Showing posts with label Sulawesi Selatan. Show all posts
Showing posts with label Sulawesi Selatan. Show all posts

In Sulawesi Selatan Travel

Appalarang Bulukumba Pancarkan Keindahan Penuh Pesona

Sulawesi Selatan memang memiliki keindahan bahari yang begitu memukau. Satu lagi pesona alam yang dimiliki Sulawesi Selatan, wisata Tebing Appalarang. Siapa yang sudah pernah mampir? Atau jangan-jangan kamu belum pernah mendengarnya? Aku mau ajak kamu untuk mengintip keindahan wisata Appalarang Bulukumba dengan pemandangan yang sangat mempesona.
Tebing Appalarang Bulukumba
Wisata Tebing Appalarang merupakan spot destinasi tersembunyi yang menawarkan keindahan tebing dengan pemandangan laut lepas berwarna biru kehijauan. Sekilas mirip dengan Nusa Penida, Bali, tapi menurutku Appalarang punya pesonanya tersendiri. Walaupun belum cukup terkenal dimata wisatawan, tetapi pesona alam Appalarang sungguh menghipnotis mata dan hati dalam kesan pertama.
Tebing Appalarang Bulukumba
Keindahan Tebing Appalarang
Surga tersembunyi ini terletak di Desa Ara, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Jarak tebing ini sekitar 40 km dari pusat kota Bulukumba, sementara Kabupaten Bulukumba sendiri berjarak 200 km dari Kota Makassar. Cukup jauh memang, butuh 6 jam berkendara dari Makassar menuju Tebing Appalarang.

BACA JUGA:

Walaupun rutenya masih belum populer, tetapi sudah banyak petunjuk jalan yang jelas. Tetapi perlu diwaspadai karena jalan yang dilalui cukup kecil. Apalagi jika berpapasan dengan mobil lain, sepertinya akan sedikit merepotkan. Tidak ada angkutan umum yang melewati lokasi wisata ini, jadi mau tidak mau, kamu harus menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan.

Menurut cerita warga lokal, sebelum dibuka menjadi tempat wisata, dulu lokasi Appalarang adalah rimbunan hutan yang sangat sepi. Tidak banyak orang mengetahuinya, hanya warga sekitar yang tinggal dekat lokasi. Kemudian setelah ditemukan salah seorang warga, lokasi ini mulai dibangung secara gotong royong oleh masyarakat untuk dijadikan tempat wisata. Masyarakat menilai tebing ini punya potensi untuk dijadikan destinasi wisata.
Tebing Appalarang Bulukumba
Keindahan Tebing Appalarang
Berdasarkan informasi, Appalarang berasal dari Bahasa Konjo, terdiri dari kata Appa yang berarti ujung dan Ralang yang berarti curam. Sesuai namanya, kondisi sekitar Appalarang memang dikelilingi tebing yang tinggi curam dan masih alami. Meski curam dan menegangkan, objek wisata ini justru sangat menarik hati banyak wisatawan. Jangan khawatir, kawasan sekitar Tebing Appalarang sudah dikondisikan dengan aman. Terdapat jalan setapak sepanjang tebing, sehingga kamu bisa menikmati keindahan birunya laut Bulukumba dari atas tebing sambil berjalan menyusuri bibir tebing.

Angin disana sangat kencang, menambah sedikit ketegangan saat kamu sedang berdiri disalah satu ujung tebing. Namun, kencangnya angin tidak menyurutkan niatku untuk berfoto di spot kayu yang terletak di salah satu ujung tebing. Wow, menakjubkan! Pemandangan birunya laut lepas dengan tebing menjulang disisi lain ditambah hembusan angin membuat aku takjub dengan pesona Tebing Appalarang.

Terdapat sebuah dermaga kayu yang terletak di bawah tebing. Untuk menuju dermaga ini, kamu harus melewati tangga kayu setinggi kurang lebih 7 meter. Hati-hati karena tangganya cukup terjal dan hanya bisa dilewati satu orang saja. Kalau pun berapapasan dengan orang lain, pastikan hati-hati dan berpegangan yah. Spot ini adalah tempat wajib yang harus kamu kunjungi saat mampir ke Tebing Appalarang.
Tebing Appalarang Bulukumba
Tangga menuju dermaga kayu
Dari dermaga kayu, kamu bisa mendengar desir ombak yang menghantam tebing dengan kerasnya. Anginnya pun lebih kencang jika dibandingkan dengan kondisi di atas tebing. Rasanya kagum sekali dengan Sang Pencipta yang menciptakan semesta begitu indah seperti Tebing Appalarang ini.

Sekedar duduk menatap luasnya lautan, mendengar deru ombak, dan merasakan hembusan angin di Appalarang terasa begitu menenangkan. Rasanya tidak ingin beranjak dari tempat ini. Hati sangat damai dan bebas dari semua beban pikiran dan kepenatan hiruk pikuk ibu kota.

Oh iya, kamu juga bisa berenang dan snorkeling di Pantai Appalarang. Saat itu aku belum sepat mencobanya karena sedikit takut melihat ombaknya sangat besar. Ya, memang benar, berenang di Pantai Appalarang butuh perhatian ekstra. Kamu hanya diizinkan turun ke air jika memang kondisinya sedang tenang. Beberapa sumber menyebutkan bahwa keindahan bawah laut Appalarang tidak kalau memukaunya, dihiasi dengan batu karang dan hewan laut warna-warni.
Tebing Appalarang Bulukumba
Ombak menerjang muka tebing
Saat aku berkunjung, Tebing Appalarang masih didominasi oleh warga lokal yang berkunjung sembari berfoto. Ada juga beberapa kelompok anak-anak warga sekitar yang memancing di pinggir dermaga kayu. Belum ada aku temui turis asing saat itu, entah karena aku masih terlalu pagi berkunjung atau memang tempat ini sama sekali belum terjamah.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari, saat hawanya masih sejuk dan belum terik. Berkunjung sore hari sambil menunggu matahari terbenam bisa menjadi pilihan lainnya. Tebing Appalarang sendiri buka setiap hari dan sepertinya tidak ada batasan waktunya. Saat itu aku aku berkunjung sekitar pukul 8 pagi. Belum ada petugas yang berjaga, jadi aku tidak dipungut tiket masuk, hanya membayar parkir saja.

Fasilitas di sekitar lokasi wisata ini sudah cukup memadai. Lahan parkir yang disediakan sangat luas. Terdapat fasilitas toilet umum dan beberapa kedai tempat berjualan makanan. Ada pula penjual yang menjajalkan jualan seperti souvenir untuk oleh-oleh. Yang membuat senang adalah kebersihan daerah ini masih sangat terjaga. Keasrian alamnya sangat terasa karena masih banyak pohon tinggi yang tumbuh di sana.
Tebing Appalarang Bulukumba
Jalan sepanjang Tebing Appalarang
Pengelolaan wisata Tebing Appalarang saat aku berkunjung dipertengahan tahun 2017, sepertinya masih belum teroganisir dengan baik. Mungkin sebagian besar pengelolaannya diserahkan kepada warga sekitar dan masih minim campur tangan pemerintah. Semoga semakin hari, pengelolaan wisata Apparalarang bisa lebih berkembang lagi, bukan hanya bagi wisatawan domestik tetapi juga sampai memancing kedatangan wisatawan asing.

Hanya berjarak 30 menit dari Pantai Tanjung Bira, kamu bisa menyaksikan keindahan laut lepas dari tebing tinggi yang curam. Mengesankan sekali rasanya. Jadi, jangan lupa mampir ke wisata Tebing Appalarang Bulukumba ya saat kamu sedang berlibur ke Sulawesi Selatan!
Tebing Appalarang Bulukumba
Teman impulsifku keliling Sulawesi Selatan


Read More

Share Tweet Pin It +1

4 Comments


In Sulawesi Selatan Travel

Keindahan Bukit Karts Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan

Perjalanan explore Sulawesi Selatan ini adalah perjalanan paling impulsif seumur hidupku. Berawal dari chat seorang senior kampus yang sedang mencari teman untuk sharing cost trip keliling Sulawesi Selatan. Akhirnya aku pun ikut bergabung bersamanya tanpa pikir panjang, tepatnya dua hari sebelum keberangkatan. Jadi bisa ditebak kan, cost yang aku habiskan cukup mahal hehe. But, I really enjoy this trip karena setiap destinasi yang kami jalani saat itu benar-benar mempesona. Aku tidak menyangka Sulawesi Selatan memiliki kekayaan alam yang begitu indah.

***
Desa Berau Rammang-Rammang
Sulawesi Selatan bukan hanya terkenal dengan kuliner yang kaya akan rasa, tetapi juga menyimpan banyak pesona alam dengan keindahan tidak biasa. Kali ini mari menapaki keindahan pegunungan karst yang terletak di Maros, Sulawesi Selatan. Pegunungan Karts Rammang-Rammang terletak di Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. 

Rammang-Rammang sendiri merupakan istilah dari bahasa Makassar yang berarti awan atau kabut. Hal ini merujuk pada kondisi alam di daerah tersebut. Setiap pagi hari kawasan ini diselimuti oleh awan dan kabut yang sangat tebal. Kemudian sebelum dibuka sebagai tempat wisata, pada tahun 2008 daerah ini dulunya adalah kawasan penambangan kapur yang izinnya dicabut oleh pemerintah tahun 2013 karena kegiatannya merusak alam. Akhirnya setelah itu Rammang-Rammang dikelola untuk dijadikan tempat wisata.
Rammang-Rammang
Rawa-rawa di kawasan Desa Berau
Perjalanan menuju Rammang-Rammang memakan waktu sekitar 1,5-2 jam dari Kota Makassar dengan jarak tempuh 40 km menggunakan kendaraan bermotor. Destinasi wisata Rammang-Rammang sangat mudah dijangkau karena letaknya juga dekat dengan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Rammang-Rammang dapat dijadikan pilihan destinasi pembuka trip setibanya di Sulawesi Selatan karena letaknya yang sangat dekat dengan bandara. 

BACA JUGA: 
Appalarang Bulukumba Pancarkan Keindahan Penuh Pesona

Setibanya di pintu masuk wisata, kamu akan menjumpai banyak perahu terparkir. Untuk mengelilingi Rammang-Rammang kamu harus membayar tiket masuk dan menyewa perahu dengan kapasitas maksimal 5 orang. Harga yang dibandrol untuk tiket masuk tidaklah mahal, sayangnya aku lupa hehe. Namun, harga untuk penyewaan perahu dikenakan Rp 250.000,- per preahu berlaku pulang pergi.

Nantinya kamu juga akan banyak menemui warga yang menawarkan dirinya sebagai guide wisata. Silahkan gunakan jasa guide supaya kamu bisa lebih mengerti tentang seluk beluk wisata Rammang-Rammang. Aku yakin harga yang ditawarkan tidaklah mahal. Kamu akan mendapat informasi berharga langsung dari warga setempat yang paling paham. Hitung-hitung sekalian membantu perekonomian warga sekitar.
Sungai Puthe Rammang-Rammang
Sungai Puthe
Rammang-Rammang
Pohon nipah tumbuh sepanjang Sungai Puthe
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, gugusan karts Rammang-Rammang merupakan pegunungan kapur/karts terbesar ketiga di dunia setelah China dan Vietnam. Luasnya mencapai 70 hektare dengan beberapa destinasi wisata seperti Desa Berua, Situs Pasaung, Ammarung, Gua Berlian, Gua Telapak Tangan, Telaga Bidadari, Situs Karama, Gua Kunang Kunang, Kampung Laku, Hutan Batu, Situs Batu Tianang.

Namun saat aku berkunjung, aku sama sekali tidak memerhatikan detail destinasinya karena terlalu tersihir dengan kemegahan batu karts yang berdiri kokoh mengelilingi kawasan. Konon katanya batuan karts ini berasal dari batu karang di dalam air laut pada ribuan tahun yang lalu. Wow, gak kebayang sih!

Tersedia juga penyewaan topi untuk melindungimu dari sengatan matahari yang cukup menusuk. Awalnya seperti tidak ada yang istimewa menyelusuri Sungai Puthe yang airnya keruh berwarna kecoklatan. Namun, setelah beberapa menit perjalanan dengan perahu, aku terkesima dengan tumpukan batuan karts yang mengelilingi sungai. Fenomena yang belum pernah aku saksikan sebelumnya.
Sungai Puthe Rammang-Rammang
Pemandangan selama naik perahu
Sepanjang perjalanan dengan perahu, kamu akan disuguhi pemandangan yang luar biasa. Hamparan tebing karts berwarna kehitaman yang tersebar disegala penjuru, berdiri dengan kokoh di tengah sungai. Ukurannya beragam, ada yang kecil, ada pula yang menjulang tinggi dan besar. Kemudian sekitar karts terdapat serangkaian pohon lontar, pohon bakau, dan pohon nipah (sejenis palem yang tumbuh di rawa) yang tumbuh mengitari tebing. Kicauan burung saat itu juga menambah kekagumanku akan ciptaan Semesta. Sungguh, 30 menit perjalanan dengan perahu terasa begitu singkat karena pikiranku sibuk mengagumi keindahan Rammang-Rammang saat itu.

Tiba di dermaga kecil bertuliskan “Selamat datang di Desa Berau”, menjadi pertanda bahwa perjalanan menyelusuri Sungai Puthe telah berakhir. Saatnya melanjutkan perjalanan mengitari persawahan yang begitu luas di Desa Berau. Uniknya, sawah-sawah ini dikelilingi oleh pegunungan karts yang sangat besar dan menjulang tinggi. Sejauh mata memandang, hitamnya pegunungan karts menjadi latar belakang yang kontras diantara sawah yang berbaris. Terdapat juga genangan sisa rawa dan kolam berhiaskan tumbuhan teratai.
Desa Berau Rammang-Rammang
Desa Berau
Desa Berau Rammang-Rammang
Pemandangan sawah di kawasan Desa Berau
Nikmatnya berjalan mengitari sawah, menyapa para petani yang sedang bekerja saat itu, juga pemandangan beberapa kerbau yang terlihat sibuk mencari makan. Untunglah saat itu hujan tidak datang, jadi jalanan yang kami lalui tidak berlumpur. Tapi terik mataharinya jangan ditanya, sangat menyengat sekali. 

Selanjutnya perjalanan menuju Gua Telapak Tangan yang katanya merupakan tempat favorit yang paling sering dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Rammang-Rammang. Gua ini terletak satu jalur dengan Telaga Bidadari. Konon ceritanya gua ini adalah peninggalan manusia purba, ditandai dengan adanya telapak tangan manusia purba, gambar binatang dan perahu yang dibuat oleh manusia purba sendiri. Selain itu, satu sisi gua berbentuk ukiran menyerupai kingkong sehingga gua ini juga terkenal dengan Gua Kingkong.

Pada kenyataannya aku sama sekali tidak melihat adanya bentuk gua yang menyerupai kingkong, hmm apa aku salah lihat mungkin yah. Tapi aku melihat sekilas lukisan yang katanya adalah telapak tangan. Mungkin karena sudah peninggalan zaman purba jadi kurang terlihat jelas lukisannya. Apalagi lukisan itu dibuat alamiah dengan bahan-bahan alam dan dilukiskan pada batu.
Rammang-Rammang
Pemandangan sawah Rammang-Ramang
Sayangnya karena aku harus mengejar perjalanan menuju Tanjung Bira yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Maros, sekitar 8 jam, maka kami harus bergegas kembali menuju dermaga. Nah, kalau kalian berkunjung ke Makassar, sempatkan dulu mampir ke Rammang-Rammang sebelum berpelesir ke pusat ibu kota. Rutenya mulai dari bandara, lalu Rammang-Rammang, Leang-Leang, Taman Bantimurung, lalu baru deh berkunjung ke Makassar.

Waktu terbaik mengunjungi Rammang-Rammang adalah saat musim kemarau. Hindari berkunjung saat musim hujan karena suasananya tidak kondusif, becek, dan kemungkinan akan failed. Oh iya, jangan datang saat siang hari yah, cuacanya terik sekali. Datanglah pagi atau sore hari saat matahari masih dapat berkompromi. 
Rammang-Rammang
Pengalaman menyusuri Sungai Puthe
Terdapat beberapa homestay atau rumah warga yang bisa kamu tempati jika kamu ingin bermalam disini. Memang tidak mewah tapi aku yakin kehangatan yang disuguhkan warga dapat jadi pengalaman tersendiri untukmu. Kalau kamu beruntung, malamnya kamu bisa melihat kunang-kunang lalu lalang disekitar kawasan Rammang-Rammang. Wah, seru banget yah rasanya! 

Take me back, please!


Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments