Bukan perkara mudah saat aku harus menyisihkan waktu seminggu dua kali guna berlatih bersama PSPO di tempat latihan yang sangat jauh (di samping RS Bunda Margonda, di vokasi, di fasilkom, di SC Kober, di fisip, dll) serta jadwal kuliah yang bentrok dan sangat padat, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus."Singing with understanding, singing with your heart, and singing with your best"
Bukan perkara mudah saat aku harus merendahkan hati untuk tidak menonjolkan suara pribadi dan menyamakannya dengan suara orang-orang di sebelah kanan dan kiriku saat bernyanyi, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku harus belajar bersosialisasi (make a friend) dengan orang-orang baru yang sangat berbeda latar belakangnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk belajar lagu dan mendalami/memahami lagu secara mandiri, apalagi aku sedikit kurang mengerti memahami lagu saat itu, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk datang latihan dan fokus berlatih di saat tugas/kuis/ujian kuliah berlangsung serta tuntutan organisasi lain yang berdatangan, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku harus memperhatikan duta-duta lain (apalagi aku adalah orang yang cuek dan masa bodo) di saat diri sendiri juga sedang butuh perhatian, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku harus belajar menyesuaikan diri dengan kesibukan berbagai macam orang sementara diriku sendiri juga memiliki kesibukan lain selain PSPO, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku memberi diri sebagai pengurus PSPO bersamaan dengan pengerjaan skripsi sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat kami (pengurus) harus mengerjakan bagian yang lebih banyak dan lebih kompleks dari pada yang lain (termasuk menentukan lagu yang akan dinyanyikan, menyiapkan partitur lagu, datang lebih dulu, dll) serta harus selalu menjaga beban itu ditengah beban-beban berat lainnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat kami harus mencari tempat latihan dan jadwal latihan yang sesuai dan cocok dengan seluruh duta PSPO, belum lagi menghadapi kenyataan bahwa kuantitas duta yang sangat banyak berbanding terbalik dengan kehadiran duta setiap latihannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk aku bisa membagi waktu, waktu untuk kuliah, waktu untuk latihan, atau pun waktu untuk diriku sendiri, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah ketika kami sangat bergumul dan merindukuan kehadiran duta-duta cowok yang semakin hari, semakin menipis jumlahnya dan PSPO terancam menjadi paduan suara wanita, dan disisi lain Tuhan memberikan jumlah duta-duta cewek yang melimpah namun berfluktuasi frekuensi kedatangannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku menghadapi berbagai tentangan dari orang tuaku karena banyak waktuku yang aku habiskan bersama kegiatan-kegiatan non-akademis, memberi pengertian kepada mereka bahwa inilah ladang pelayananku, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk menjaga kesehatian, mempertahankan semangat dan komitmen seluruh duta untuk bisa terus datang latihan serta menghidupi visi-misi PSPO (bahkan sampai menimbulkan konflik yang meimbulkan air mata dalam menghadapinya, aku butuh untuk lebih berhikmat dalam hal ini), dan Tuhan masih memrosesku untuk bisa melewati fasa ini.
Ya itu semua bukanlah perkara yang mudah untuk dikerjakan, tapi Tuhan berproses dan membuatku bisa melalui setiap perkara itu. Prosesnya tidak mudah tapi dari situ aku banyak belajar, terutama belajar untuk bisa mementingkan kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Sekarang aku mengerti mengapa Tuhan menempatkan aku di sini, di PSPO. Tuhan ingin aku diproses melalui berbagai macam perkara supaya aku bisa lebih sabar, lebih dewasa, lebih berserah, lebih humble, lebih terbuka, lebih perhatian, lebih rendah hati, dan lebih baik tentunya. Bukan hanya belajar tentang teknik bernyanyi dalam paduan suara, tapi aku juga belajar tentang sikap seorang pelayang dan seorang hamba, belajar banyak hal tentang puji-pujian kepada Allah, belajar bersosialisasi dengan orang lain yang memiliki banyak perbedaan latar belakang, belajar memahami bagaimana pujian itu berbicara melalui nyanyian sehingga setiap orang yang mendengarnya bisa merasakan pujian itu sendiri, dan tentunya belajar untuk berubah menjadi lebih baik.
Aku memang suka bernyanyi, tapi aku lebih suka cara Tuhan memrosesku melalui pembelajaran akan nyanyi-nyanyian yang aku nyanyikan, terutama di dalam PSPO ini. Aku menikmati cara Tuhan memrosesku di persekutuan ini. Aku menikmati kebersamaan dengan setiap orang yang turut ambil bagian dalam persekutuan ini. Di sini aku mendapatkan keluarga baru, teman-teman baru, sahabat-sahabat baru, yang dapat menjadi tempat berbagi keluh dan kesah bersama.
Aku bersyukur Tuhan telah menempatkan aku di sini. Selama 2,5 tahun melayani bersama teman-teman PSPO UI, sekarang aku mengerti betapa berharganya hal ini setelah perlahan-lahan aku belajar melepaskan diri dari persekutuan ini. Untuk bisa lepas dari persekutuan ini pun, aku masih belajar. Secara status mungkin tugasku hampir selesai bersama PSPO UI, duta-duta baru akan segera berdatangan, pengurus-pengurus baru pun sedang Tuhan persiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin para duta, alumni-alumni baru pun akan segera bergabung bersamaku untuk mengakhiri pelayanan ini. Terima kasih PSPO telah menjadi bagian dalam hidupku, terima kasih Tuhan Yesus untuk setiap proses yang telah Tuhan berikan dalam membentukku.
"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu."
Kolose 3:16
Grateful and graceful,
Dewi Lestari Natalia.