sudah besar nanti. I'm still learning how to have an obedient to life in my vision of life. Tidak terlalu idealis kok, cukup berpikir panjang sebelum memutuskan sesuatu. Begitu pun dengan love life or relationship.

Can I just ease into relationships? Like, I want to be able to calmly say 'Oh this is snug. How comforting. Let me stay here. I like the warmth'. No, I can't. Gak tahu yah sulit banget buat gue rasanya buat starting a relationship sejak pengalaman pacaran gue di masa lalu suram kelam tak bersinar haha. But seriously, I miss to be loved :( Jadi baper gini haha. Semakin bertambah usia, semakin banyak yang doain semoga cepat nikah atau minimal semoga cepat punya pacar (terutama bagi kaum-kaum jomblo kayak gue ini). Bagi yang bertambah usia (read: Me), just can say "AMEN, in the name of Jesus." Like this year, some week ago, almost all of my birthday wishes about pasangan hidup, jodoh, pacar, dan cepet nikah. Huftness. 

Everyone asked me, kenapa belum punya pacar sampai sekarang? Everyone juga ngenalin gue ke temannya atau sepupunya atau sepupunya temannya, tapi kenapa gak jadi juga? Honestly, I confused how to answer the questions. Life is not about pacar. Kata siapa gue gak peduli, I did care. Apalagi belakangan banyak banget teman-teman gue yang baru aja jadian (sumpah banyak banget) dan banyak juga yang akhirnya merajut sebuah rumah tangga. Jealous? Engga kok. Ya sedikit mupeng sih wkwkw baper lagi kan huaaaaa... Mamak gue pun berharap hal yang sama dong, intinya biar gue cepat nikah, oke sip. Gue gak mau cepat-cepat pacaran hanya karena gak mau kalah sama teman-teman gue yang baru jadian itu. Because love is not as easy as that.

Everything need process. I'm still praying to be a better woman to my future man. Gak cuman gue aja yang mau mendapatkan yang terbaik, tapi terlebih dahulu gue harus mempersiapkan diri gue untuk jadi yang terbaik. Yang terbaik tentunya bukan cuma untuk my next future man tapi terlebih yang terbaik untuk Tuhan, seperti buku yang pernah gue baca zaman kuliah dulu judulnya Lady in Waiting yang ditulis oleh Jackie Kendall dan Debbie Jones. Well, being single is not a big deal. I still can spread my love to the others, family, and especially to my self. Berbicara tentang cinta, untuk mencintai dan dicintai tidak butuh satu atau dua syarat untuk memenuhinya. Itu sebabnya banyak pepatah mengatakan "cinta tak bersyarat dan tak kenal alasan". Cinta itu datang dengan seperti angin, tak bisa dilihat tapi bisa dirasakan kedatangannya. Everyone is entitled to love and be loved. But everyone has different way of stating and feeling the love itself. 

Kalau pun gue masih belum merasakan cinta dari seorang pendamping hidup saat ini, gue masih tetap bersyukur bisa merasakan cinta yang tulus dari keluarga gue, teman-teman, sahabat, dan terlebih cinta yang terbesar yang daripada Tuhan. Welcoming the new year, I just have one resolution, spreading love to the world and find the sincere love from God which is delivered to me by someone with his God's heart :)





Love,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Everybody's Changing

This week I met some of my campus friends and talked about many things. Sebut saja Kanan, Kiri, dan Kecil. Kanan dan Kiri adalah teman baik gue di kampus, sedangkan Kecil adalah junior gue. Most of the topic we've talked were people and metamorphosis. Bahkan si Kanan, Kiri, dan Kecil juga bermetamorfosis (even they said I did too). Kanan bilang itu transformasi, namun gue bilang itu metamorfosis. Seekor ulat bulu bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Perubahan yang positif bukan? Kalau transformasi itu semu, bisa perubahan negatif bisa juga positif. Karena most of them berubah ke arah yang positif kok.

Kanan dan Kiri sekarang harus wajib membawa make-up pouch di tasnya. Waktu kuliah dulu apalah mereka tanpa lipstik, eyeliner dan teman-temannya. Sekarang coba perhatikan, telaten sekali tangan mereka menorehkan make-up dengan lihainya. Cantik. Tambah cantik. Kalau Kecil beda lagi, tidak lagi mengeluh karena tugas-tugasnya yang menumpuk atau karena waktunya yang terlalu sempit. Sekarang biacaranya ke arah kepemimpinan, kemandirian, kedewasaan, dan masa depan. Dewasa. Tambah dewasa. Itu baru berputar di tiga orang saja, belum ditambah dengan orang-orang lainnya.

No more ngomongin uts, uas, tugas, quiz, sidang atau pun skripsi (kecuali kalau lagi ngomong sama si Kecil). Sekarang topiknya meluas, tidak jauh-jauh dari pekerjaan, pengalaman, masa depan, sampai ke pasangan hidup. Bahkan one of us sudah di'todong' nikah sama orang tuanya. That's not me of course haha sebut saja itu Kanan. Time flies, people change!

Fenomena metamorfosis ini terlihat juga dari pojok sosial media. Try to look back (until the last page) your facebook profile picture, compare it to the newest one! See the great differences between that! See? Or if you don't have any internet connection, open your old photos from your laptop, compare with your most update photos. Pasti beda muka-mukanya, gaya-gayanya haha tapi I'm sure you look brighter now than in the past, right? I think that's a part of metamorphosis.

Metamorfosis itu sendiri bukan hanya terjadi secara fisik, tapi secara sifat juga. Bahkan karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu dengan (yang katanya disebut sebagai) best-partner gue (yang dulu sampai bosan ketemu terus setiap hari), gue jadi merasa sifatnya berubah. Entah karena gue yang terlalu sensitif atau memang dia berubah beneran. Sampai gue bingung, metamorfosis jenis apa yang tepat dipasangkan dengan perubahannya sekarang. I don't know him well at all. Waktu dan jarak mungkin jadi faktor penentu dari perubahan itu. Well, everybody's changing (and I don't feel the same), by Keane.




So little time,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

"Ganti Handphone-nya dong Dee!!"

Let me introduce you my handphone, Blackberry 8250 (Gemini), Purple. I've use this phone since I was in the high school (8th grade). It almost 6 years. And for your information, this is my second phone after Nokia 6680 yang rusak akibat keseringan dipakai saat lagi ngecas. Anyway, my first phone worked for 3 years loh. Kalau masalah handphone memang entah kenapa handphone gue selalu awet padahal udah jatuh bangun, kebanting, hampir kelindes, ketinggalan di kelas, tapi tetep aja awet.

Okey, that was the opening speech. Here is the story:
Started from the night after I celebrated my farewell dinner with the best team (let's say this for my Management Trainee team in the PEMI) in Tangerang. Ceritanya pas pulang, nungguin temen ngambil uang di atm. While he took the money, I was sitting in the stairs of the store near the atm. Sorry buat kebiasaan buruk gue yang suka meletakan handphone di atas paha while gue sedang duduk (semoga bisa membayangkan), akibatnya akan terasa ketika gue segera ambil ancang-ancang untuk berdiri. Let me tell you: posisi kaki gue saat duduk 90 derajat, ketika berdiri otomatis jadi 180 derajat. It means that my handphone which I put on my paha jadi jatuhlah ke bawah. BRRUUKKK!!!

Jatuh langsung dari tangga lantai dua loh. Gak panik sih gue haha secara ini handphone udah 1000x jatuh kali yah. Eh, pas gue ambil, tiba-tiba deh tuh huruf U-nya jalan sendiri tanpa gue pencet. Ini bukan mistis sumpah. Pas gue mau tekan keypad back, eh malah ke ketik huruf U lagi. Gue bales whatsapp, tiba-tiba semua tombol huruf deket huruf U jadi aneh.
Contoh: Gue mau ngetik kata BEGITU. In fact yang keluar malah BEGUITUIU (Can you guess the meaning is? Syusyaaah sekali syumpah haha).
Historically, katanya kalau barang ada yang rusak cobalah mengelus-ngelus barang itu sambil diomongin "ayo dong jangan rusak lagi yah!". I'VE TRIED!!! Tapi tetap gak bisa. Second history, kalau dielus gak bisa, gunakan cara kasar: Banting!!! So, I threw the phone. Voilaaaaa, the phone was work again. Sampai pada saatnya kumat dan huruf U itu terus-terusan terketik sendiri sensitively. Oh men!! 
I was opening the massage from whatsapp. Just opening. Sent: "UUuu" atau "U" atau "uuu" DENGAN SENDIRINYA!!
I was opening the bbm. Langsung terketik U dan masuk ke jendela chat temen bbm gue yang namanya berinisial U. DENGAN SENDIRINYA!!
I was doing nothing. Sometimes, langsung terketik U dan menelpon kontak gue yang inisialnya U. DENGAN SENDIRINYA (JUGA)!!!
I couldn't get the function of the scroll-pad (karena kalau gue scroll ke bawah, keluar huruf U) and the back-pad (same).
GUE STRESS!!!
Not just me. Seluruh orang di grup whatsapp dan bbm juga seluruh orang yang chat sama gue pun STRESS (dan kesel). I get it. Yaiyalah, di grup lagi serius bahas sesuatu, gue yang niat awalnya cuma mau baca chat, eh terkirimlah huruf U ke chat grup tersebut. Maafkan maafkan teman-teman!!

All people said yang intinya adalah: "Ganti sih Dee handphone-nya!" atau pertolongan pertamanya "Service buruaaaaan, Dee!". But, some of them berbaik hati mengasihani gue: "Kasian banget sih lo, Dee!" atau "Gue ngerti nih susahnya ngetik gimana.". Anyway thank you for all of your responses guys. Ada hikmahnya sih, kadang ketawa sendiri bacanya, ngebayangin kalau ngomong beneran pakai bahasa yang terketik oleh handphone gue, seperti: "MaafuuUin yuah semuanuUuya, keuypad huUUuruf U guuue ruuisaukk. SuuUka ke ketuuik senduirui." Enter. Sent. "U" without enter, SENT. Hahaha :")

So, ini bukan karena gue gak mau benerin atau ganti handphone. This handphone is too precious and memorable to be changed. Di saat (mungkin hampir) semua anak sekolah membeli handphone-nya dengan uang orang tuanya (pada saat itu), gue membeli handphone itu dengan uang gue sendiri yang gue tabung tadinya buat beli laptop. Eh berhubung handphone pertama gue rusak dan orang tua gak mau ngasih (dengan alasan gue ngerusakin dengan sengaja dengan maksud segera dibelikan yang baru, padahal emang rusak beneran), gak jadi deh gue beli laptop. Perjuangannya berasa banget di handphone ini. Sudah pernah ketinggalan di kelas semaleman, nginep di rumah temen karena gue lupa, jatuh di kamar mandi, kecemplung di kuah rendang, casingnya patah, jatuh sampe beribu-ribu kali, hampir keinjek angkot, sering di install ulang karena blackout error (semua error di blackberry kayaknya udah pernah mampir di handphone gue), tapi the magic of this handphone is masih tetap bisa digunakan dengan baik. Intinya semua kenangan ada di sini. Sejelek apapun bentuknya, se-kudet apapun teknologinya, ini tetap handphone kesayangan gue haha lebay. Selama masih bisa berkomunikasi, yah why not?

Sebenarnya udah ada wacana buat ganti handphone, berhubung sekarang udah kerja sendiri hehe. Tapi entah kenapa gue lebih memilih nabung dari pada ganti handphone. Mencoba wise dalam mengatur kondisi keuangan haha. I promise you, ketika tiba saatnya nanti handphone ini akan rest in peace, pasti gue akan ganti dengan yang baru. Jadi gak ada lagi deh tuh huruf U yang terketik sendiri hehe. Tapi kenangannya tetap tidak tergantikan. 
"Kita akan merasa sesuatu itu berharga ketika kita mulai kehilangan fungsinya" - Jeritan hati orang 'lama'.




Get well soon,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Memory of 2014

Counting the days to the new year...

2014 = completely unforgetable

So thankful to my Big Great Wonderful GOD to make my 2014 perfect in His plan. So many things yang Tuhan kasih buatku dan keluargaku. Begitu banyak joyfulness, happiness, smiles, blessings, dan semua hal yang penuh sukacita. One of hymn songs said like this: "Berkat Tuhan mari hitunglah, kau kan kagum oleh kasihNya - KJ 439". And here I am, amaze with His blessings :")
Sebenernya sih kalau di suruh hitung berkat Tuhan, we can't pastinya karena berkat Tuhan itu unlimited nilainya, uncountable. Dari nafas kita sehari-hari aja, itu sudah berkat Tuhan, bukan? Itulah kenapa Allah disebut sebagai Allah yang Mahakasih dan sumber rahmat. 1 year, 12 months, 365 days, severals hours and minutes and seconds, God did the perfect plan to build my self in 2014. Remembering in the Christmas Eve last year, I still did my thesis experiment in Serpong, so did the New year eve haha. Times flied so fast...

Kalau biasanya flash back dari the oldest moments, in this time I'll reverse the method from the freshly new to the oldest one. Here are...


Tahun 2014 adalah tahun penuh rasa syukur :")

December 
-MERRY CHRISTMAS
Christ is the most precious gift in this Christmas.  
"For God so loved the world that he gave his one and only Son, that whoever believes in him shall not perish but have eternal life." John 3:16 (NIV)
This year gue hanya mengikuti 1 kali ibadah perayaan natal (exclude ibadah umum Christmas eve dan Natal 1 yah, itu sih wajib hukumnya), yaitu Natal Perkantas. Padahal biasanya kebanjiran datang ke perayaan-perayaan natal tuh. But, no matter the quantity yang penting respon akan Firman natalnya.

-Resign from PEMI, farewell parties but not as easy as I think
Apa yang membuat tidak mudah? Not about the bureaucracy of the procedures of resign, but it's about leave your new best partners or friends or people there. There is always any goodbye every any hello. I don't want to be sad because I remember the feeling of leaving them, so I didn't write it in this post. Sorry :"(
Thank you for made my Dec, 30th very very amazing. Farewell party-nya sedih banget. Sekalian sama Icha dan Bang Evard juga. Good luck for us my sis and bro :)

- I'll be entering the public sector, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pengumumannya tanggal 19 Desember, which was H+2 dari tanggal ulang tahun gue buaahaha. Inget banget, dari bangun tidur gue gak berhenti nge-refresh homepage-nya kemenkeu. Dan setiap kali itu homepage ke refresh, gue deg-degan setengah mati. Super lebay, yeah I know it. Abis gimana dong, namanya juga penasaran. Finally at 7 p.m the announcement was published. There was my name there. Betapa bahagianya melihat Mami nangis terharu dan bangga pas gue kasih tau hasilnya :")

-Happy 22nd Birthday
Getting older on December 17. So, the mean soundtrack of the month is 22 by Taylor Swift haha. Ya half of people said: "Mungkin sudah waktunya memikirkan jodoh". Siapa yang gak mikirin sih? Yang mampir aja tuh yang belum sempet upsss wkwkwk. Thank God I turned 22nd yo.

-Le Mariage 
No no no, it's not me haha. Happy wedding to my cousin, Bang Harry dengan Kak Riri. Happy Engage to my cousin too, Kak Santi dengan Bang Petrus. May God bless your new family. Jadi ceritanya banyak jahit baju nih tahun ini hihi.


November
-Consolidation Month of the year
Why I titled this moment like this? Karena dibulan November ini tiap minggunya ada konsolidasi departemen di kantor. Konsolidasi pertama yang juga gue ikutin adalah konsolidasi management perusahaan di Puncak. Standard sih tapi mewah haha norak gue maklum zaman mahasiswa dulu yang namanya konsolidasi selalu terbentur dengan dana hehe. Konsolidasi kedua yang harusnya gue ikut adalah konsolidasi QA Departemen, tapi berhubung ada acara tunangan sepupu di hari yang sama jadi gue gak ikut konsolidasinya deh.

-PASKHAS and Character Building
This moment was one of unforgettable moments in this year. In this moment, I know better about my partner characteristic (even though now we can said it 'ex'). How is their truly leadership style, interest, character, and personality. They are totally different one and each other haha but I though I started to love them and enjoy the togetherness with them. Actually, I was so sad to be separated with them and I'm gonna miss you all guys :"(

 -PSPO lil Reunion
D-1 went to Subang, there were 4 (crazy lovely) people (Ka Ares, Monica, Agnes, dan Josua) ask me out to Puncak where was so far away from my house brrr. So, insane. More insane fact was, finally I agreed to join them whereas the next day I must go to Subang to get Character Building program from my office. But, gue gak menyesalinya karena honestly I really miss them, much. Acara makan cantik di Nicole's Kitchen Cipanas berakhir dengan dorong mobil legend-nya Josua di Cipanas. Tired but fun and this was my first time dorong-dorong mobil di Puncak :D


October
-Selamat Bertugas Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden
22 Oktober 2014, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala resmi dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

-Konser Koinonia
Konser kedua bersama NHKBP Maranatha Rawalumbu di tahun 2014. Konser Koinonia ini adalah Konser yang diselenggarakan oleh semua seksi di bawah Dewan Koinonia Gereja. Ada Seksi Sekolah Minggu, Remaja, Pemuda, Ama, dan Ina. Puji Tuhan, konser ini berlangsung dengan lancar walaupun dalam persiapannya serba mendadak.

-Happy Birthday Mam dan Pah
My parents were getting older. Mam (Oct 6) and Pah (Oct 13). So happy to give them special gifts from my own money. Their smiles are my strength. Love you both, Mam, Pah.


September
-Pesta Bolon HKBP
September 29th, pemuda-pemudi HKBP yang berasal dari Jabodetabek-Yogya-Jateng mengadakan Pesta Bolon di Istora Senayan, Jakarta. Honestly, gak ngerti banget sama konsep acaranya dan sorry I got nothing from this event. But, satu yang membanggakan adalah pemuda HKBP mampu mengadakan acara sebesar ini di tempat yang seluas ini. Proud of the comittees of this event.


August
-Independent Day of Republic of Indonesia
Happy 69th Indonesia...
I'm so excited to celebrate and remember the history of Indonesia. Tapi sedihnya adalah tahun ini gak pasang bendera di rumah dan gak ikut upacara bendera. Semoga di usianya yang semakin bertambah ini, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju dan menyenangkan hati Tuhan bagi kemuliaan Tuhan.

-Lebaran's Holiday
As usual, Komsel Uteng mengadakan trip kembali tiap tahunnya. Tahun ini temanya adalah jelajah Lembang. Dari Kampung Gajah ke Kampung Daun terus ada acara mobil mogok di Lembang yang membuat perjalanan ke Perendaman Air Panas Ciater menjadi gagal haha. Untunglah Tuhan masih sayang kami semua hehe liburan gak sia-sia karena masih bisa lanjut ke Floating Market dan kulineran di Bandung. So flat sih, tapi lumayanlah dari pada bengong di rumah.

-Le Merriage
Happy Wedding kakak sepupuku, Kak Deka dengan Bang Ian. Satu per satu sepupu-sepupu udah mulai menikah haha. I wish your new family always full of happiness and the grace from the God :)

-Pesta Gondang NHKBP Maranatha 2014
Wow ini pertama kalinya Naposo Maranatha ngadain Pesta Gondang. Meriah banget dan dapet banget the essential of Bataknese-nya. Katanya sih, Pesta Gondang itu zaman dahulu kala digunakan untuk nyari jodoh di kampung-kampung buahahahaa. Tapi sayangnya di Pesta Gondang kali ini belum ada tuh yang nemu jodohnya wkwkwk :p
Four thumbs deh buat semua Naposo-Remaja Maranatha, setiap event yang kita semua buat, selalu keren dan berhasil. Suka banget deh sama kekompakan semuanya :)


July
-Pisah Sambut
Tahun ini ada 2 orang pendeta di gereja gue yang bakal pindah, yaitu Amang Pdt. JAU Doloksaribu dan Inang Pdt. Herlina Hasibuan. Beliau-beliau ini akan digantikan dengan 2 orang pendeta baru dan ditambah lagi dengan 2 orang pendeta. Total ada 4 orang pendeta di gereja kami sekarang. Terima kasih amang dan inang atas pelayanannya di gereja kami. Tuhan berkati pelayanan selanjutnya dimanapun Tuhan tempatkan.

-Pilpres 2014
Pesta Demokrasi Indonesia terjadi pada tahun 2014, tepatnya pada tanggal 9 Juli 2014. This was my first time ikut berpartisipasi langsung dalam pemilihan presiden RI. Dimana Bapak Presiden SBY akan digantikan oleh Presiden baru yang di pilih melalui Pemilihan Umum secara demokrasi. Dan selamat kepada Bapak Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden RI 2014-2019 dan Bapak Jusuf Kala sebagai Wakil Presiden RI 2014-2019. Semoga dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.

-Curug Nangka with The Chilhood Genk
It was one of the unforgetable moment of the year. Mengenang kembali masa-masa SMP bareng Erika, Efod, Jonket, Abay, Putu, and Robi. Karena liburan mumet entah mau pergi kemana, berbekal nekat naik mobil legend-nya Efod, kita sabut ke Curug Nangka haha.


June
Sorry, I forgot the unforgetable moment in this month hehe...


May
-Lady Worker
My first salary as a worker yuhuuuu. Gak besar sih tapi cukuplah untuk make a living for my self plus sama jajan-jajannya hehe. I was learning a new lesson about a company, system, people, document, and so on which are so different from what I've learn in the campuss. It was a new experience working on Japanese company dengan disiplin yang sangat tinggi. But I was so happy here to met so many new friends. Di sini perlahan-lahan gue mulai menyadari betapa kerasnya dunia pekerjaan itu.

-Selamat Jalan, Bapak Tua...
Bapak Tua Deka berpulang ke rumah Bapa di bulan Mei ini. Kesedihan yang luar biasa kami sekeluarga rasakan, setelah tahun lalu keluarga ini di tinggalkan oleh adik kecil kami. Tapi kami percaya bahwa Tuhan sanggup menghibur hati kami semua. Bapak Tua sudah tenang bersama Bapa di surga. Selamat jalan, Bapak Tua kami yang kami cintai...

-Happy Wedding, Hestia!
The first marriage in Metal 2010, May 25th. Happy wedding, my bestie, Hestia Hartini Novitasari! Gak nyangka, Hestia benar-benar menikah haha. God bless her new lil family.

-Konser Mahakarya Pdt. JAU Doloksaribu
Untuk menghargai mahakarya dari lagu-lagu ciptaan Amang Pdt. JAU Doloksaribu, seluruh seksi di Gereja HKBP Maranatha Rawalumbu menyanyikan lagu-lagu ciptaan  beliau di konser tersebut. Ini konser pertama NHKBP Maranatha di tahun 2014, setelah tahun lalu sukses dengan Mini Concert Parheheon.


April
-New Job
Yuhuuuu I've got my new job after thousand times trying to apply for a job. Welcome to PT EDS Manufacturing Indonesia as a Management Trainee. First time to work and sign the contract held on May 2nd. It almost 2 months after the graduation. Thank God, it didn't take too long time.

-NHKBP Maranatha
Kepengurusan 2012-2014 NHKBP Maranatha sudah berakhir. Terpilihlah pengurus-pengurus baru yang diketuai oleh Kak Devy Surya Napitupulu, bersama sekretaris Bang Norman Collin Sinaga dan gue sebagai bendahara. God gave us another 17 servants to serve Him in our youth community church. Selama 2 tahun akan bekerja bersama-sama di ladangnya Tuhan. God leads us to walk working in His way. Amen.


March
-Hello Hometown
Pulang kampung. Kebetulan ada kakak sepupu nikah di Duri, gue yang pengangguran ini pun akhirnya ngikut deh. Perjalanan dilanjutkan ke kampung halaman di daerah Goting, Lagu Boti dan Sitio-tio, Porsea, Sumatera Utara. How great the Thou art!! Pemandangan alam Indonesia yang luar biasa, Praise our Lord!!

-Jobseeker
Seeking of any job was start in here. Ngerasain deh akhirnya gimana itu bikin CV yang oke, interview, FGD, psikotest, dan test-test lainnya untuk melamar lowongan pekerjaan. Ada seninya tersendiri deh, pergi ke Jobfair, surfing the jobseek's website, sampai nanya-nanya senior tentang lowongan di kantornya haha.

-Besties's Stress of SKRIPSWEET
Pengangguran macam gue ini sering banget di ajakin jalan-jalan sama orang-orang yang lagi stress sama skripsinya. Begitu pun dengan Monica, Ka Ares, Nia, dan Ito. Jadilah kita ke pantai Ancol deket Ancol Beach Mall bak sinetron-sinetron FTV Indonesia, lari-larian di pinggir pantai sambil teriak-teriak gak jelas. But, we enjoyed that time. The time of refresh our brain and made it stress-less.


February
-Graduation Day
CONGRADUATION, UI!!!
Yeah finally I've got my toga here, in Balairung, February 8th with Metallurgy and Materials 2010. So excited here!! 3,5 years of study akhirnya berakhir bahagia disini. But, it was not the end of the life. Life must go on and I think It was the beginning of my true life haha. Dunia alumni yang katanya begitu keras, jobseeker menanti di depan mata. What will I do after this graduation? Make a money haha and continue my study to the master program of Management. Amin.

-Martabak Pecenongan in the Middle of Night
Wacana ini sudah diangkat dari Natal 2012, dan gak mau hanya sebatas wacana saja. Akhirnya tengah malam pun kami jabanin buat ngejar martabak yang kata orang enak ini. Martabak toblerone dan nutella yang berjualan di daerah Pecenongan. Gue, Erika, Akbar, Putu, Jonket, dan Elias pun akhirnya nekat ke sini jam 11 malam brrr. Lagi musim banjir akibat hujan badai pun kami tempuh haha tapi semua terbayar ketika merasakan the taste of the martabak. 


January
-DUFAN with PANPEN 2010
 After a long time planned about holiday or consolidation before we had graduation, finally we had got holiday in Dunia Fantasi, Ancol. Buahahaha biasa banget sih, tapi yang penting itu kebersamaannya. I love them so much :)

- Sidang skripsi
Sidang skripsi gue (Jan 5) yang which was draft-nya baru selesai 30 menit sebelum sidang. So insane ckckck. Natalan tahun lalu dan Tahun baruan tahun ini adalah yang paling tidak hikmat sepanjang masa. Dihantui dengan revisi draft dan sidang skripsi. Tapi Puji Tuhan semuanya boleh selesai dengan baik.



The Conclusions:
So many blessings in this year.
So many happiness', laughs, tears, smiles, and mixed feelings.
So many marriage hehe.
Thank God for all the things :) 




Happy New Year,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

ENFJ Personality

Secara iseng, gue suka ikut-ikutan test kepribadian di beberapa website test kepribadian gratis. Belakangan, gue coba explore lagi kepribadian gue lewat test kepribadian MBTI di website ini. Overall, ada 16 tipe kepribadian berdasarkan website ini. Diantaranya adalah:


And the result is I'm totally an extrovert one and I really know it haha. Hasil lebih tepatnya adalah ENFJ (Extraversion, Intuition, Feeling, Judging). Let's see the explanation below!

ENFJ Personality
"Everything you do right now ripples outward and affects everyone. Your posture can shine your heart or transmit anxiety. Your breath can radiate love or muddy the room in depression. Your glance can awaken joy. Your words can inspire freedom. Your every act can open hearts and minds." -- David Deida
ENFJs are natural-born leaders, full of passion and charisma. Forming around two percent of the population, they are oftentimes our politicians, our coaches and our teachers, reaching out and inspiring others to achieve and to do good in the world. With a natural confidence that begets influence, ENFJs take a great deal of pride and joy in guiding others to work together to improve themselves and their community.

FIRM BELIEVERS IN THE PEOPLE
People are drawn to strong personalities, and ENFJs radiate authenticity, concern and altruism, unafraid to stand up and speak when they feel something needs to be said. They find it natural and easy to communicate with others, especially in person, and their Intuitive (N) trait helps people with the ENFJ personality type to reach every mind, be it through facts and logic or raw emotion. ENFJs easily see people's motivations and seemingly disconnected events, and are able to bring these ideas together and communicate them as a common goal with an eloquence that is nothing short of mesmerizing.

The interest ENFJs have in others is genuine, almost to a fault - when they believe in someone, they can become too involved in the other person's problems, place too much trust in them. Luckily, this trust tends to be a self-fulfilling prophesy, as ENFJs' altruism and authenticity inspire those they care about to become better themselves. But if they aren't careful, they can overextend their optimism, sometimes pushing others further than they're ready or willing to go.

ENFJs are vulnerable to another snare as well: they have a tremendous capacity for reflecting on and analyzing their own feelings, but if they get too caught up in another person's plight, they can develop a sort of emotional hypochondria, seeing other people's problems in themselves, trying to fix something in themselves that isn't wrong. If they get to a point where they are held back by limitations someone else is experiencing, it can hinder ENFJs' ability to see past the dilemma and be of any help at all. When this happens, it's important for ENFJs to pull back and use that self-reflection to distinguish between what they really feel, and what is a separate issue that needs to be looked at from another perspective. THE STRUGGLE OUGHT NOT TO DETER US FROM THE SUPPORT OF A CAUSE WE BELIEVE TO BE JUST
ENFJs are genuine, caring people who talk the talk and walk the walk, and nothing makes them happier than leading the charge, uniting and motivating their team with infectious enthusiasm.
People with the ENFJ personality type are passionate altruists, sometimes even to a fault, and they are unlikely to be afraid to take the slings and arrows while standing up for the people and ideas they believe in. It is no wonder that many famous ENFJs are US Presidents - this personality type wants to lead the way to a brighter future, whether it's by leading a nation to prosperity, or leading their little league softball team to a hard-fought victory.


ENFJ STRENGTHS AND WEAKNESSES
  • ENFJ STRENGTHS
  1. Tolerant - ENFJs are true team players, and they recognize that that means listening to other peoples' opinions, even when they contradict their own. They admit they don't have all the answers, and are often receptive to dissent, so long as it remains constructive.
  2. Reliable - The one thing that galls ENFJs the most is the idea of letting down a person or cause they believe in. If it's possible, ENFJs can always be counted on to see it through.
  3. Charismatic - Charm and popularity are qualities ENFJs have in spades. They instinctively know how to capture an audience, and pick up on mood and motivation in ways that allow them to communicate with reason, emotion, passion, restraint - whatever the situation calls for. Talented imitators, ENFJs are able to shift their tone and manner to reflect the needs of the audience, while still maintaining their own voice.
  4. Altruistic - Uniting these qualities is ENFJs' unyielding desire to do good in and for their communities, be it in their own home or the global stage. Warm and selfless, ENFJs genuinely believe that if they can just bring people together, they can do a world of good.
  5. Natural Leaders - More than seeking authority themselves, ENFJs often end up in leadership roles at the request of others, cheered on by the many admirers of their strong personality and positive vision.
  • ENFJ WEAKNESSES
  1. Overly Idealistic - People with the ENFJ personality type can be caught off guard as they find that, through circumstance or nature, or simple misunderstanding, people fight against them and defy the principles they've adopted, however well-intentioned they may be. They are more likely to feel pity for this opposition than anger, and can earn a reputation of naïveté.
  2. Too Selfless - ENFJs can bury themselves in their hopeful promises, feeling others' problems as their own and striving hard to meet their word. If they aren't careful, they can spread themselves too thin, and be left unable to help anyone.
  3. Too Sensitive - While receptive to criticism, seeing it as a tool for leading a better team, it's easy for ENFJs to take it a little too much to heart. Their sensitivity to others means that ENFJs sometimes feel problems that aren't their own and try to fix things they can't fix, worrying if they are doing enough.
  4. Fluctuating Self-Esteem - ENFJs define their self-esteem by whether they are able to live up to their ideals, and sometimes ask for criticism more out of insecurity than out of confidence, always wondering what they could do better. If they fail to meet a goal or to help someone they said they'd help, their self-confidence will undoubtedly plummet.
  5. Struggle to Make Tough Decisions - If caught between a rock and a hard place, ENFJs can be stricken with paralysis, imagining all the consequences of their actions, especially if those consequences are humanitarian.

ENFJ RELATIONSHIPS
People who share the ENFJ personality type feel most at home when they are in a relationship, and few types are more eager to establish a loving commitment with their chosen partners. ENFJs take dating and relationships seriously, selecting partners with an eye towards the long haul, rather than the more casual approach that might be expected from some Explorer (SP) types. There's really no greater joy for ENFJs than to help along the goals of someone they care about, and the interweaving of lives that a committed relationship represents is the perfect opportunity to do just that.
I'M A SLOW WALKER, BUT I NEVER WALK BACK.

Even in the dating phase, people with the ENFJ personality type are ready to show their commitment by taking the time and effort to establish themselves as dependable, trustworthy partners.
Their Intuitive (N) trait helps them to keep up with the rapidly shifting moods that are common early in relationships, but ENFJs will still rely on conversations about their mutual feelings, checking the pulse of the relationship by asking how things are, and if there's anything else they can do. While this can help to keep conflict, which ENFJs abhor, to a minimum, they also risk being overbearing or needy - ENFJs should keep in mind that sometimes the only thing that's wrong is being asked what's wrong too often.

ENFJs don't need much to be happy, just to know that their partner is happy, and for their partner to express that happiness through visible affection. Making others' goals come to fruition is often the chiefest concern of ENFJs, and they will spare no effort in helping their partner to live the dream. If they aren't careful though, ENFJs' quest for their partners' satisfaction can leave them neglecting their own needs, and it's important for them to remember to express those needs on occasion, especially early on.
YOU CANNOT ESCAPE THE RESPONSIBILITY OF TOMORROW BY EVADING IT TODAY

ENFJs' tendency to avoid any kind of conflict, sometimes even sacrificing their own principles to keep the peace, can lead to long-term problems if these efforts never fully resolve the underlying issues that they mask. On the other hand, people with the ENFJ personality type can sometimes be too preemptive in resolving their conflicts, asking for criticisms and suggestions in ways that convey neediness or insecurity. ENFJs invest their emotions wholly in their relationships, and are sometimes so eager to please that it actually undermines the relationship - this can lead to resentment, and even the failure of the relationship. When this happens, ENFJs experience strong senses of guilt and betrayal, as they see all their efforts slip away.

If potential partners appreciate these qualities though, and make an effort themselves to look after the needs of their ENFJ partners, they will enjoy long, happy, passionate relationships. ENFJs are known to be dependable lovers, perhaps more interested in routine and stability than spontaneity in their sex lives, but always dedicated to the selfless satisfaction of their partners. Ultimately, ENFJ personality types believe that the only true happiness is mutual happiness, and that's the stuff successful relationships are made of.

ENFJ FRIENDS
When it comes to friendships, ENFJs are anything but passive. While some personality types may accept the circumstantial highs and lows of friendship, their feelings waxing and waning with the times, ENFJs will put active effort into maintaining these connections, viewing them as substantial and important, not something to let slip away through laziness or inattention.
This philosophy of genuine connection is core to the ENFJ personality type, and while it is visible in the workplace and in romance, it is clearest in the breadth and depth of ENFJ friendships.
ALL MY LIFE I HAVE TRIED TO PLUCK A THISTLE AND PLANT A FLOWER WHEREVER THE FLOWER WOULD GROW...
People with the ENFJ personality type take genuine pleasure in getting to know other people, and have no trouble talking with people of all types and modes of thought. Even in disagreement, other perspectives are fascinating to ENFJs - though like most people, they connect best with individuals who share their principles and ideals, and Diplomats (NF) and Analysts (NT) are best able to explore ENFJs' viewpoints with them, which are simply too idealistic for most. It is with these closest friends that ENFJs will truly open up, keeping their many other connections in a realm of lighthearted but genuine support and encouragement.

Others truly value their ENFJ friends, appreciating the warmth, kindness, and sincere optimism and cheer they bring to the table. ENFJs want to be the best friends possible, and it shows in how they work to find out not just the superficial interests of their friends, but their strengths, passions, hopes and dreams. Nothing makes ENFJs happier than to see the people they care about do well, and they are more than happy to take their own time and energy to help make it happen.
WE SHOULD BE TOO BIG TO TAKE OFFENSE, AND TOO NOBLE TO GIVE IT.


While ENFJs enjoy lending this helping hand, other personality types may simply not have the energy or drive to keep up with it - creating further strain, people with the ENFJ personality type can become offended if their efforts aren't reciprocated when the opportunity arises. Ultimately, ENFJs' give and take can become stifling to types who are more interested in the moment than the future, or who simply have Identities that rest firmly on the Assertive side, making them content with who they are and uninterested in the sort of self-improvement and goal-setting that ENFJs hold so dear.

When this happens ENFJ personalities can be critical, if they believe it necessary. While usually tactful and often helpful, if their friend is already annoyed by ENFJs' attempts to push them forward, it can simply cause them to dig in their heels further. ENFJs should try to avoid taking this personally when it happens, and relax their inflexibility into an occasional "live and let live" attitude.

Ultimately though, ENFJs will find that their excitement and unyielding optimism will yield them many satisfying relationships with people who appreciate and share their vision and authenticity. The joy ENFJs take in moving things forward means that there is always a sense of purpose behind their friendships, creating bonds that are not easily shaken.




Trully ENFJ,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Brother Zone is A War Zone (Really?)

Istilah 'something zone' sekarang lagi ngetren banget di kalangan kawula muda sekitar. Contohnya saja seperti: friend zone, brother zone, sister zone, driver zone, and so on. Kaitannya pasti dengan cinta yang tak terbalaskan atau cinta yang bertepuk sebelah tangan. Let's be focus on brother zone. The reason why I choose this topic for this post is karena gue sendiri mengalami hal ini (curhat session is starting) hahaha. Just for sharing siapa tau ada yang punya pengalaman sama dengan gue.

Berawal dari menonton ulang film One Day yang diperankan oleh si cantik Anne Hathaway as Emma and Jim Sturgess as Dexter. Dexter and Emma are shown each year on the same date to see where they are in their lives. They are sometimes together, sometimes not, on that day. Berlatar Skotlandia era 1980’an film ini begitu manis untuk di tonton. We just friend. Ouccchhh…. Pernah mengalaminya? It's not different with 'We're like a brother-sister relationship', 'I regard you as my brother (or sister)', 'I love him (or her) but he (or she) love the other girl (or boy)', yah something like that lah kira-kira. For some people, brother (or friend) zone is like a war zone between expectation and reality, menyakitkan tapi terkadang menyenangkan terjebak di dalamnya. How do you think about the real function of a special relationship for itself? Is it just for your fun? Apakah hanya untuk ada penghibur hati yang meramaikan handphone dan ngajak makan? Atau memang untuk final destination for our spouse soon to be?

As a girl, it's not easy to express our true feeling about a boy. But, sometimes boy do the same thing. So, who should be the first one who express their feeling? Girl? Boy? Both of them, yeah siapa pun bisa menyatakan perasaannya duluan. Dan saat keduanya ragu untuk menyatakan perasaannya di tengah hubungan yang semakin nyaman satu sama lain, jeng jeng jeng welcome to the war zone!! Selamat datang di zona perang perasaan satu sama lain! Alasan utama kenapa gue nulis post ini sebenernya pure untuk curhat karena gue sudah lelah dengan hubungan aneh seperti brother zone ini. Sebab realitanya bukan hanya gue yang terjangkit virus aneh macam ini, some of my friends have the same condition, too. Muak banget gak tuh? But, thank God sekarang gue sudah mulai bisa move on haha karena gue sadar hubungan aneh seperti ini gak membawa truly goal dalam visi hidup gue. Toh, dia hanya menganggap gue sebagai his best-good-listener-and-advice-giver-sister atau his best partner in crime. And so do I, iyuuuuuh jadi curhat haha. But I really enjoy this relationship untuk beda persepsi, bukan lagi untuk ngarep jadi pasangan hidup tapi benar-benar menganggapnya sebagai best partner,  best adviser, and well best big brother. Brother zone dan sejenisnya akan menjadi big war jika kita terus-menerus memaksakan dan berharap apa yang tidak bisa kita dapatkan. Tapi ketika kita menjadikan itu sebagai hubungan yang dapat membangun satu sama lain, why not? Toh, ini tidak jauh berbeda dengan hubungan persahabatan. 

Saran gue sih sebaiknya hindari diri kita dari hal-hal yang seperti ini. Fokus terhadap tujuan hidup kita agar kita tidak mudah terjebak dalam zona-zona aneh yang sedang booming di zaman ini. Mengingat usia yang beranjak tua, mulai terdengar potongan-potongan celetukan menggelitik tentang pasangan hidup. Di kenalin sana sini, jadi objek ceng-cengan, balada kisah tanya kabar teman lama, sampai ditanya pertanyaan membosankan 'Mana pacarnya sekarang?'. Hanya beberapa orang yang tahu tentang kisah cinta mengenaskan yang gue alami haha. I keep it as a secret, it's about privacy dan harga diri (bukan hal yang mudah untuk orang ekstrovert seperti gue untuk menyembunyikan hal-hal semacam ini dari orang-orang sekitar gue). Sedih dan mengenaskannya adalah ketika semakin gue tau the true meaning of a relationship, semakin mengenaskan pengalaman yang gue dapat, tentooong.... But I make it for live learning karena hidup ini tidak hanya berjalan begitu saja namun ada pembelajaran di dalamnya. Post ini sebagai tanda kecil how I respect a relationship.
"Best relationship: talk like best friends, argue like husband and wife, play like children, and protect each other like brother and sister"
PS:
Thank you for all the times, distance, advice, share. It's not a simply decision. We need some kinds of maturity to make clear all of this  weird things. Welcome to the my single-pure (without any brother, friend, or anything else) zone!!!




I am single and very happy,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

What's Going On?

Long time no write. Almost two months I don't share anything here, kangen banget. Honestly, udah lama banget mau nulis dan mau ngepost berbagai macam kisah baru yang gue alami selama kurang lebih dua bulan ini, tapi entah kenapa taking a nap is more interesting than posting this blog

After too many posts are written by me along my long long long (seek for a job) holiday, I'd lost my word to be written for last two months. And here I am with my new position. Thank God, I've got a job a month ago as a Management Trainee (MT) in a manufacturing company at Balaraja, Tanggerang. Setelah melalui banyak proses perekrutan di berbagai perusahaan, akhirnya tanggal 22 April 2014 gue dinyatakan di terima sebagai Management Trainee di perusahaan tersebut. Puji Tuhan, dengan segala macam pergumulan dan pertimbangan akhirnya gue memutuskan untuk join dengan perusahaan tersebut. Dipertemukan dengan aktivitas baru, teman-teman baru, kebiasan baru, suasana baru, dan tantangan baru membuat gue banyak sekali belajar selama kurang lebih dua bulan ini (terhitung sejak first day on May 2nd, 2014). Bertemu dengan 9 orang teman baru sesama MT dari berbagai macam latar belakang. Ada yang sudah experienced dan ada juga yang fresh graduate sama seperti gue. Mereka adalah Ain (temen kuliah), Regina, Helmi, Danddy, Fadheel, Rio, Bang David, Bang Wahyu, dan Mas Cahya. Merupakan suatu kesenangan tersendiri ketika dipertemukan dengan mereka semua.

Kata orang dunia kerja itu sangat berbeda dengan dunia kuliah atau sekolah, pernyataan tersebut sangatlah benar berdasarkan pengalaman gue pribadi selama dua bulan ini menjadi seorang pekerja. Tantangannya lebih banyak dan lebih besar. Orang-orang yang kita hadapi pun bervariasi baik itu sifatnya, karakternya, pengalamannya, jabatannya, dan juga umurnya. Sewaktu kuliah kemarin kebayang gak sih bahwa setelah bekerja kita akan berteman dengan bapak-bapak atau ibu-ibu yang mungkin usianya sudah setara dengan orang tua kita dan bahkan jabatannya jauh di atas kita atau bahkan jauh di bawah kita? Kebayang juga gak kalau gue di usia yang semuda ini (fyi, gue paling muda loh diantara top management di kantor haha), kita dipanggil dengan julukan 'Ibu'? Kebayang gak sih persaingan untuk menempati suatu jabatan sudah mulai berasa saat langkah kaki pertama masuk perusahaan? Kebayang gak sih senengnya menerima gaji pertama hasil jerih payah sendiri? Kalau gue sih tidak terbayang sama sekali dengan hal-hal ini. Yang terbayang dibenak gue hanyalah sebatas pergi kerja, kerja, dan pulang kerja. Cetek banget ya hahahaaa. 

Kalau ditanya, lebih enak mana kuliah dan bekerja? Jelas jawabannya adalah kuliah.
Enak mana bergaul sama temen kuliah atau temen kantor? Sejauh ini sih masih lebih comfort ke temen kuliah hehe.

Pergumulan mahasiswa dengan pekerja pun jelas sudah berbeda. Porsi sebagai mahasiswa tidak sebanding dengan pekerja. Tantangannya pun sungguh berbeda dan lebih ekstrem tantangan untuk seorang pekerja dibandingkan dengan seorang mahasiswa. Perubahan pun mulai aku alami di dalam kehidupanku sedikit demi sedikit dan butuh pergumulan besar dalam menyikapinya. Yah, begitulah. Agak sulit dijabarkan dalam rangkaian kata. Intinya berjuang, berdoa, dan berusaha :)



...
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Kata Orang Gue Aneh

Kalau berbicara tentang wanita cantik yang bergaya to the max dalam kesehariannya, jelaslah itu bukan aku. Aku hanya bergaya dengan jeans skinny dipadu t-shirt oblong berwarna polos gelap (kebanyakan) dengan sepasang flat shoes menempel di kakiku. Terkadang aku memakai short dress dengan tambahan aksesoris kalung dipadu flat shoes atau wedges shoes, ini pun hanya seminggu sekali di hari Minggu ketika sedang bergereja. Aku tidak secantik Barbie, seputih salju, semanis gula atau pun sekeren wanita masa kini. Aku hanya wanita sederhana yang terlalu malas menjadi sorotan. Aku juga tidak eksis seperti wanita sosialita, aku hanya wanita yang menjalani hidup ini apa adanya sesuai dengan apa yang ada dalam diriku, tidak melebihkan atau menguranginya. Aku lucu dengan humorku sendiri tidak peduli orang lain menganggapnya garing segaring krupuk atau alot sealot makanan basi. Aku banyak bicara sampai kadang terlalu banyak dan tidak tersaring apa saja yang keluar dari mulut bawelku ini. 

Aku menyukai kebersamaan dan membenci kesendirian. Namun, aku juga sering sebaliknya. Aku membingungkan, bukan? Aku adalah wanita dengan watak kombinasi sanguinis dan koleris. Terlalu bahagia untuk bersedih, terlalu tangguh untuk di bantu. Dalam hitungan detik aku bisa menjadi si periang yang selalu suka tertawa dan aku pun tetiba bisa jadi si pemurung yang menangis meraung-raung. Suka memerintah dan bergerak secepat angin itulah sisi diriku yang lain. Aku mandiri dengan caraku sendiri meskipun orang lain melihatnya ganjal dan tidak masuk akal. Aku terlalu ekstrovert untuk menyembunyikan perasaanku, terlalu mudah ditebak. Kalian bisa menumui sosokku yang amburadul diantara kerumunan teman-temanku di kantin atau rumah makan. Jika kalian tidak dapat menemuinya, temuilah aku yang duduk manis di coffee shop semacam Starbucks dengan novel ditanganku atau laptop didepan mataku sambil mendengarkan musik melalui headset yang terpasang pada telingaku, tanpa teman-temanku, aku seorang diri. Aku bisa menghabiskan waktuku untuk dua hal tersebut selama berjam-jam sampai aku benar-benar selesai, karena aku tidak suka melakukan suatu hal setengah-setengah.

Aku mungkin bukan pendengar yang sangat baik, karena sometimes aku juga ingin didengarkan. Tapi aku mampu memberikan solusi dengan cepat tanpa pikir panjang untuk suatu hal yang telah aku dengar. Bijaksana tidak bersinar terang dalam kepribadianku, namun aku bisa menjadi orang yang paling bijak ketika Tuhan berkehendak untuk memakaiku menjadi bijak. Aku mungkin bisa dibilang populer tapi tidak sepopuler Si Barbie yang dikenal orang-orang sejagad raya bak artis panggung dunia hiburan atau Si Einstein yang dikenal dengan keenceran otaknya. Aku terkenal karena aku suka sekali menjalin relasi di tempat-tempat dimana Tuhan menempatkan aku. Hal ini membuatku mempunyai banyak teman dan sedikit menyandang gelar 'populer'. Aku lebay, ya terlalu ekspresif untuk berekspresi, terlalu banyak ini, terlalu banyak itu, terlalu yang paling terlalu sampai orang-orang menafsirku sebagai orang yang lebay. Aku bisa sangat berusaha keras untuk mendapatkan apa yang aku mau dan pantas dapatkan. Bukan aku, kalau jatuh sedikit lalu langsung menyerah.

Mungkin banyak orang tak percaya kalau aku bisa sekalem tuan putri darah biru dan sediam tembok membisu. Aku bisa seperti itu, saat aku seorang diri dengan sekumpul masalah dalam otak dan hatiku. Lalu saat kembali bersama orang lain aku bisa segera berubah menjadi seperti air beriak dan jam weker yang menyala, sangat berisik. Aku tidak ingin terlihat lemah tak berdaya di depan orang lain, aku tidak ingin masalahku muncul dan merusak citra periangku di depan orang banyak. Bukan munafik, hanya tidak ingin membuat orang bertanya dan merusak suasana dengan perkara-perkaraku. Si perusak suasana, beberapa kali pernah mampir disebutkan tentang diriku. Biasanya hal ini disebutkan ketika aku mulai lupa menaruh benda-benda milikku, lupa nama orang-orang disekitarku, lupa apa yang seharusnya aku lakukan. Penyakit lupa kronis ini melekat kuat dalam diriku, short memory brain syndrome namanya. Atau bahkan aku bisa jadi si perusak suasana ketika otakku terlalu lamban untuk berpikir dan terlalu susah untuk menyinkronkan diri dengan keadaan, aku si lemah otak. 

Kasih kepada sesama selalu berusaha aku praktekan dalam kehidupanku. Belajar mengasihi adalah pelajaran favoritku. Tapi entah kenapa kasih itu sering kali hilang ketika ada sesuatu yang tidak beres. Itulah mengapa aku menyebutkan belajar, aku masih dan terus akan selalu belajar untuk mengasihi. Apalagi untuk beberapa orang yang kerap menganggapku aneh, aku perasa dan lebih dominan menggunakan perasaan dibandingkan dengan logikaku. Banyak orang bilang aku aneh berdasarkan aku dan karakterku. Tertawaku aneh, sifatku aneh, cara berpikirku aneh, keluargaku aneh, jokes-ku aneh, ya pokoknya diriku aneh. Namun aku bahagia dengan keanehan yang ada padaku. Itulah yang memberikan warna pada kehidupanku. Bagai keanehan pelangi yang selalu muncul sehabis hujan, keanehan burung pipit yang tidak diberi makan namun bisa terus hidup, keanehan bunga bakung yang tidak memintal dan tidak berdandan namun tumbuh begitu indah, itulah diriku. Walaupun aneh, tapi bisa menjadi indah pada saat yang tepat. Tuhan tidak pernah salah menciptakan aku yang sering dibilang aneh ini. Tuhan justru punya tujuan yang luar biasa dibalik ciptaanNya yang aneh ini. Aku adalah aku, yang tidak sempurna tapi bisa disempurnakan oleh indahnya rencana Tuhan dalam hidupku. Bukan menjadi hal yang penting mengenai 'kata orang, aku aneh' sebab yang terpenting adalah 'kata Tuhan, aku berharga (dengan segala keanehanku)'. 


"I'm beautiful in my way cause God makes no mistakes
I'm on the right track, baby I was born this way
Don't hide yourself in regret just love yourself and you're set
I'm on the right track, baby I was born this way"
(Born This Way - Lady Gaga)


"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya."
(Yeremia 18:4) 





Salam (lebih) kenal,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments


In Life Personal

PSPO UI

Paduan Suara Persekutuan Oikumene Universitas Indonesia (PSPO UI)
-mengingat setiap detail saat Tuhan memrosesku di persekutuan ini-

Sometimes, I like to spend my time reviewing the old photos or videos or anything which remembered me to something. Sampai tiba saatnya aku membuka folder berjudul PSPO UI di laptop dan menemukan buku kitab PSPO (huehehe). I saw the pictures one by one while I was giving my little smile and big laugh (teringat masa-masa saat di foto-foto tersebut). 

Mari kita putar waktu ke tahun 2010, when I met them at the first time and felt in love with them (lebay haha).

Saat itu aku mengikuti POJ (Persekutuan Oikumene Jumat) di FTUI (GK.306) dan aku ingat betul bahwa itulah pertama kali aku mengenal PSPO UI. Sebuah paduan suara (yang saat itu aku belum tahu namanya) berpakaian seragam batik, terdiri dari beberapa orang wanita (kebanyakan) dan pria yang menyanyikan lagu 'Hati Sebagai Hamba'. Awalnya agak aneh, karena salah satu dari anggota paduan suara tersebut menceritakan sekilas tentang lagu yang akan dinyanyikan (hey, for what? waktu berjalan nih, buruan kek langsung nyanyi. Batinku saat itu). Saat mereka bernyanyi aku sedikit amazing karena paduan suara ini bernyanyi cukup bagus dan terlihat sangat menikmati lagunya, sampai pada akhirnya di akhir penampilan kembali salah satu dari mereka menceritakan siapakah mereka itu. Ternyata mereka adalah Paduan Suara Persekutuan Oikumene UI, yang merupakan wadah pelayanan POUI dalam bidang puji-pujian. Sangat tertarik tentunya, secara aku jatuh cinta pertama kali dengan musik di sebuah paduan suara saat aku sekolah minggu, ya paduan suara.

PSPO UI merupakan tempat dimana Tuhan memrosesku menjadi pribadi yang lebih sabar dan humble. Motto PSPO yang selalu ku pegang dimana pun Tuhan tempatkan aku untuk bernyanyi:
"Singing with understanding, singing with your heart, and singing with your best"
Bukan perkara mudah saat aku harus menyisihkan waktu seminggu dua kali guna berlatih bersama PSPO di tempat latihan yang sangat jauh (di samping RS Bunda Margonda, di vokasi, di fasilkom, di SC Kober, di fisip, dll) serta jadwal kuliah yang bentrok dan sangat padat, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus merendahkan hati untuk tidak menonjolkan suara pribadi dan menyamakannya dengan suara orang-orang di sebelah kanan dan kiriku saat bernyanyi, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus belajar bersosialisasi (make a friend) dengan orang-orang baru yang sangat berbeda latar belakangnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk belajar lagu dan mendalami/memahami lagu secara mandiri, apalagi aku sedikit kurang mengerti memahami lagu saat itu, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk datang latihan dan fokus berlatih di saat tugas/kuis/ujian kuliah berlangsung serta tuntutan organisasi lain yang berdatangan, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus memperhatikan duta-duta lain (apalagi aku adalah orang yang cuek dan masa bodo) di saat diri sendiri juga sedang butuh perhatian, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus belajar menyesuaikan diri dengan kesibukan berbagai macam orang sementara diriku sendiri juga memiliki kesibukan lain selain PSPO, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku memberi diri sebagai pengurus PSPO bersamaan dengan pengerjaan skripsi sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat kami (pengurus) harus mengerjakan bagian yang lebih banyak dan lebih kompleks dari pada yang lain (termasuk menentukan lagu yang akan dinyanyikan, menyiapkan partitur lagu, datang lebih dulu, dll) serta harus selalu menjaga beban itu ditengah beban-beban berat lainnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat kami harus mencari tempat latihan dan jadwal latihan yang sesuai dan cocok dengan seluruh duta PSPO, belum lagi menghadapi kenyataan bahwa kuantitas duta yang sangat banyak berbanding terbalik dengan kehadiran duta setiap latihannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk aku bisa membagi waktu, waktu untuk kuliah, waktu untuk latihan, atau pun waktu untuk diriku sendiri, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah ketika kami sangat bergumul dan merindukuan kehadiran duta-duta cowok yang semakin hari, semakin menipis jumlahnya dan PSPO terancam menjadi paduan suara wanita, dan disisi lain Tuhan memberikan jumlah duta-duta cewek yang melimpah namun berfluktuasi frekuensi kedatangannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku menghadapi berbagai tentangan dari orang tuaku karena banyak waktuku yang aku habiskan bersama kegiatan-kegiatan non-akademis, memberi pengertian kepada mereka bahwa inilah ladang pelayananku, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk menjaga kesehatian, mempertahankan semangat dan komitmen seluruh duta untuk bisa terus datang latihan serta menghidupi visi-misi PSPO (bahkan sampai menimbulkan konflik yang meimbulkan air mata dalam menghadapinya, aku butuh untuk lebih berhikmat dalam hal ini), dan Tuhan masih memrosesku untuk bisa melewati fasa ini.

Ya itu semua bukanlah perkara yang mudah untuk dikerjakan, tapi Tuhan berproses dan membuatku bisa melalui setiap perkara itu. Prosesnya tidak mudah tapi dari situ aku banyak belajar, terutama belajar untuk bisa mementingkan kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Sekarang aku mengerti mengapa Tuhan menempatkan aku di sini, di PSPO. Tuhan ingin aku diproses melalui berbagai macam perkara supaya aku bisa lebih sabar, lebih dewasa, lebih berserah, lebih humble, lebih terbuka, lebih perhatian, lebih rendah hati, dan lebih baik tentunya. Bukan hanya belajar tentang teknik bernyanyi dalam paduan suara, tapi aku juga belajar tentang sikap seorang pelayang dan seorang hamba, belajar banyak hal tentang puji-pujian kepada Allah, belajar bersosialisasi dengan orang lain yang memiliki banyak perbedaan latar belakang, belajar memahami bagaimana pujian itu berbicara melalui nyanyian sehingga setiap orang yang mendengarnya bisa merasakan pujian itu sendiri, dan tentunya belajar untuk berubah menjadi lebih baik.

Aku memang suka bernyanyi, tapi aku lebih suka cara Tuhan memrosesku melalui pembelajaran akan nyanyi-nyanyian yang aku nyanyikan, terutama di dalam PSPO ini. Aku menikmati cara Tuhan memrosesku di persekutuan ini. Aku menikmati kebersamaan dengan setiap orang yang turut ambil bagian dalam persekutuan ini. Di sini aku mendapatkan keluarga baru, teman-teman baru, sahabat-sahabat baru, yang dapat menjadi tempat berbagi keluh dan kesah bersama.

Aku bersyukur Tuhan telah menempatkan aku di sini. Selama 2,5 tahun melayani bersama teman-teman PSPO UI, sekarang aku mengerti betapa berharganya hal ini setelah perlahan-lahan aku belajar melepaskan diri dari persekutuan ini. Untuk bisa lepas dari persekutuan ini pun, aku masih belajar. Secara status mungkin tugasku hampir selesai bersama PSPO UI, duta-duta baru akan segera berdatangan, pengurus-pengurus baru pun sedang Tuhan persiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin para duta, alumni-alumni baru pun akan segera bergabung bersamaku untuk mengakhiri pelayanan ini. Terima kasih PSPO telah menjadi bagian dalam hidupku, terima kasih Tuhan Yesus untuk setiap proses yang telah Tuhan berikan dalam membentukku.
"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." 
Kolose 3:16

*) inspired by Sari Agustin Simbolon (FH 06)
Tuhan telah menjawab doa Ka Sari untuk memberikan keturunan yang banyak kepada PSPO, seperti kepada Abraham. Hal ini dapat dilihat dari jumlah duta yang mencapai 50-60 orang. Sekarang mari terus berdoa dan meminta agar Tuhan tetap menjaga setiap duta PSPO untuk bisa terus semangat dalam menyanyikan puji-pujian untuk melayani Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Dia setia :)




Grateful and graceful,
Dewi Lestari Natalia. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments