Hello, blog....
Liburan nih,
seperti biasa nulisnya tengah malem buta hehee...
Biasa juga,
isinya tentang curhatan hehehee....
Rata-rata isi blog gue emang tentang curhatan semua. Bukan, bukan, bukan karena
gue pengen kehidupan pribadi gue dibaca orang, tapi lebih ke membagikan apa
yang sedang gue nikmati dan rasakan. Kali ini tentang 'Humble and Meek' alias
'Rendah Hati dan Lemah Lembut'.
Belakangan ini emang lagi suka banget denger lagu 'Make Me A Servant', entah
momen apa yang tiba-tiba mengingatkan gue tentang lagu ini. Liriknya begini:
Make Me A Servant
Make me a
servant
Humble and
meek
Lord let me
lift up those who are weak
And may the
prayers of my heart always be
Make me a
servant
Make me a
servant
Make me a
servant today
Lagunya bisa didengar disini.
Gue sendiri sih belom nyari-nyari
lagi latar belakang tentang lagu ini, tapi yang sangat gue nikmati adalah
liriknya yang sederhana, mengesankan, menyentil, serta dikemas dengan melodi
minor yang bisa membuat setiap orang yang menyanyikan terhanyut dalam setiap
alunan musiknya (khususnya gue sendiri).
Sebagai seorang pelayan Tuhan, belakangan gue merasa hanya
mengerjakan pelayanan itu seperti marta yang sibuk dengan 'dapur'nya tanpa
sadar bahwa ada hal yang jauh lebih penting, yaitu setia mendengar Firman
Tuhan. Lima bulan ini tepatnya sampai tanggal 27 Juli 2013 yang lalu, gue
sedang sibuk mengambil pelayanan bersama Naposo HKBP Maranatha Rawalumbu Bekasi
sebagai seksi acara dalam rangkaian acara parheheon NHKBP Maranatha 2013.
Begitu banyak hal yang harus dikerjakan dalam kepanitiaan ini, banyak sekali
sampai-sampai tanpa sadar dapat mengerjakannya dengan tensi tinggi dan emosi
yang tidak terkontrol. Sampai suatu titik gue merasa benar-benar terlalu fokus
mengerjakan hal teknis dan disitulah lagu ini terlintas. Sungguh indah cara
Tuhan menegur gue, lewat puji-pujianNya yang indah mengalun dan sangat
menyentil hati gue.
Kalau kita perhatikan liriknya:
Make me a servant, humble and meek - Jadikan aku pelayan yang rendah hati dan
lemah lembut
Lord let me lift up those who are weak - Tuhan biarkan aku menopang/mengangkat
yang lemah
And may the prayers of my heart always be - Dan biarlah doa dari hatiku selalu ada
Make me a servant today - Jadikan aku pelayan, hari ini.
Rendah hati dan lemah lembut. Gampang sih diucapkan tapi sangat
sulit untuk dilakukan.
Seorang yang rendah hati selalu menyadari keterbatasannya, yang memampukan dirinya
untuk membuka diri terhadap sesamanya. Ia rela meluangkan waktu untuk belajar
dari sesamanya yang lebih ahli daripada dirinya. Dengan cara itu, ia mampu
menjadi orang yang lebih baik[1]. Kita perlu dengan rendah hati mengakui, bahwa kekuatan untuk
melayani itu datang dari Tuhan karena kita tidak berdaya, kuasa kita melayani
itu datangnya dari Tuhan sebab kita tidak punya kuasa, status kita sebagai
pelayan itu adalah kepercayaan dari Tuhan, bukan sesuatu yang layak kita
dapatkan, kita tidak punya hak apapun sebagai hamba, kita hanya memiliki
kewajiban, dalam pelayanan kita sepenuhnya hanya bergantung kepada Allah dan
bukan kepada kemampuan kita[2]. Namun, sangat sulit rasanya untuk bersikap rendah hati disaat gue sedang mengerjakan pelayanan itu. Belajar dari hal kecil, perbedaan pendapat contohnya atau dalam hal mengambil keputusan atau dengan bijak menerima berbagai penolakan juga ketidakadilan. Sulit sekali, benar-benar harus berhikmat dan rendah hati menerima segala keterbatasan dan kondisi yang ada. Itu dari sisi rendah hati.
Emosi yang tidak dapat terkontrol dengan baik juga kerap kali gue
rasakan, di saat gue merasa letih dan kehilangan semangat serta dukungan dari
pihak-pihak yang terkait. Emosi dengan tensi tinggi ini pada akhirnya akan
berujung pada akar pahit yang menimbulkan kemarahan dan rasa kesal dengan
kondisi itu sendiri atau pun dengan beberapa orang sekitar. Hal ini tentu saja
tidak mencerminkan sikap lemah lembut sama sekali, bahkan terkesan sangat
kasar. Suka ngomel-ngomel gak jelas, suka ngeluh, marah-marah, bentak-bentak
bahkan pernah sampai teriak-teriak loh. Menurut gue sih, ini bisa terjadi
karena kurangnya rasa rendah hati, seperti yang sudah dibahas di atas, diantara
para pelayanNya. Lemah lembut itu penting sebagai penetralisir keadaan yang
emosional dan fluktuatif. Wanita yang lemah lembut adalah wanita sabar dan
sangat disenangi oleh banyak orang, begitu pun dengan pelayan Tuhan yang lemah
lembut, Tuhan pasti suka itu. Dengan kelemahlembutan, segala hal bisa dihadapi
melalui kepala dingin dan kasih nyata.
Dan disaat kepanitiaan itu jatuh, thank God gue bisa lift up those
who are weak, walaupun gue juga lemah sama seperti yang lain. Tapi gue sadar,
saat itu gue melakukannya bukan karena kerendahan hati gue, tapi karena gue gak
mau dibilang lemah, gak ada rendah hatinya sama sekali. Saat itu, gue sejenak
lupa bahwa Tuhan yang membuat gue kuat, gue lupa bahwa Tuhan memakai gue untuk
mengangkat yang lain. That's not the real God's servant did. Thank God lagi,
gue gak perlu berlama-lama merasakan hal seperti itu, karena Tuhan terlebih
dulu menyentil gue dengan lagu ini.
Lewat lagu ini gue belajar beberapa hal, bahwa menjadi seorang
pelayan Tuhan bukanlah untuk memegahkan diri dan memenangkan ego kita.
Sekalipun kita tidak mendapat perhatian, pujian, popularitas bahkan kemahsyuran
malahan sebaliknya kita dicaci, kita dipersalahkan, kita dikritik pedas, kita
dianggap remeh, namun ingat Tuhan melihat kerendahan dan ketulusan hati kita
dalam melayani. Jadilah
pelayan Tuhan yang rendah hati dan lemah lembut yang mampu mengangkat rekan
sepelayanannya saat sama-sama terjatuh, dan setia berdoa dalam nama Tuhan untuk
setiap pelayanan kita. Make me a servant, make me a servant
today...