Showing posts with label Nusa Tenggara Barat. Show all posts
Showing posts with label Nusa Tenggara Barat. Show all posts

In Nusa Tenggara Barat Travel

Jelajah Lombok di Masa Pandemi Bersama Kementerian Perhubungan dan Suaradotcom

Bukit Merese Lombok

Pejalanan ini dimulai tanpa rencana, berawal dari Kompetisi Jelajahi Konektivitas Transportasi dengan menulis rencana perjalanan (itinerary) yang diadakan oleh Kementerian Perhubungan RI (@kemenhub151) dan Suara.Com (@suaradotcom) melalui instagram. Aku mengirimkan tulisanku dan puji Tuhan akhirnya memenangkan hadiah trip gratis ke Lombok selama 4 hari 3 malam untuk 2 orang.

Baca: Ashtari Restaurant and Lounge Bar Lombok, Lebih dari Sekedar Makan

Awalnya aku melihat postingan pada feed instagram @marischkaprue yang berisi ajakan untuk mengikuti kompetisi dengan hadiah trip gratis plus uang saku. Intinya, kompetisi ini menuntut kita untuk menyusun rencana perjalanan (itinerary) yang memuat konektivitas atau aksesbilitas menggunakan transportasi publik saat jelajah wisata.

𝗸𝗼𝗺𝗽𝗲𝘁𝗶𝘀𝗶 𝗝𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗵𝗶 𝗞𝗼𝗻𝗲𝗸𝘁𝗶𝘃𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗧𝗿𝗮𝗻𝘀𝗽𝗼𝗿𝘁𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁𝗲𝗿𝗶𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗽𝘂𝗯𝗹𝗶𝗸 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮

Singkat cerita akhirnya aku menuliskan rencana perjalanan pada miniblog Transmate dan mengisi data diri. Tanpa disangka, ternyata aku memenangkan kompetisi tersebut. Well, agak was-was sebenarnya karena sedang pandemi. Tapi sayang kan kalau tidak manfaatkan. Akhirnya aku memutuskan untuk trip tanggal 29 Januari sampai 1 Februari 2021 ke Lombok.

𝗸𝗼𝗺𝗽𝗲𝘁𝗶𝘀𝗶 𝗝𝗲𝗹𝗮𝗷𝗮𝗵𝗶 𝗞𝗼𝗻𝗲𝗸𝘁𝗶𝘃𝗶𝘁𝗮𝘀 𝗧𝗿𝗮𝗻𝘀𝗽𝗼𝗿𝘁𝗮𝘀𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗞𝗲𝗺𝗲𝗻𝘁𝗲𝗿𝗶𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝗵𝘂𝗯𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗽𝘂𝗯𝗹𝗶𝗸 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮

Fasilitas

- Tiket Pesawat PP Jakarta-Lombok untuk 2 orang.

- Hotel Bintang 4 selama 4 hari 3 malam di Hotel Lombok Astoria.

- Trip 4 hari 3 malam (termasuk guide, makan, minum, tiket masuk wisata, bensin, parkir, kapal, snorkel, dan dokumentasi, tetapi tidak termasuk biaya untuik Rapid Test Antigen).

- Uang saku Rp 2.500.000,-

Persiapan Perjalanan Saat Pandemi

Jadi ada beberapa check list yang harus dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat ke Lombok saat masa pandemi ini, yaitu:

- Menyiapkan tiket perjalanan.

- Memiliki surat keterangan rapid test antigen dengan hasil negatif berlaku selama 2 hari (sesuai dengan peraturan yang berlaku saat perjalanan tanggal 29 Januari sampai 1 Februari 2021). Karena perjalananku selama 4 hari, maka aku harus melakukan test sebanyak 2 kali, sekali saat keberangkatan dan sekali saat kepulangan.

- Melakukan validasi di bandara keberangkatan.

- Melakukan check-in di bandara keberangkatan.

- Mengisi data pada aplikasi electronic Health Alert Card (eHac) yang dapat didownload di Google Store atau Apple Play Store (siapkan data diri, alamat tujuan, waktu ketibaan, nomor kursi pesawat, kode penerbangan, dll).

- Memperlihatkan barcode pada aplikasi eHac setibanya di bandara tujuan kepada petugas.

Selama jelajah Lombok, aku ditemani oleh mama. Sehari sebelum berangkat, aku dan mama sudah menjalani test antigen untuk memastikan kami bebas dari virus Covid-19 dan dapat melakukan perjalanan. Biaya rapid test bervariasi tergantung klinik atau rumah sakit yang melaksanakan, kisarannya antara Rp 90.000,- sampai Rp 250.000,-.

Test antigen dilakukan sehari sebelum perjalanan dengan masa berlaku selama 2 hari. Namun yang perlu dicatat, bahwa setiap daerah tujuan mempunyai aturan yang berbeda-beda, jadi harus diperhatikan. 

Itinerary

Day 1: Desa Sade dan Pantai Kuta Mandalika

Selama perjalanan tentu saja protokol kesehatan sangat ketat aku terapkan. Saat di pesawat hingga tiba di Lombok, aku tidak melepas masker dan selalu menjaga jarak dengan orang sekitar. Untungnya penerbangan saat itu tidak terlalu ramai dan pesawat juga menerapkan physical distancing dalam pemilihan kursi, dimana kursi bagian tengah dikosongkan. Suasana bandara Lombok saat itu cukup sepi tidak seperti tahun 2016 silam saat pertama kali aku ke sana.

Setibanya di Bandara Internasional Lombok Praya, aku langsung bertemu dengan Mas Andi, guide yang akan menemaniku selama 4 hari 3 malam jelajah Lombok. Hal pertama yang aku lakukan adalah makan siang haha sudah lapar sekali rasanya.

Aku makan siang dengan Nasi Balap Puyung yang letaknya tidak terlalu jauh dari bandara. Makanan ini merupakan makanan khas lombok yang menyajikan burung goreng, daging, kangkung plecing, dan banyak lagi. Aku pesan menu paket lengkap, jadi lauknya cukup banyak, sekitar 5 jenis hehe. 

Setelahnya aku menuju desa adat suku sasak, Desa Sade, yang masih dihuni oleh masyarakat asli suku sasak yang tinggal di rumah adat khas suku sasak. Atap rumah terbuat dari ilalang yang dirakit sedemikian rupa sehingga tidak bocor saat musim hujan dan tidak panas saat musim kemarau, lantainya pun masih tanah namun ada juga yang sudah di semen. Uniknya, masyarakat desa biasa membersihkan lantai rumah mereka dengan kotoran sapi, yang memang sudah tradisi turun temurun.

Saat mengunjungi Desa Sade, aku ditemani oleh guide lokal dari desa tersebut. Guide tersebut bercerita mengenai sejarah suku sasak yang tinggal di Desa Sade, kurang lebih ada 150 keluarga atau sekitar 700 orang yang tinggal di desa tersebut. Mata pencarian utama masyarakat desa adalah bertani dan menenun, oleh karena itu hampir setiap rumah memasarkan hasil tenunan mereka di depan rumah masing-masing untuk dibeli oleh pengunjung.

Desa Adat Sade
Desa Adat Sade
Desa Adat Sade
Pohon cinta di Desa Adat Sade

Hanya aku pengunjung yang mampir saat itu, sebelumnya hanya ada satu rombongan yang berwisata. Memang sejak pandemi melanda, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Adat Sade menurun drastis. Aku pun syok mengingat terakhir kali aku kesana, sangatlah ramai bahkan antri untuk berfoto. Satu sisi, miris rasanya melihat tempat wisata yang kosong, apalagi warga disana menggantungkan hidup dari sektor wisata.

Destinasi selanjutnya adalah Pantai Kuta Mandalika. Mandalika merupakan kawasan destinasi wisata super prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Keratif tahun 2021. Wow, tidak menyangka bahwa kaki ini beranjak menjajakinya hehe. Tahukan kamu bahwa saat ini sedang dibangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika? 

Kuta Mandalika Lombok
The Mandalika
Kuta Mandalika Lombok
Kuta Mandalika

KEK Mandalika mengusung pariwisata sebagai konsep utamanya, dimana pariwisata yang dikembangkan berwawasan lingkungan dengan daya tarik objek wisata alam serta berorientasi terhadap kelestarian lingkungan hidupnya. Bukan hanya itu, Mandalika juga dipilih menjadi arena pertandingan MotoGP, pertandingan balap motor internasional, yang rencananya akan diadakan tahun 2021. Sudah siap menyambut sirkuit jalan raya pertama di dunia yang akan dibangun di KEK Mandalika? Oh, I can't wait!!

Salah satu destinasi wisata yang menarik di KEK Mandalika adalah Pantai Kuta Mandalika. Keistimewaan pantai ini adalah bentuk pasirnya yang bulat menyerupai merica, atau biasa disebut pasir merica. Wah, pantainya bagus banget sih, bersih, airnya biru, karangnya unik, dan yang paling mengejutkan adalah super sepi hehe hanya ada aku, beberapa turis lokal, dan pedagang. Puas banget sih mau foto-foto gak perlu takut bocor keliatan orang lain haha.

Pantai Kuta Lombok
Pantai Kuta Lombok
Pantai Kuta Mandalika Lombok
Pasir merica di Pantai Kuta Lombok

Day 2: Pantai Senggigi, Taman Air Narmada, Desa Sukarara, dan Oleh-Oleh

Awalnya hari kedua aku berencana untuk snorkeling di tiga gili, namun karena cuaca tidak mendukung dan gelombang air laut cukup tinggi, akhirnya aku memutuskan untuk menukar jadwalnya. Jadi hari kedua cukup santai, menyelusuri Senggigi Hill yang super sepi, foto-foto sebentar kemudian lanjut ke Taman Air Narmada.

Pantai Sengigi Lombok
Pantai Sengigi

Taman Air Narmada dulunya merupakan tempat peristirahatan raja yang sekarang diubah menjadi destinasi wisata yang katanya menyimpan air awet muda, ih wow. Saat raja sudah bertambah tua, beliau tidak bisa lagi mengikuti upacara keagamaan di Gunung Rinjani, sebab itulah dibuat taman air ini yang arsitekturnya menyerupai Gunung Rinjani. Jangan lupa mampir ke Bale Pertirtaan yang menyimpan mata air yang konon bisa membuat awet muda.

Taman Air Narmada Lombok
Taman Air Narmada

Lombok terkenal dengan kain tenunnya, salah satu tempat untuk mendapatkan tenun asli Lombok dengan kualitas yang bagus adalah di Desa Sukarara. Semua perempuan di desa ini diharuskan bisa menenun, kalau tidak bisa, maka perempuan tersebut tidak diperkenankan untuk menikah. Maka tidak heran kalau hasil tenunan dari Desa Sukarara ini dijamin kualitasnya karena sudah diwariskan turun temurun.

Lagi-lagi aku merupakan satu-satunya pengunjung yang berkunjung saat itu. Aku disambut oleh warga lokal yang menjadi guide. Aku juga mencoba pakaian adat khas suku sasak, yang terdiri dari kain songket, atasan berwarna hitam dan selendang yang dipasangkan di bagian dada. Setelah mencoba pakaian khas suku sasak, aku dipersilahkan untuk mengambil foto di replika rumah adat sasak yang ada di sana. 

Desa Sukarara Lombok
Desa Tenun Sukarara

Semua hasil tenun warga Desa Sukarara di jual di koperasi, mulai dari songket, kain meteran, ikat kepala, taplak meja, tas, dan banyak lagi. Harga yang ditawarkan bervariasi tergantung dari tingkat kesulitan tenunannya. Jangan takut untuk menawar ya, karena kamu diperkenankan untuk menawar jika memang ingin membelinya.

Oleh-oleh lainnya yang terkenal dari Lombok selain kain tenun adalah mutiara Lombok. Aku mampir ke Toko Mutiara milik Hj. Siti Hajar yang katanya merupakan pemasok mutiara ke para penjual mutiara di Lombok. Jujur, mutiaranya bikin naksir hehe. Harga mutiara air tawar lebih murah dibandingkan air laut, katanya sih karena mutiara air tawar dibudidaya di China, sementara mutiara air laut merupakan hasil budidaya Indonesia. Silahkan dipilih-pilih sesuai budget masing-masing yaa.

Malamnya aku mencicipi Sate Rambiga Ibu Sinnaseh yang sangat terkenal di Lombok. Aku pesan sate sapi dengan sambal khas daerah Rambiga yang sangat pedas namun menggugah selera. Selain itu, aku juga pesan babalung yaitu semacam sop iga tapi tanpa sayuran, dan tentunya plecing kangkung yang wajib menjadi teman semua makanan di Lombok. Maknyus rasanya, enak banget hehe. 

Day 3: Hoping Island Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, Bukit Malimbu, dan Villa Hantu

Thank God, akhirnya hari ini bisa main air di laut. Yippie, snorkeling lagi, rasanya super duper happy. Aku bersama guide menggunakan kapal private yang berangkat dari Dermaga Teluk Nara. Lagi-lagi hanya aku yang akan hoping island saat itu, wow like a private island banget gak sih? haha. 

Gili Trawangan Lombok
Pantai Gili Trawangan

Tujuan pertama adalah Gili Air, snorkeling bersama ikan warna warni disana. Walaupun sudah pernah merasakannya, tapi tetap saja rasanya beda hehe. Selanjutnya ke Gili Meno, melihat patung yang menjadi daya tarik disana, yaitu patung sekumpulan orang yang membentuk lingkaran. Konon patung ini sengaja dibuat pada tahun 2017. Terakhir, aku snorkeling bersama penyu laut di Gili Trawangan, mengagumkan aku berhasil bertemu dengan 5 ekor penyu yang sedang berenang-renang di tengah laut, so cute.

Gili Trawangan Lombok
Gili Trawangan

Kapal menepi di Gili Trawangan untuk istirahat dan menikmati santap siang. FYI, kendaraan bermotor tidak diperbolehkan untuk beroperasi di Gili Trawangan, jadi kendaraan yang dapat dipakai disana hanya sepeda, cidomo (andong), dan sepeda listrik. Sungguh kaget aku dengan suasana Gili Trawangan saat itu, sangat sepi. Bahkan bisa dibilang hanya aku dan beberapa orang (bisa dihitung jari) yang sedang menikmati liburan. Selebihnya adalah warga lokal yang bersantai, tapi itu juga tidak banyak.

Banyak hotel dan cafe yang tutup, cidomo yang lewat hanya mengangkut pasir, bukan para turis, bahkan banyak barisan parkiran sepeda yang dirantai karena tidak ada penyewa. Apakah ini Gili Trawangan yang ramai itu? Menurut cerita guide yang menemaniku, sejak kejadian gempa Lombok beberapa tahun silam, wisatawan yang berkunjung ke Gili Trawangan mulai berkurang. Saat renovasi pasca gempa selesai, Gili Trawangan mulai ramai kembali, namun tidak lama kemudian pandemi kembali melumpuhkannya. 

Gili Trawangan Lombok
Bersepeda keliling Gili Trawangan

Tahun 2016 jalan utama Gili Trawangan selalu macet menjelang sunset. Namun, saat ini jalanannya kosong, tidak ada orang lalu lalang, hanya beberapa warga lokal yang lewat atau sekedar duduk-duduk. Semoga pandemi ini cepat berlalu, agar sektor pariwisata bisa bangkit kembali dan menunjukkan pesona keindahannya. Amin.

Kembali menuju Dermaga Teluk Nara dan melanjutkan perjalanan menyambut matahari tenggelam di sepanjang Malaka atau Malimbu. Turun sebentar untuk berfoto di Bukit Malimbu dengan pemandangan garis laut yang mebiru diikuti dengan beberapa monyet yang berkeliaran. Hati-hati dengan barang bawaan kalian yah.

Bukit Malimbu Lombok
Bukit Malimbu

Selanjutnya menanti sunset di Villa Hantu. Eit, jangan horor dulu, villa ini bukan villa berhantu, hanya villa yang pembangunannya tidak selesai karena ditinggal oleh pemiliknya. Villa ini dijadikan tempat wisata untuk menikmati tenggelamnya matahari. Sepertinya villa ini menjadi favorit pemuda-pemudi warga lokal untuk nongkrong dan foto-foto, karena memang pemandangannya indah banget pas sekali menutup jalan-jalanku pada hari ketiga.

Villa Hantu Lombok
Pemandangan dari atas Villa Hantu

Day 4: Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese

Hari terakhir di Lombok diisi dengan menyusuri Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese. Pantai Tanjung Aan terkenal dengan pasir putihnya yang halus dan air lautnya yang biru. Spot ikonik di Pantai Tanjung Aan tentu saja adalah ayunan kayu yang terletak di pinggir pantai. Rasanya seperti private beach karena sepanjang pantai hanya ada rombonganku, dua orang bapak-bapak pedagang, dan satu anak kecil yang selalu mengikutiku untuk menawarkan dagangannya. 

Pantai Tanjung Aan Lombok
Ayunan yang terletak di pinggir pantai
Pantai Tanjung Aan Lombok
Pantai Tanjung Aan

Seandainya hari ini bukan jadwalku pulang, pasti aku sempatkan untuk bermain air sejenak. Suasana siang itu sangat tenang, hanya terdengar deburan ombak dan sayupnya suara angin. Kedai pedagang di pinggir pantai semuanya tutup ya mungkin karena tidak ada lagi turis yang berkunjung, lalu parkiran kendaraan pun kosong, hawa siang itu terkesan sedikit spooky haha karena suasananya benar-benar sepi. 

Oh, ternyata ada seorang bapak penggembala sapi di atas Bukit Merese. Totalnya hanya ada 7 orang disana saat itu, aku, mama, guide, 3 orang pedagang, dan bapak penggembala. Rekor banget sih ini, seumur hidup baru kali ini merasa seperti penguasa pantai dan bukit haha. Pemandangan dari atas Bukit Merese sangatlah indah, seperti replika padang rumput New Zealand yang dibundle dengan pemandangan lautan dari atas bukit. Bahasa lebaynya so magnificent very impressive! Penutupan trip yang sangat luar biasa, gak sabar rasanya ingin kembali berkunjung! 

Bukit Merese Lombok
Pemandangan dari atas Bukit Merese bersama kerbau-kerbau
Bukit Merese Lombok
Bukit Merese

Nah, sebelum melakukan perjalanan kembali ke Jakarta, aku mengisi perut terlebih dahulu di Nasi Balap Puyung Inaq Esun yang letaknya persis di seberang jalan masuk menuju bandara. Setelah itu, sebelum memasuki area keberangkatan, aku dan mama kembali melakukan rapid test antigen di Bandara Lombok, tepatnya di dekat parkiran mobil. Puji Tuhan, hasilnya negatif. 

Epilog

Bersyukur sekali bisa merasakan liburan gratis ditengah suntuknya situasi pandemi. Namun, aku menghimbau agar kiranya kita semua tetap waspada dan mengikuti 5M protokol kesehatan dimasa pandemi. Jangan lupa mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Selalu menjaga imun dengan makanan bergizi dan minum yang cukup.

Akhir kata, terima kasih kepada Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan Suara.Com atas kesempatan yang diberikan untukku. Nah, kalau kamu ingin menonton video singkat cerita liburanku, boleh mampir dan langsung aja klik ke channel youtube-ku hehe. See you next trip! Stay safe and keep healthy :)






Read More

Share Tweet Pin It +1

1 Comments


In Nusa Tenggara Barat Travel

Ashtari Restaurant and Lounge Bar, Lebih dari Sekedar Makan

Apa yang anda lakukan jika merasa lapar? Ya tentu anda akan makan bukan? Restaurant yang seperti apa yang menjadi pilihan anda? Saya rasa anda akan memilih Ashtari Restaurant and Lounge Bar setelah anda membaca post ini. Saya jamin hehe. Berlokasi di daerah Lombok Tengah, sejalan dengan Pantai Kuta Lombok, seorang pria berkebangsaan Prancis mendirikan sebuah restaurant yang menawarkan makanan khas Italia dan Indonesia dengan bonus pemandangan ciamik Pantai Kuta dan sekitarnya. Selain restaurant, Ashtari juga menyediakan fasilitas yoga bagi para pengunjungnya. 

Ini adalah kali pertama saya mengunjungi Ashtari Restaurant and Lounge Bar. Pandangan pertama langsung membuat saya jatuh cinta dengan ocean view yang ditawarkan. Saya rasa hari itu saya sedang beruntung, karena resto sedang sepi dan hanya ada beberapa rombongan saja. Pengunjung yang datang ke sini mayoritas adalah wisatawan asing dari berbagai daerah. Pesona yang dimiliki Ashtari mampu menarik perhatian wisatawan asing untuk berkunjung. Baru kali ini saya merasa menjadi kaum minoritas di negeri sendiri hehe karena memang semua pengunjung saat itu merupakan wisatawan asing. 

Perut yang rasanya sangat lapar saat itu menjadi kenyang seketika setelah melihat birunya air laut yang bersembunyi dibalik hijaunya pepohonan. Tapi tidak sah rasanya kalau tidak mencicipi sedikit hidangan dari Ashtari. Harga yang ditawarkan cukup mahal, namun disediakan dengan porsi yang cukup besar dan rasa yang lumayan tasty. Untuk restaurant yang menyajikan ocean view yang luar biasa seperti ini, saya rasa harga bukan jadi masalah yang besar. Sayang seribu sayang, saya tidak bertemu dengan si pemilik restaurant. Padahal biasanya, menurut para travel blogger, si pemilik restaurant sangat ramah terhadap semua pengunjungnya, bahkan tidak sungkan untuk duduk bersama.
This place is one of the destinations I enjoyed hanging out at and would give it another visit when I do go back to Lombok again. Buat anda yang ingin merasakan lebih dari sekedar makan di restaurant, cobalah untuk berkunjung ke Ashtari Restaurant and Lounge Bar, Lombok Tengah.




Cheers,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Nusa Tenggara Barat Travel

Pesona Eksotis Pantai Pulau Lombok

Pulau Lombok kini sudah menjadi destinasi utama bagi para turis yang ingin mengunjungi Indonesia. Melihat kehiruk-pikukan Pulau Dewata, para turis sekarang sudah membelokkan tujuan wisatanya ke Pulau Lombok. Karena selain belum seramai Bali, pesona keindahan Lombok tak kalah menawan dengan Pulau Bali. Bukan hanya turis mancanegara, turis domestik pun berebut ingin merasakan kemenawanan Pulau Lombok. 

Salah satu destinasi wajib jika berkunjung ke Pulau Lombok adalah Pantai. Ya, pesona pantai Pulau Lombok memang menyilaukan mata. Keeksotisannya dapat terlihat melalui birunya air laut, hijau terbentang pada bukitnya, serta butiran pasir yang menggelitik kaki anda. Sempurna. Rugi rasanya bila menapakan kaki ke Pulau Lombok namun melewatkan pemandangan pantainya yang elok. Nah, ini dia beberapa list pantai yang wajib anda kunjungi saat berwisata ke Pulau Lombok:

1. Pantai Senggigi
Salah satu destinasi menggiurkan di Lombok Barat adalah Senggigi. Deretan penginapan berdiri sepanjang jalan Senggigi serta menawarkan pesona Pantai Senggigi yang sangat eksotis ketika hari menjelang tenggelamnya matahari. La Chill Bar Senggigi adalah pilihan yang tepat untuk mengejar sunset di Pantai Senggigi. Letaknya di Jalan Raya Senggigi sekitar 300 meter dari Pura Ratu Bolong. Buat anda pengagum senja pinggir pantai, tempat ini adalah pilihan terbaik. Bukan hanya warga domestik yang datang ke sini, namun justru tempat ini dipenuhi oleh turis mancanegara yang penasaran melihat senja di Pantai Senggigi.

Pilihan lainnya, anda juga bisa berkunjung ke Verve Beach Club and Restaurant Senggigi. Tempat ini menawarkan design yang kontemporer dan stylish dengan variasi menu makanan dan minuman yang beragam yang disugguhkan bersama dengan lukisan alam terbenamnya matahari dan desiran ombak pantai yang menggelitik telinga. Tapi, siapkan budget lebih jika ingin mampir ke sini, karena harga yang ditawarkan cukup mahal. Namun, saya yakin anda tidak akan menyesal berkunjung ke tempat ini.

2. Villa Hantu dan Bukit Malimbu
Tidak jauh dari Senggigi dan belum lepas dari senja terbenamnya matahari, sekitar 1-2 km dari Senggigi kamu akan menjumpai lukisan senja lainnya yang tak kalah menggiurkan. Villa Hantu tidak sehoror namanya, villa ini adalah milik warga negara Australia yang pembangunannya dihentikan karena terbentur dengan izin bangunan. Tempatnya tidak bagus, hanya seperti bangunan yang belum selesai pembangunannya. Tapi kalau anda masuk lebih dalam ke sana, anda akan menemukan harta karun yang sungguh mengejutkan. Dari atas bangunan, anda dapat melihat pantai bagian barat Pulau Lombok yang biru airnya dan putih pasirnya ditambah lagi dengan pemandangan hijaunya pepohonan kelapa dan you'll get the perfect sunset. Saya adalah penikmat sunset jadi memang tujuan utama saya berkunjung ke setiap pojok Pulau Lombok adalah untuk menikmati indahnya senja di sana.

Selanjutnya bergeser saja sekitar 500 meter dari Villa Hantu, anda akan bertemu dengan jalanan yang berkelok dan berbukit yang dipagari dengan pagar berwarna biru khas Bukit Malimbu. Memang bukan pantai untuk bermain air, tapi dari Bukit Malimbu ini anda bisa melihat hamparan pantai barat Pulau Lombok yang begitu indah. Ini adalah spot favorit masyarakat untuk mengabadikan saat-saat matahari akan bersembunyi. Tapi hati-hati juga yah, karena di tempat ini ada beberapa ekor monyet usil yang suka memasang muka melas untuk dikasihani dan diberikan makanan.


3. Pantai Selong Belanak
Dari Lombok Barat mari bergeser ke Lombok Tengah, daerah Pulau Lombok yang masih sepi dari keramaian hotel namun menyimpan pesona bahari yang luar biasa. Perjalanan menuju Pantai Selong Belanak cukup sulit, pastikan bensin dan kondisi kendaraan anda sudah baik sebelum perjalanan dimulai, karena di daerah ini akan sulit ditemui pom bensin atau pun bengkel. Namun, setelah sampai ke tempat tujuan, anda akan tercengang oleh pemandangan pantai yang mengejutkan. Pantai Selong Belanak tergolong pantai yang masih sepi pengunjung. Hanya ada beberapa wisatawan asing yang berjemur dan surfing. Pantai ini memang sering dijadikan tujuan untuk surfer pemula karena memiliki ombak yang lembut dan tenang, cocok sekali untuk anda yang ingin belajar surfing. Menurut warga sekitar, sunset yang paling sempurna di Pulau Lombok ya di Pantai Selong Belanak ini, karena matahari akan terbenam persis ditengah simetris garis pantai. Tidak terbayang betapa eksotisnya pemandangan tersebut. Sayang saya berkunjung ke sana pada siang hari dan melewati another perfect sunset di Pulau Lombok. Tapi saya tidak pernah menyesal datang ke sini. Anda yakin tidak mau berkunjung? Hehe...

4. Pantai Kuta
Eits, jangan salah Pantai Kuta bukan hanya terdapat di Pulau Bali. Pantai Kuta Lombok tidak kalah indah dibandingkan dengan Pantai Kuta Bali loh. Pasirnya yang khas seperti merica menjadi ciri khas pantai ini. Batu-batu karang yang besar terdapat di beberapa sudut pantai juga menjadi icon berfoto para wisatawan. Kalau Pantai Selong Belanak didominasi oleh turis asing dan masih sepi dari bangunan penginapan, di Pantai Kuta ini justru diramaikan oleh turis lokal dan warga sekitar serta sudah berdiri dengan padatnya bangunan-bangunan perhotelan. Air pantai yang jernih di Pantai Kuta tidak kalah dengan Pantai Selong Belanak. Pesona bahari yang baru saja saya lihat ini memang sungguh mengesankan. Namun sayang, orang-orang yang tidak bertanggung jawab sudah mengotori pantai ini dengan sampah-sampah mereka. Jadilah turis yang bijaksana, yang sayang kepada lingkungan indah ciptaan Tuhan, dengan menjaga kebersihan daerah wisata.


5. Pantai Tanjung Aan
Pantai lainnya yang berpasir seperti merica adalah Pantai Tanjung Aan. Saya rasa, ini adalah pantai favorit saya di Pulau Lombok. Selain pasirnya yang seperti merica, airnya pun biru jernih memungkinkan kita untuk melihat dasar pantai di tepian. Bermain air di Pantai Tanjung Aan adalah pilihan yang menyenangkan. Keindahan garis pantai terlihat membentang sampai ke perbukitan yang mengapitnya. Sejauh mata memandang ke tengah laut, terdapat satu pulau kecil dengan karang tunggal yang cukup besar, namanya Batu Payung. Biasanya wisatawan yang berkunjung ke Tanjung Aan tidak melewatkan kesempatan berkunjung juga ke Batu Payung dengan menggunakan sewa kapal kecil dari Pantai Tanjung Aan. Geser pandangan anda sedikit ke arah bukit yang menjulang tinggi sebelah Tanjung Aan, anda akan bertemu dengan Bukit Merese, anda akan disugguhkan dengan keindahan alam lainnya.


6. Bukit Merese
Baru kali ini saya melihat bukit dan pantai dalam satu frame. Kalau sudah sampai Pantai Tanjung Aan, wajib hukumnya melanjutkan perjalanan ke Bukit Merese. Tracking sedikit ke atas bukit tidak masalah kan? Karena saya janji kepada anda, sesampainya di atas bukit, anda tidak akan mau turun. Dari atas Bukit Merese anda dapat melihat hamparan laut luas ditepian Pulau Lombok. Mini Raja Ampat lah menurut saya. Indahnya keterlaluan hehe.


Kalau mampir ke Pulau Lombok wajib banget ke pantai dan berburu sunset. Sebenarnya masih banyak lagi pantai lainnya, seperti Pantai Mawun, Pantai Seger, Pantai Sekotong, Pantai Pink dan banyak lagi. Tapi ingat yah, jadilah wisatawan yang cerdas dan bijak. Jaga keseimbangan alam dan jangan pernah mengotori alam dengan sampah-sampah bawaan anda. Cintailah alam seperti mencintai diri anda sendiri.




Happy holiday,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments