Hari ini adalah Jumat Agung, yaitu hari peringatan akan kematian Tuhan Yesus.
Jumat Agung tahun ini, aku diingatkan tentang satu hal, PENGAMPUNAN. Sederhana dan sudah sangat sering didengar sih sebenarnya. Kembali lagi ke teladan Tuhan Yesus yang rela berkorban untuk mengampuni dan menebus dosa manusia, and so do us. Kita yang telah diampuni ini selayaknyalah dengan tulus hati juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita. Tuhan Yesus yang suci tak bercela saja rela mengorbankan diriNya disiksa, disalibkan untuk mengampuni dan menebus dosa manusia. Sombong banget dong kalau kita (yang adalah sesama orang berdosa) sulit untuk mengampuni orang lain, padahal Tuhan Yesus sendiri yang telah memberi teladan kepada kita. Intinya dari Firman yang aku nikmati hari ini (ayat kotbah diambil dari Lukas 23:33-43) "FORGIVEN TO FORGIVE".
![]() |
Seberapa besar kah pengampunan yang telah Tuhan berikan?
Sudahkah kita mengampuni orang yang bersalah terkhususnya kepada kita?
Sudahkah pengampunan Tuhan Yesus menyadarkan kita dan mendorong kita untuk mengampuni?
Masihkah kita angkuh untuk memaafkan?
Selamat merenungkan dan merefleksikan makna Jumat Agung dengan lebih sungguh lagi.
Sudahkah kita mengampuni orang yang bersalah terkhususnya kepada kita?
Sudahkah pengampunan Tuhan Yesus menyadarkan kita dan mendorong kita untuk mengampuni?
Masihkah kita angkuh untuk memaafkan?
Selamat merenungkan dan merefleksikan makna Jumat Agung dengan lebih sungguh lagi.
Tuhan memberkati :)
Happy Good Friday,
Dewi Lestari Natalia.
Dewi Lestari Natalia.
Paduan Suara Persekutuan Oikumene
Universitas Indonesia (PSPO UI)
-mengingat setiap detail saat Tuhan
memrosesku di persekutuan ini-
Sometimes, I like to spend my time
reviewing the old photos or videos or anything which remembered me to
something. Sampai
tiba saatnya aku membuka folder berjudul PSPO UI di laptop dan menemukan buku kitab PSPO (huehehe). I saw the pictures one by one while
I was giving my little smile and big laugh (teringat masa-masa saat di foto-foto
tersebut).
Mari kita putar waktu ke tahun 2010, when I met them at the first time
and felt in love with them (lebay
haha).
Saat itu aku mengikuti POJ (Persekutuan
Oikumene Jumat) di FTUI (GK.306) dan aku ingat betul bahwa itulah pertama kali aku
mengenal PSPO UI. Sebuah paduan suara (yang saat itu aku belum tahu namanya)
berpakaian seragam batik, terdiri dari beberapa orang wanita (kebanyakan) dan
pria yang menyanyikan lagu 'Hati Sebagai
Hamba'. Awalnya agak aneh, karena salah satu dari anggota paduan suara tersebut
menceritakan sekilas tentang lagu yang akan dinyanyikan (hey, for what? waktu
berjalan nih, buruan kek langsung nyanyi. Batinku saat itu). Saat mereka
bernyanyi aku sedikit amazing karena paduan suara ini bernyanyi cukup bagus dan
terlihat sangat menikmati lagunya, sampai pada akhirnya di akhir penampilan
kembali salah satu dari mereka menceritakan siapakah mereka itu. Ternyata
mereka adalah Paduan Suara Persekutuan Oikumene UI, yang merupakan wadah
pelayanan POUI dalam bidang puji-pujian. Sangat tertarik tentunya, secara aku
jatuh cinta pertama kali dengan musik di sebuah paduan suara saat aku sekolah
minggu, ya paduan suara.
PSPO UI merupakan tempat dimana Tuhan memrosesku menjadi pribadi yang lebih sabar dan humble. Motto PSPO yang selalu ku pegang dimana pun Tuhan tempatkan aku untuk bernyanyi:
Bukan perkara mudah saat aku harus menyisihkan waktu seminggu dua kali guna berlatih bersama PSPO di tempat latihan yang sangat jauh (di samping RS Bunda Margonda, di vokasi, di fasilkom, di SC Kober, di fisip, dll) serta jadwal kuliah yang bentrok dan sangat padat, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus."Singing with understanding, singing with your heart, and singing with your best"
Bukan perkara mudah saat aku harus merendahkan hati untuk tidak menonjolkan suara pribadi dan menyamakannya dengan suara orang-orang di sebelah kanan dan kiriku saat bernyanyi, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku harus belajar bersosialisasi (make a friend) dengan orang-orang baru yang sangat berbeda latar belakangnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk belajar lagu dan mendalami/memahami lagu secara mandiri, apalagi aku sedikit kurang mengerti memahami lagu saat itu, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk datang latihan dan fokus berlatih di saat tugas/kuis/ujian kuliah berlangsung serta tuntutan organisasi lain yang berdatangan, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku harus memperhatikan duta-duta lain (apalagi aku adalah orang yang cuek dan masa bodo) di saat diri sendiri juga sedang butuh perhatian, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku harus belajar menyesuaikan diri dengan kesibukan berbagai macam orang sementara diriku sendiri juga memiliki kesibukan lain selain PSPO, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku memberi diri sebagai pengurus PSPO bersamaan dengan pengerjaan skripsi sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat kami (pengurus) harus mengerjakan bagian yang lebih banyak dan lebih kompleks dari pada yang lain (termasuk menentukan lagu yang akan dinyanyikan, menyiapkan partitur lagu, datang lebih dulu, dll) serta harus selalu menjaga beban itu ditengah beban-beban berat lainnya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat kami harus mencari tempat latihan dan jadwal latihan yang sesuai dan cocok dengan seluruh duta PSPO, belum lagi menghadapi kenyataan bahwa kuantitas duta yang sangat banyak berbanding terbalik dengan kehadiran duta setiap latihannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk aku bisa membagi waktu, waktu untuk kuliah, waktu untuk latihan, atau pun waktu untuk diriku sendiri, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah ketika kami sangat bergumul dan merindukuan kehadiran duta-duta cowok yang semakin hari, semakin menipis jumlahnya dan PSPO terancam menjadi paduan suara wanita, dan disisi lain Tuhan memberikan jumlah duta-duta cewek yang melimpah namun berfluktuasi frekuensi kedatangannya, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah saat aku menghadapi berbagai tentangan dari orang tuaku karena banyak waktuku yang aku habiskan bersama kegiatan-kegiatan non-akademis, memberi pengertian kepada mereka bahwa inilah ladang pelayananku, tapi Tuhan memudahkan itu terus-menerus.
Bukan perkara mudah untuk menjaga kesehatian, mempertahankan semangat dan komitmen seluruh duta untuk bisa terus datang latihan serta menghidupi visi-misi PSPO (bahkan sampai menimbulkan konflik yang meimbulkan air mata dalam menghadapinya, aku butuh untuk lebih berhikmat dalam hal ini), dan Tuhan masih memrosesku untuk bisa melewati fasa ini.
Ya itu semua bukanlah perkara yang mudah untuk dikerjakan, tapi Tuhan berproses dan membuatku bisa melalui setiap perkara itu. Prosesnya tidak mudah tapi dari situ aku banyak belajar, terutama belajar untuk bisa mementingkan kepentingan bersama dibandingkan dengan kepentingan pribadi. Sekarang aku mengerti mengapa Tuhan menempatkan aku di sini, di PSPO. Tuhan ingin aku diproses melalui berbagai macam perkara supaya aku bisa lebih sabar, lebih dewasa, lebih berserah, lebih humble, lebih terbuka, lebih perhatian, lebih rendah hati, dan lebih baik tentunya. Bukan hanya belajar tentang teknik bernyanyi dalam paduan suara, tapi aku juga belajar tentang sikap seorang pelayang dan seorang hamba, belajar banyak hal tentang puji-pujian kepada Allah, belajar bersosialisasi dengan orang lain yang memiliki banyak perbedaan latar belakang, belajar memahami bagaimana pujian itu berbicara melalui nyanyian sehingga setiap orang yang mendengarnya bisa merasakan pujian itu sendiri, dan tentunya belajar untuk berubah menjadi lebih baik.
Aku memang suka bernyanyi, tapi aku lebih suka cara Tuhan memrosesku melalui pembelajaran akan nyanyi-nyanyian yang aku nyanyikan, terutama di dalam PSPO ini. Aku menikmati cara Tuhan memrosesku di persekutuan ini. Aku menikmati kebersamaan dengan setiap orang yang turut ambil bagian dalam persekutuan ini. Di sini aku mendapatkan keluarga baru, teman-teman baru, sahabat-sahabat baru, yang dapat menjadi tempat berbagi keluh dan kesah bersama.
Aku bersyukur Tuhan telah menempatkan aku di sini. Selama 2,5 tahun melayani bersama teman-teman PSPO UI, sekarang aku mengerti betapa berharganya hal ini setelah perlahan-lahan aku belajar melepaskan diri dari persekutuan ini. Untuk bisa lepas dari persekutuan ini pun, aku masih belajar. Secara status mungkin tugasku hampir selesai bersama PSPO UI, duta-duta baru akan segera berdatangan, pengurus-pengurus baru pun sedang Tuhan persiapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin para duta, alumni-alumni baru pun akan segera bergabung bersamaku untuk mengakhiri pelayanan ini. Terima kasih PSPO telah menjadi bagian dalam hidupku, terima kasih Tuhan Yesus untuk setiap proses yang telah Tuhan berikan dalam membentukku.
"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu."
Kolose 3:16
*) inspired by Sari Agustin Simbolon (FH 06)
Tuhan telah menjawab doa Ka Sari untuk memberikan keturunan yang banyak kepada PSPO, seperti kepada Abraham. Hal ini dapat dilihat dari jumlah duta yang mencapai 50-60 orang. Sekarang mari terus berdoa dan meminta agar Tuhan tetap menjaga setiap duta PSPO untuk bisa terus semangat dalam menyanyikan puji-pujian untuk melayani Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji dan Dia setia :)
Grateful and graceful,
Dewi Lestari Natalia.
prob·lem [prob-luh m]noun
- any question or matter involving doubt, uncertainty, or difficulty.
- a question proposed for solution or discussion.
adjective
- difficult to train or guide; unruly: a problem child.
- Literature. dealing with choices of action difficult either for an individual or for society at large: a problem play.
There is no life without the problems, right?
Karena tidak ada manusia sempurna di dunia ini. Kita semua adalah manusia yang berdosa, maka dari itu hidup kita pasti tidak lepas dari masalah. Problems. And that's what I feel right now. Actually sih it's not a really big problem, tapi entah kenapa selalu mebayang-bayang kehidupan gue. Bisa dibilang gue termasuk extrovert type of person, but recently I feel like an introvert one. I don't know why. I just feel I've lost, confused, and miss trusted to each other. Gatau deh yah apa sebabnya. Brr, aneh, so weirdooooooo.
Tapi gue berterima kasih sama yang namanya 'sahabat'. Yang mau sharing tentang masalah-masalah dalam hidupnya, sahabat yang mau mendengar (karena bagi gue, mendengar sudah cukup) keluh-kesah dalam masalah gue, dan tentunya sahabat yang masih setia ada dalam setiap masalah yang gue hadapi. Gue bukan orang yang mau terbuka untuk menceritakan masalah, tapi gue cukup terbuka jika ditanya atau diminta untuk menceritakan masalah gue. Terkadang masalah-masalah tersebut dapat menimbulkan suatu spekulasi dari beberapa pihak, baik itu spekulasi positif atau pun negatif. Jangan takut (jika ternyata spekulasi yang ditimbulkan adalah spekulasi negatif) untuk menghadapinya. According to me, masalah itu untuk dihadapi, bukan untuk dihindari atau ditakuti. Stay positive and keep pray on.
There are some songs to help moving your mood up or just for entertaining your self when you have any problems:
"Our Father knows what's best for usHis ways are not our ownSo when your pathway grows dimAnd you just can't see Him,Remember you're never alone" - Trust His Heart by Babbie Mason
"When I find myself in times of troubleMother Mary comes to meSpeaking words of wisdom, let it be" - Let It Be by The Beatles
"If you're troubled, you just gotta let it goIf you're worried baby, you just gotta let it goAll your hustles aint for nothing, you just gotta take it slowWhen you need me baby, all you do is let it go" - Troubles by Alicia Keys
So, sekarang tau dong masalah-masalah itu mau diapain? Gak peduli spekulasi apa yang timbul, percayalah masalah itu mengajarkan kita banyak hal dan sometimes bahkan bisa mendewasakan kita secara tidak langsung. Let's solve the problems, don't run for it!!! Intinya sabar dan positive thinking.
Terinspirasi dari sahabat sepelayananku di gereja (dipenghujung tanggal 12 April 2014)
Hello Goodbye Problems,
Dewi Lestari Natalia.
(Again) It is 1 a.m in the middle of night. This year, Indonesia would celebrate a big event named 'Pesta Demokrasi', tepatnya pada tanggal 9 April 2014 (hari ini) sekitar pukul 08.00-13.00 seluruh rakyat Indonesia akan mengikuti Pemilu alias Pemilahan Umum untuk para calon legislatif. Honestly, I'm not a person who is very interest with the politic issues. Mendengar kata politik aja kayaknya malas banget. Tapi semejak awal tahun 2014 ini, isu politik semakin familiar di telinga masyarakat. Sebagai kaum muda, generasi penerus bangsa, it shouldn't like me yang bersikap acuh tak acuh terhadap perkembangan politik bangsa sendiri. Inilah saatnya kaum muda menyampaikan aspirasinya dalam memilih calon-calon pemimpin rakyat pada periode yang akan datang ini.
Gue sendiri gak tahu banyak tentang aturan-aturan Pemilu atau pun tentang para kandidatnya. Tapi setidaknya gue gak mau hak pilih gue terbuang sia-sia (minimal gak golput lah). Jadi, sudah sekitar dua atau tiga hari belakangan ini gue sedikit mencari tahu tentang perkembangan Pemilu ini dengan lebih detail lagi. Sedikit banyak hal yang gue dapat dari televisi, perbincangan dengan teman, dan browsing dari internet atau bahkan dari broadcast message di chat media (line, what'sapp, bbm) yang berisi tentang beberapa info berkaitan dengan Pemilu. In my opinion, kita sebagai warga negara yang bertanggung jawab haruslah menggunakan hak pilih kita dengan sebaik mungkin. Baik itu relatif sih, tapi setidaknya:
- Jangan mau menjual suara anda dengan iming-iming amplop nominal sekitar Rp 50.000,00 - Rp 200.000,00 (menurut beberapa sumber sekitar gue yang benar-benar mengalaminya). Prinsip yang salah: "Saya gak tahu mau milih siapa, belum ada amplop yang datang ke saya" atau "Saya akan pilih si A, karena kemarin saya dapat amplop dari TS si A". Kurang lebih seperti itulah.
- Jangan mager (malas gerak) untuk pergi ke TPS yang mungkin jaraknya tidak sampai 2 km dari tempat tidur anda. Datanglah tepat waktu.
- NO GOLPUT!!! Menurut beberapa info, jika kita golput (tidak melakukan pemilihan, padahal sudah terdata atau terdaftar) maka akan ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab bisa menyalahgunakan surat suara kita demi kepentingan pribadi yang tidak baik. Mau kayak gitu? Haknya disalahgunakan dan bisa saja berdampak negatif bagi Indonesia ke depannya. Mau??
- Memilih berdasarkan hati nurani. Khusus untuk yang buta politik seperti gue, ada baiknya sedikit usaha lah. Misalkan dengan browsing nama-nama kandidat di sekitar dapilnya, partai-partai, atau bahkan tata cara memilih. Minimal kita tahu sedikit background atau gambaran si kandidat dan partainya.
- Tidak terpengaruh bujukan atau dorongan dari pihak-pihak tertentu, contohnya orang tua. Gak jauh-jauh deh, berdasarkan diskusi gue dan beberapa temen gue lainnya, orang tua kita hampir sama, menyuruh kita untuk memilih si A dari partai B. Alasannya sih klasik tapi saran gue sih jangan terpengaruh, pilihlah sesuai dengan pilihan anda.
Anyway, talking about this democratic issues sebenernya menarik untuk dibahas. Gimana gak menarik? Secara hal ini akan berkaitan dengan pemimpin bangsa Indonesia selama 5 tahun ke depan (disamping, ini adalah pemilu ketiga gue yang mana pemilu tahun ini adalah pemilu pertama gue dalam pemilihan presiden, sementara pemilu sebelumnya adalah pemilu untuk Walikota Bekasi dan Gubernur Jawa Barat). Presiden Indonesia nih. Pemimpin nomor satu Bangsa Indonesia. Pemimpin seperti apakah yang akan memipin Indonesia selama 5 tahun ke depan ini? Apa yang akan dilakukan oleh si pemimpin tersebut selama 5 tahun ke depan? Sejauh mana si pemimpin dapat membawa Indonesia menuju kesejahteraan? Semuanya ada ditangan kita (walaupun hanya sebagian keciiiiiil yah, secara gak langsung kita juga bereperan dalam menentukannya), sejauh mana kita mau peduli dengan bangsa ini.
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu"
Yeremia 29:7
Bahkan Alkitab pun menuliskan agar kita mengusahakan kesejahteraan bangsa kita, dimana Tuhan telah menempatkan kita. Selain itu pun, kita harus mendoakannya dalam setiap doa kita.
Gue gak bisa nulis banyak, karena pengetahuan gue pun masih dangkal banget, tapi harapan gue salah satunya adalah semoga semua rakyat Indonesia bisa merasakan semangat Pesta Demokrasi bangsa Indonesia. Dukungan dan doa selalu gue panjatkan untuk kesejahteraan Indonesia tercinta.
Gue gak bisa nulis banyak, karena pengetahuan gue pun masih dangkal banget, tapi harapan gue salah satunya adalah semoga semua rakyat Indonesia bisa merasakan semangat Pesta Demokrasi bangsa Indonesia. Dukungan dan doa selalu gue panjatkan untuk kesejahteraan Indonesia tercinta.
PRO DEO ET PATRIA - Untuk Tuhan dan Bangsa
Selamat memilih,
Dewi Lestari Natalia.
Subscribe to:
Comments
(
Atom
)




