In Life Personal

PSPO UI

Paduan Suara Persekutuan Oikumene Universitas Indonesia (PSPO UI)
-mengingat setiap detail saat Tuhan memrosesku di persekutuan ini-

Sometimes, I like to spend my time reviewing the old photos or videos or anything which remembered me to something. Sampai tiba saatnya aku membuka folder berjudul PSPO UI di laptop dan menemukan buku kitab PSPO (huehehe). I saw the pictures one by one while I was giving my little smile and big laugh (teringat masa-masa saat di foto-foto tersebut). 

Mari kita putar waktu ke tahun 2010, when I met them at the first time and felt in love with them (lebay haha).

Saat itu aku mengikuti POJ (Persekutuan Oikumene Jumat) di FTUI (GK.306) dan aku ingat betul bahwa itulah pertama kali aku mengenal PSPO UI. Sebuah paduan suara (yang saat itu aku belum tahu namanya) berpakaian seragam batik, terdiri dari beberapa orang wanita (kebanyakan) dan pria yang menyanyikan lagu 'Hati Sebagai Hamba'. Awalnya agak aneh, karena salah satu dari anggota paduan suara tersebut menceritakan sekilas tentang lagu yang akan dinyanyikan (hey, for what? waktu berjalan nih, buruan kek langsung nyanyi. Batinku saat itu). Saat mereka bernyanyi aku sedikit amazing karena paduan suara ini bernyanyi cukup bagus dan terlihat sangat menikmati lagunya, sampai pada akhirnya di akhir penampilan kembali salah satu dari mereka menceritakan siapakah mereka itu. Ternyata mereka adalah Paduan Suara Persekutuan Oikumene UI, yang merupakan wadah pelayanan POUI dalam bidang puji-pujian. Sangat tertarik tentunya, secara aku jatuh cinta pertama kali dengan musik di sebuah paduan suara saat aku sekolah minggu, ya paduan suara.

PSPO UI merupakan tempat dimana Tuhan memrosesku menjadi pribadi yang lebih sabar dan humble. Motto PSPO yang selalu ku pegang dimana pun Tuhan tempatkan aku untuk bernyanyi:
"Singing with understanding, singing with your heart, and singing with your best"
Bukan perkara mudah saat aku harus menyisihkan waktu seminggu dua kali guna berlatih bersama PSPO di tempat latihan yang sangat jauh (di samping RS Bunda Margonda, di vokasi, di fasilkom, di SC Kober, di fisip, dll) serta jadwal kuliah yang bentrok dan sangat padat, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus merendahkan hati untuk tidak menonjolkan suara pribadi dan menyamakannya dengan suara orang-orang di sebelah kanan dan kiriku saat bernyanyi, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus belajar bersosialisasi (make a friend) dengan orang-orang baru yang sangat berbeda latar belakangnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk belajar lagu dan mendalami/memahami lagu secara mandiri, apalagi aku sedikit kurang mengerti memahami lagu saat itu, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk datang latihan dan fokus berlatih di saat tugas/kuis/ujian kuliah berlangsung serta tuntutan organisasi lain yang berdatangan, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus memperhatikan duta-duta lain (apalagi aku adalah orang yang cuek dan masa bodo) di saat diri sendiri juga sedang butuh perhatian, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku harus belajar menyesuaikan diri dengan kesibukan berbagai macam orang sementara diriku sendiri juga memiliki kesibukan lain selain PSPO, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku memberi diri sebagai pengurus PSPO bersamaan dengan pengerjaan skripsi sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat kami (pengurus) harus mengerjakan bagian yang lebih banyak dan lebih kompleks dari pada yang lain (termasuk menentukan lagu yang akan dinyanyikan, menyiapkan partitur lagu, datang lebih dulu, dll) serta harus selalu menjaga beban itu ditengah beban-beban berat lainnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat kami harus mencari tempat latihan dan jadwal latihan yang sesuai dan cocok dengan seluruh duta PSPO, belum lagi menghadapi kenyataan bahwa kuantitas duta yang sangat banyak berbanding terbalik dengan kehadiran duta setiap latihannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk aku bisa membagi waktu, waktu untuk kuliah, waktu untuk latihan, atau pun waktu untuk diriku sendiri, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah ketika kami sangat bergumul dan merindukuan kehadiran duta-duta cowok yang semakin hari, semakin menipis jumlahnya dan PSPO terancam menjadi paduan suara wanita, dan disisi lain Tuhan memberikan jumlah duta-duta cewek yang melimpah namun berfluktuasi frekuensi kedatangannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah saat aku menghadapi berbagai tentangan dari orang tuaku karena banyak waktuku yang aku habiskan bersama kegiatan-kegiatan non-akademis, memberi pengertian kepada mereka bahwa inilah ladang pelayananku, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.

Bukan perkara mudah untuk menjaga kesehatian, mempertahankan semangat dan komitmen seluruh duta untuk bisa terus datang latihan serta menghidupi visi-misi PSPO (bahkan sampai menimbulkan konflik yang meimbulkan air mata dalam menghadapinya, aku butuh untuk lebih berhikmat dalam hal ini), dan Tuhan masih memrosesku untuk bisa melewati fasa ini.

Ya itu semua bukanlah perkara yang mudah untuk dikerjakan, tapi Tuhan berproses dan membuatku bisa melalui setiap perkara itu. Prosesnya tidak mudah tapi dari situ aku banyak belajar, terutama belajar untuk bisa mementingkan kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Sekarang aku mengerti mengapa Tuhan menempatkan aku di sini, di PSPO. Tuhan ingin aku diproses melalui berbagai macam perkara supaya aku bisa lebih sabar, lebih dewasa, lebih berserah, lebih humble, lebih terbuka, lebih perhatian, lebih rendah hati, dan lebih baik tentunya. Bukan hanya belajar tentang teknik bernyanyi dalam paduan suara, tapi aku juga belajar tentang sikap seorang pelayang dan seorang hamba, belajar banyak hal tentang puji-pujian kepada Allah, belajar bersosialisasi dengan orang lain yang memiliki banyak perbedaan latar belakang, belajar memahami bagaimana pujian itu berbicara melalui nyanyian sehingga setiap orang yang mendengarnya bisa merasakan pujian itu sendiri, dan tentunya belajar untuk berubah menjadi lebih baik.

Aku memang suka bernyanyi, tapi aku lebih suka cara Tuhan memrosesku melalui pembelajaran akan nyanyi-nyanyian yang aku nyanyikan, terutama di dalam PSPO ini. Aku menikmati cara Tuhan memrosesku di persekutuan ini. Aku menikmati kebersamaan dengan setiap orang yang turut ambil bagian dalam persekutuan ini. Di sini aku mendapatkan keluarga baru, teman-teman baru, sahabat-sahabat baru, yang dapat menjadi tempat berbagi keluh dan kesah bersama.

Aku bersyukur Tuhan telah menempatkan aku di sini. Selama 2,5 tahun melayani bersama teman-teman PSPO UI, sekarang aku mengerti betapa berharganya hal ini setelah perlahan-lahan aku belajar melepaskan diri dari persekutuan ini. Untuk bisa lepas dari persekutuan ini pun, aku masih belajar. Secara status mungkin tugasku hampir selesai bersama PSPO UI, duta-duta baru akan segera berdatangan, pengurus-pengurus baru pun sedang Tuhan persiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin para duta, alumni-alumni baru pun akan segera bergabung bersamaku untuk mengakhiri pelayanan ini. Terima kasih PSPO telah menjadi bagian dalam hidupku, terima kasih Tuhan Yesus untuk setiap proses yang telah Tuhan berikan dalam membentukku.
"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." 
Kolose 3:16

*) inspired by Sari Agustin Simbolon (FH 06)
Tuhan telah menjawab doa Ka Sari untuk memberikan keturunan yang banyak kepada PSPO, seperti kepada Abraham. Hal ini dapat dilihat dari jumlah duta yang mencapai 50-60 orang. Sekarang mari terus berdoa dan meminta agar Tuhan tetap menjaga setiap duta PSPO untuk bisa terus semangat dalam menyanyikan puji-pujian untuk melayani Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Dia setia :)




Grateful and graceful,
Dewi Lestari Natalia. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal Song

Problems?

prob·lem [prob-luh m]
noun

  1. any question or matter involving doubt, uncertainty, or difficulty.
  2. a question proposed for solution or discussion.
adjective

  1. difficult to train or guide; unruly: a problem child.
  2. Literature. dealing with choices of action difficult either for an individual or for society at large: a problem play.
There is no life without the problems, right?
Karena tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Kita semua adalah manusia yang berdosa, maka dari itu hidup kita pasti tidak lepas dari masalah. Problems. And that's what I feel right now. Actually sih it's not a really big problem, tapi entah kenapa selalu mebayang-bayang kehidupan gue. Bisa dibilang gue termasuk extrovert type of person, but recently I feel like an introvert one. I don't know why. I just feel I've lost, confused, and miss trusted to each other. Gatau deh yah apa sebabnya. Brr, aneh, so weirdooooooo.

Tapi gue berterima kasih sama yang namanya 'sahabat'. Yang mau sharing tentang masalah-masalah dalam hidupnya, sahabat yang mau mendengar (karena bagi gue, mendengar sudah cukup) keluh-kesah dalam masalah gue, dan tentunya sahabat yang masih setia ada dalam setiap masalah yang gue hadapi. Gue bukan orang yang mau terbuka untuk menceritakan masalah, tapi gue cukup terbuka jika ditanya atau diminta untuk menceritakan masalah gue. Terkadang masalah-masalah tersebut dapat menimbulkan suatu spekulasi dari beberapa pihak, baik itu spekulasi positif atau pun negatif. Jangan takut (jika ternyata spekulasi yang ditimbulkan adalah spekulasi negatif) untuk menghadapinya. According to me, masalah itu untuk dihadapi, bukan untuk dihindari atau ditakuti. Stay positive and keep pray on. 

There are some songs to help moving your mood up or just for entertaining your self when you have any problems:
"Our Father knows what's best for us
His ways are not our own
So when your pathway grows dim
And you just can't see Him,
Remember you're never alone" - Trust His Heart by Babbie Mason
"When I find myself in times of trouble
Mother Mary comes to me
Speaking words of wisdom, let it be" - Let It Be by The Beatles
"If you're troubled, you just gotta let it go
If you're worried baby, you just gotta let it go
All your hustles aint for nothing, you just gotta take it slow
When you need me baby, all you do is let it go" - Troubles by Alicia Keys
So, sekarang tau dong masalah-masalah itu mau diapain? Gak peduli spekulasi apa yang timbul, percayalah masalah itu mengajarkan kita banyak hal dan sometimes bahkan bisa mendewasakan kita secara tidak langsung. Let's solve the problems, don't run for it!!! Intinya sabar dan positive thinking. 

Terinspirasi dari sahabat sepelayananku di gereja (dipenghujung tanggal 12 April 2014)




Hello Goodbye Problems,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts Tips & Tutorial

Pesta Demokrasi Indonesia

(Again) It is 1 a.m in the middle of night. This year, Indonesia would celebrate a big event named 'Pesta Demokrasi', tepatnya pada tanggal 9 April 2014 (hari ini) sekitar pukul 08.00-13.00 seluruh rakyat Indonesia akan mengikuti Pemilu alias Pemilahan Umum untuk para calon legislatif. Honestly, I'm not a person who is very interest with the politic issues. Mendengar kata politik aja kayaknya malas banget. Tapi semejak awal tahun 2014 ini, isu politik semakin familiar di telinga masyarakat. Sebagai kaum muda, generasi penerus bangsa, it shouldn't like me yang bersikap acuh tak acuh terhadap perkembangan politik bangsa sendiri. Inilah saatnya kaum muda menyampaikan aspirasinya dalam memilih calon-calon pemimpin rakyat pada periode yang akan datang ini.

Gue sendiri gak tahu banyak tentang aturan-aturan Pemilu atau pun tentang para kandidatnya. Tapi setidaknya gue gak mau hak pilih gue terbuang sia-sia (minimal gak golput lah). Jadi, sudah sekitar dua atau tiga hari belakangan ini gue sedikit mencari tahu tentang perkembangan Pemilu ini dengan lebih detail lagi. Sedikit banyak hal yang gue dapat dari televisi, perbincangan dengan teman, dan browsing dari internet atau bahkan dari broadcast message di chat media (line, what'sapp, bbm) yang berisi tentang beberapa info berkaitan dengan Pemilu. In my opinion, kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab haruslah menggunakan hak pilih kita dengan sebaik mungkin. Baik itu relatif sih, tapi setidaknya:
  1. Jangan mau menjual suara anda dengan iming-iming amplop nominal sekitar Rp 50.000,00 - Rp 200.000,00 (menurut beberapa sumber sekitar gue yang benar-benar mengalaminya). Prinsip yang salah: "Saya gak tahu mau milih siapa, belum ada amplop yang datang ke saya" atau "Saya akan pilih si A, karena kemarin saya dapat amplop dari TS si A". Kurang lebih seperti itulah.
  2. Jangan mager (malas gerak) untuk pergi ke TPS yang mungkin jaraknya tidak sampai 2 km dari tempat tidur anda. Datanglah tepat waktu.
  3. NO GOLPUT!!! Menurut beberapa info, jika kita golput (tidak melakukan pemilihan, padahal sudah terdata atau terdaftar) maka akan ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bisa menyalahgunakan surat suara kita demi kepentingan pribadi yang tidak baik. Mau kayak gitu? Haknya disalahgunakan dan bisa saja berdampak negatif bagi Indonesia ke depannya. Mau??
  4. Memilih berdasarkan hati nurani. Khusus untuk yang buta politik seperti gue, ada baiknya sedikit usaha lah. Misalkan dengan browsing nama-nama kandidat di sekitar dapilnya, partai-partai, atau bahkan tata cara memilih. Minimal kita tahu sedikit background atau gambaran si kandidat dan partainya.
  5. Tidak terpengaruh bujukan atau dorongan dari pihak-pihak tertentu, contohnya orang tua. Gak jauh-jauh deh, berdasarkan diskusi gue dan beberapa temen gue lainnya, orang tua kita hampir sama, menyuruh kita untuk memilih si A dari partai B. Alasannya sih klasik tapi saran gue sih jangan terpengaruh, pilihlah sesuai dengan pilihan anda.
Anyway, talking about this democratic issues sebenernya menarik untuk dibahas. Gimana gak menarik? Secara hal ini akan berkaitan dengan pemimpin bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan (disamping, ini adalah pemilu ketiga gue yang mana pemilu tahun ini adalah pemilu pertama gue dalam pemilihan presiden, sementara pemilu sebelumnya adalah pemilu untuk Walikota Bekasi dan Gubernur Jawa Barat). Presiden Indonesia nih. Pemimpin nomor satu Bangsa Indonesia. Pemimpin seperti apakah yang akan memipin Indonesia selama 5 tahun ke depan ini? Apa yang akan dilakukan oleh si pemimpin tersebut selama 5 tahun ke depan? Sejauh mana si pemimpin dapat membawa Indonesia menuju kesejahteraan? Semuanya ada ditangan kita (walaupun hanya sebagian keciiiiiil yah, secara gak langsung kita juga bereperan dalam menentukannya), sejauh mana kita mau peduli dengan bangsa ini.

"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu"
Yeremia 29:7

Bahkan Alkitab pun menuliskan agar kita mengusahakan kesejahteraan bangsa kita, dimana Tuhan telah menempatkan kita. Selain itu pun, kita harus mendoakannya dalam setiap doa kita.
Gue gak bisa nulis banyak, karena pengetahuan gue pun masih dangkal banget, tapi harapan gue salah satunya adalah semoga semua rakyat Indonesia bisa merasakan semangat Pesta Demokrasi bangsa Indonesia. Dukungan dan doa selalu gue panjatkan untuk kesejahteraan Indonesia tercinta.

PRO DEO ET PATRIA - Untuk Tuhan dan Bangsa




Selamat memilih,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts Tips & Tutorial

God wants You to Remember





Love,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments


In Life Song

Pemahaman Lagu "How Great is Our God"

Malam ini gue jadi Worship Leader (WL) di Ibadah Pendalaman Alkitab (PA) Naposobulung di gereja. Salah satu lagu pujian yang akan dinyanyikan berjudul "How Great is Our God". Some years ago, gue sudah pernah membaca tentang latar belakang lagu ini dan saat ini gue ingin share about the story of this song.

Background Story
Lagu ini pertama kali diciptakan oleh Chris Tomlin, Ed Cash, dan Jesse Reeves pada tahun 2005. Chris Tomlin lahir di Grand Saline, Texas pada tanggal 4 Mei 1972. Ia adalah seorang  musisi kristen komtemporer di America. Selain itu juga Dia aktif menjadi worship leader dan song writer. Tomlin menulis lagu pujian rohani pertamanya pada usia 14 tahun. Setelah kuliah, Ia meneruskan pelayanannya di Harvest Ministry di The woodlands United Methodist Church sekitar tahun 1990. Solo project pertamanya berjudul The Noise We Make yang dirilis pada tahun 2001. Selain berkarir solo, Tomlin juga mempunyai band dan menulis lagu bersama dengan band-nya, yaitu Chris Tomlin (gitar dan piano), Daniel Carson (gitar elektrik, backup vocals), Jesse Reeves (bass, backup vocals), Travis Nunn (drums), dan Matt Gilder (piano, keys).

Chris Tomlin menulis lagu ini saat dia tinggal di Austin, Texas. Menurutnya, dia menulis lagu ini saat dia diingatkan kembali oleh Mazmur 104 yang berbunyi "Pujilah TUHAN, hai jiwaku! TUHAN, Allahku, Engkau sangat besar! Engkau yang berpakaian keagungan dan semarak, yang berselimutkan terang seperti kain, yang membentangkan langit seperti tenda...." atau dalam terjemahan lain "Bless the Lord, O my soul! O Lord my God, You are very great; You are clothed with splendor and majesty, covering Yourself with light as with a cloak, stretching out heaven like a tent curtain....". Saat itu ia sedang duduk di sofa dalam apartemen kecilnya, Mazmur 104 membukakan kepadanya tentang deskripsi Tuhan yang begitu besar, the glory of majesty menjadi awal ia menciptakan bagian chorus dari lagu ini. Awalnya ia tidak mempunyai ide bagaimana kelanjutan dari lagu ini. Ia ingin membuat lagu rohani yang bisa dinyanyikan oleh berbagai gereja dengan berbagai kebudayaan dan kultur. Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Ed Cash (yang menjadi produser dari lagu ini). Pada pertemuan pertamanya Chris memainkan gitarnya dan sambil mengatakan ini adalah lagu tentang betapa besarnya Allah kita, How Great is Oud God tetapi lagu ini belum selesai, belum mempunyai bagian brigde. Kemudian ia menanyakan pendapat Ed Cash bagaimana kiranya kelanjutan lagu ini. Ed Cash langsung mengambil gitarnya dan bernyanyi begitu saja "You're the name above all names, You are worthy of our praise". Syair inilah yang akhirnya menjadi bridge untuk lagu How Great is Our God. Ed Cash sendiri adalah seorang song writer dan produser musik yang lahir di California Utara dan telah menerima Tuhan sejak umur 5 tahun. 

Pada awalnya, Jesse Reeves (salah satu personel band yang digawangi Chris Tomlin) adalah penulis asli dari ketiga bait (verses) dari lagu How Great is Oud God. Reeves mengatakan "“I had originally written three verses for this song, but I didn’t have a chorus. I gave what I had written to Chris to write a chorus". Bagian chorus tersebut akhirnya datang dan terinspirasi setelah Chris Tomlin membaca Mazmur 104, concerning the greatness, splendor, and majesty in which God wraps himself. Tomlin mengatakan "I started singing a little chorus, ‘How great is our God.’ The truth behind the song is that it is timely, and yet it is timeless. It is something we need to be singing during such a time as this, declaring the greatness and worthiness of our God. As we look around our world, I think the song is important because it gathers us together and points our hearts in the right direction. The verses are very simple, and hopefully they magnify our Lord as they amplify the chorus. What a beautiful picture from the Psalms as our God wraps himself in light and darkness cannot hide from him. I also feel that the melody that carries these truths is from God". 

Interpretation of the Lyrics
Setelah melihat kepada sejarah lagu ini, sekarang gue akan melihat dan mendalami tentang lirik dari lagu ini. Ini adalah interpretasi gue pribadi, bagaimana gue menikmati setiap kata dalam lirik lagu ini. Syair lagu ini adalah sebagai berikut:

Dari judulnya lagu ini ingin menceritakan tentang betapa besar Allah kita. Judul ini mengajak kita untuk membayangkan pribadi Allah itu sendiri berdasarkan yang ditulis dalam Mazmur 104. Baris pertama pada bait pertama lagu ini dapat dilihat bahwa Allah dianalogikan seperti seorang raja. Raja yang agung (splendor), yang berbajukan kemuliaan (majesty). Majesty is sovereign power, authority, dignity: the quality or state of being worthy, honored, or esteemed. Jadi, Allah sendiri dipenuhi dengan kekuatan tertinggi and worhty to be honored. Seperti yang dikatakan pada Mazmur 93:1 "TUHAN adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan, TUHAN berpakaian, berikat pinggang kekuatan. Sungguh, telah tegak dunia, tidak bergoyang". Oleh karena itulah, seluruh bumi (termasuk kita, manusia) meresponnya dengan sukacita (rejoice). We should simply be in awe, in amazement of who God is and how awesome He is.

He wraps himself in light, seperti dalam Firman Tuhan 1 Yohanes 1:5 "Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan." dan Yohanes 8:12 "Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.". Jika terang sudah terpanjar, logikanya maka gelap tidak akan terlihat lagi bukan? Ya, kurang lebih seperti itulah Allah kita. Dia punya kuasa untuk menghapuskan kegelapan dalam hidup kita, bahkan kegelapan pun runtuh dan gemetar mendengar suara Allah.

Bagian reff benar-benar ingin menunjukkan kebesaran Allah, dilihat dari syair "How great is our God..." yang diulang berkali-kali dan dipertegas dengan ajakan 'nyanyilah bersamaku'. Bagian reff inilah yang menjadi inti dari lagu. Dalam beberapa versi lagu yang berbeda, bahkan bagian reff dinyanyikan sangat sering dan berkali-kali. Seolah-olah menunjukan dan menegaskan kepada setiap orang yang mendengar bahwa Allah Tuhan kita memang benar-benar besar, GREAT. Kita sebagai manusia harus mengakui kebesaran Allah yang tidak pernah berhenti berkarya dalam kehidupan kita.

Allah terus berkarya dalam kehidupan kita, age to age He stands. He never stop to bless us, bahkan sampai seumur hidup kita dan sampai pada hari terakhir dunia ini. Semuanya ada ditangan Allah, sebab Allah yang punya kuasa. Allah adalah alfa dan omega, yang awal dan yang akhir. Wahyu 22:13 "Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.". 

The Godhead three in one menunjukan dan menjelaskan tentang Allah Tritunggal yang adalah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiganya punya peran yang berbeda namun tetap satu (three in one). Matius 16:16-17 "Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"", Efesus 4:30 "Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.", Yohanes 1:14 "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.". 
Allah adalah Singa yang buas yang menyertai bangsa Yehuda dan akan berperang untuk mereka. But also is the gentle Lamb of God who submitted Himself to the Father's will take the place for us that cross. Kejadian 49:8-9 "Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya?", Kejadian 22:8 "Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.". The lion and the lamb will lie down with each other now as King Jesus rules over your life and when He returns to reign over this earth.

Pada akhirnya Allah adalah nama dari segala nama. Allah sendiri yang memberikan kita keselamatan. God of majesty worthy of all praise!!! Mazmur 148:13 "Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.", Filipi 2:9-11 "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!". 

Application (A Real Better Act)
Setelah mengetahui makna dan arti dibalik lagu ini, yang secara garis besar menceritakan tentang kebesaran Tuhan Allah, yang adalah Raja agung yang mulia, tindakan apa yang dapat kita ambil? Jadilah pelaku Firman jangan hanya pendengar saja. Gue sendiri diingatkan kembali bahwa Allah yang berkuasa atas segala hal karena kebesarannya yang tidak tersaingi. Bahkan Allah berkuasa atas diri kita, diri gue. Sering kali gue merasa bahwa segala sesuatu hebat dalam diri gue adalah hasil usaha gue pribadi dan lupa bahwa di atas semua ini ada Allah yang memberikan. Jadi gue kembali disadarkan bahwa sepenuhnya diri gue adalah milik Allah, karena kebesaran Allah, gue akan lebih rendah hati dan bijaksana dalam bersikap ke depannya. Tuhan pimpin anakMu ini. Amin :)

References:
http://jasonofgod.com/2011/11/19/story-song-how-great-is-our-god/
http://www.disciplemagazine.com/www/articles/135.385
http://www.songfacts.com/detail.php?id=26457




Praise The Lord,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

2 Comments


In Life Personal

Memilih Pekerjaan dan... Pacar

Seiring dengan beranjaknya waktu dan status (eg. I'm not a student anymore, now a job-seeker yeah, so you are - dalam artian ada perubahan status), we get more changes to choose for something. Commonly, kita semua adalah seorang voter bisa dibilang seorang pemilih, yaitu orang yang memilih (it isn't an adjective but a noun). Berhubung gue sekarang adalah seorang job-seeker, gue akan membahas tentang pemilihan pekerjaan. Sebagai seorang fresh graduate yang sedang mencari pekerjaan, gue cukup was-was dalam memilih. Jangan asal memilih, sebab bagi gue sendiri, pekerjaan inilah yang akan menentukan masa depan gue. Gue gak mau seperti yang dibilang beberapa pihak yang beropini bahwa alumni dari kampus gue terkenal dengan sebutan 'kutu loncat'. Why? Disini gue sedang tidak men-jugde, hanya beropini mungkin si alumni ini gak cocok dengan pekerjaannya dan kemudian resign padahal masa kerjanya baru beberapa bulan. Hal ini terjadi terus-menerus, ibarat analogi seekor kutu. Kutu mencari makan pada satu tempat, jika dia tidak menemukan makanannya di tempat itu, dia akan loncat dan pindah ke tempat yang lain dan selalu seperti itu. Makanya sebutannya adalah kutu loncat. 

Pembahasan pencarian dan pemilihan kerja ini juga masih hangat di telinga gue dan rekan-rekan fresh graduate lainnya. Kalau ketemu bahasannya pasti gak jauh-jauh dari "Eh, lo udah sampe tahap apa?", "Ngelamar dimana aja?", "Udah kerja dimana?", "Ikut test perusahaan A gak?", "Mau daftar sebagai apa?" dan sejenisnya. Well, lama-lama agak bosan juga bahasnya. Beberapa waktu ini gue sadar, yang penting bukanlah cepat dapat kerja tapi mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Terkadang karena gak mau kalah sama teman-teman lain yang sudah dapat pekerjaan duluan, gue sering tergoda untuk menyebar CV kemana-mana dengan tujuan biar kesempatan (seenggaknya) test bisa lebih besar, untuk urusan lolosnya sih belakangan. Inilah kesalahannya.

Menurut gue (and I have no idea where this idea came from), the underlying framework dari pemilihan pekerjaan tidak berbeda jauh dari pemilihan... well, pacar. Penuh pertimbangan. Pekerjaan dan pacar sama-sama tidak dipilih dengan sembarangan. Mau cepet dapat pacar tapi pacarnya ternyata busuk? Mau cepet dapat pekerjaan tapi ujung-ujungnya resign? Gak mau kan? Makanya harus super hati-hati dalam memilih. Pekerjaan dan pacar sama-sama menentukan masa depan kita, sekalinya salah memilih bisa jadi merusak masa depan kita. Well, let me try to draw you an anology, topiknya campuran: pemilihan pekerjaan dan pemilihan pacar. Gue akan mencoba untuk menjabarkan bahwa kerangka pemikirannya tidak berbeda jauh satu dengan yang lain.

Pertama-tama mari singkirkan apa itu pekerjaan warisan (meneruskan usaha orang tua atau sejenisnya yang tidak menuntut kita untuk memilih pekerjaan) dan perjodohan paksa. Because both of the cases don't ask us to choose a choice. In this case, kita mempunyai hak untuk memilih, baik itu memilih karier atau pacar. Gue akan berusaha memberikan korelasi bahwa memilih pekerjaan itu hampir sama dengan memilih pacar. Menurut gue ada beberapa titik yang mirip dalam proses pemilihannya. 
  • Kandidat: Sebelum kita memilih, pasti sudah ada kandidat atau calon yang akan kita pilih. Kandidat adalah yang unggul dari pada yang lainnya. Ada banyak pilihan lowongan pekerjaan, namun hanya beberapa kandidat yang sesuai dengan misalnya latar belakang pendidikan kita. Tapi balik lagi, kita sendiri yang nantinya akan menentukan kandidat mana yang benar-benar pas. Begitu pun dengan kandidat calon pacar, yang mencetuskan adalah seleksi independen yang kita tentukan sendiri. Kandidat boleh lebih dari satu dan dari beberapa kandidat itu pilihlah satu yang hmm.... Nah. Terserah deh apa yang jadi pertimbangannya, yang baik, mapan, pasti, atau apapun itu. Tapi yang pasti, you got to know, not only who to choose but also how to choose. So, be wise. 
  • Visi: Arti kata visi dalam KBBI adalah pandangan atau wawasan ke depan. So, I suggest you to see back to the vision. Kebayang dong kalau perusahaan yang gak punya visi, mau di bawa kemana karyawannya? Sedangkan memilih pacar aja, gue lebih prefer sama cowok yang jelas visi hidupnya biar dia (dan gue) tau mau di bawa kemana hubungan itu, gak mau dong kalau udah lama pacaran ujung-ujungnya sakit hati dan putus? Nah, apalagi perusahaan. Perusahaan tempat kita bekerja adalah perusahaan yang bisa menjadi salah satu media untuk menjalankan visi hidup kita. Jadi, sebelum apply lihat dulu visi perusahaannya kayak gimana dan udah sejauh mana visi itu berjalan.
  • Latar Belakang: Kalo kata orang Jawa, harus jelas bibit, bebet, bobotnya. Hal ini juga berlaku dalam memilih pekerjaan dan juga pacar. Dilihat juga latar belakang perusahaan calon tempat kita bekerja. Sama seperti memilih calon pacar, dilihat juga dong latar belakang si calon. Tapi bukan untuk menghakimi, hanya sebagai bahan pertimbangan. Seandainya kita tahu bahwa perusahaan tersebut punya track-record yang kurang baik sebelumnya, ini kan bisa jadi pertimbangan kita, begitupun dengan calon pacar. Amati dengan teliti, jangan sampai sebatas kayak iklan doang.
  • Karakter dan Prinsip: Ini penting, kalau dua hal ini sih lebih ke orangnya. Apakah orang-orang di dalam perusahaan tersebut berkarakter dan berprinsip? Karena tau sendiri dong kalau tidak berkarakter atau berprinsip, pasti gampang banget jatuh. Kalau yang lagi ngetrend di Indonesia belakangan ini sih, semacam korupsi dan pemberdayaan yang salah. Nah, repot kan kalo gitu. Memilih calon pacar juga kiranya gitu, dilihat juga dari karakter dan prinsipnya. It's quite hard to explain. Dimengerti secara tersirat aja yah.
  • Prioritas: Setiap orang pasti punya hal yang dianggap lebih penting dibandingkan hal lainnya. Itu namanya prioritas. Dalam memilih, hendaknya kita sudah tau dan paham betul mana prioritas kita. Seperti saat kita mau masuk sekolah atau kuliah misalnya. Saat pengisian formulir, kita diminta membuat prioritas atas kandidat sekolah atau kampus yang akan kita pilih sesuai dengan minat dan kepentingan kita. Bagaimana supaya bisa tau tentang prioritas kandidat calon pekerjaan dan calon pacar? According to me, we can know by asking directly or indirectly. Dengan bertanya kita bisa tau kondisinya dan bisa membantu kita menentukan skala prioritas. 
Kira-kira itulah beberapa titik yang mirip dalam pertimbangan memilih pekerjaan dan memilih pacar. Intinya sih jangan main-main dalam hal memilih pekerjaan (dan pacar juga). Asal-asal milih nanti malah bingung sendiri. Untung dapat untung diterima kerja, ternyata karena kurang pertimbangan setelah dua bulan bekerja malah resign. Padahal perusahaan tersebut udah baik mau memberi kita kesempatan untuk dapat pengalaman bekerja di perusahaannya. Perusahaan juga udah memilih kita dari antara puluhan, ratusan, ribuan pelamar yang mendaftar, kita bukannya malah memberikan appreciation atau pengabdian seperti yang kita jual saat interview eh malah resign. Kan gak baik kalau seperti itu. Pekerjaan itu layaknya seorang pacar, yang akan memberi dampak ke masa depan. Gue sendiri belum punya pekerjaan dan belum punya pacar (ups), makanya gue nulis post ini karena gue pun masih dalam proses pemilihan hehehe. Tapi gue sudah belajar dari pengalaman and it's back depend on you.





Selamat memilih,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments