In Jawa Tengah Travel

Trip to Semarang

Finally, after almost a year I've got a 'kurang piknik'-syndrome, last holiday I spent my time with some of Metal friends (Maylani, Dwiyanti, Andro, and Yoza) went to Semarang. We went to some most-wanted-destination-places in Semarang. There are Kota Lama Semarang, Simpang Lima, Festival Durian Semarang 2016, Goa Kreo, Klenteng Sam Poo Kong, Lawang Sewu, Tugu Muda, Pecinan Semarang, Masjid Agung Jawa Tengah, Brown Canyon, Candi Gedong Songo, Umbul Sidomukti, dan Vihara Buddhagaya Watugong. Here's the story...

How to go there?
We went to Semarang by train (Kereta Api Indonesia). Because we're in high season holiday, we got high price for the tickets. The tickets from Stasiun Senen to Stasiun Semarang Tawang were Rp 90.000,- and from Stasiun Semarang Tawang to Stasiun Pasar Senen were Rp 180.000,-. In Semarang we didn't spent any money for the other public transport, because we rent a car (Toyota Avanza). For two days car rent, we must pay Rp 500.000,- exclude the driver and the fuel (Rp 200.000,- for fuel). The prize for rent a car in Semarang is around Rp 200.000,- to Rp 500.000,- a day, depends on the type of car.

How much we must pay?
Every destination has different entry ticket. Here are, I show the ticket list:
  1. Kota Lama Semarang - free
  2. Simpang Lima - free (for culinary Semarang food street, depends on food that you bought) 
  3. Festival Durian Semarang 2016 and Goa Kreo - Rp 3.500,-
  4. Klenteng Sam Poo Kong - Rp 7.500,- (Rp 2.000,- for car parking)
  5. Lawang Sewu - Rp 10.000,-
  6. Tugu Muda - free (near to Lawang Sewu)
  7. Pecinan Semarang - free (It should be a lampion festival on Lunar New Year, but it was closed when we were there)
  8. Masjid Agung Jawa Tengah - free for entrance the mosque, Rp 7.000 for entrance the mosque tower for looking the view of Semarang City from 19th floor.
  9. Brown Canyon - Rp 5.000,- (Rp 10.000 for car parking) I think this is not the official ticket (alias pungli), because there is no ticket box there, only 'warga sekitar' who asked for the ticket after we entrance the place.
  10. Candi Gedong Songo - Rp 7.000,- (Rp 5.000,- for car parking, different fee for horse riding)
  11. Umbul Sidomukti - Rp 10.000,- for swimming (Rp 5.000,- for car parking, different fee for adrenalin games)
  12. Vihara Buddhagaya Watugong - don't know, just past away without entrance the place
  13. Culinary:
    1. Angkringan Pagi Gajah Mada (Open at 11pm until morning) - Rp 2.000,- for nasi kucing, Rp 500,- for gorengan, Rp 2.000 for sweet ice tea.
    2. Depot Resto (Japanese Taste of Food) - Rp 28.000 for beef yakiniku packet.
    3. Nasi Goreng Padang - around Rp 11.000,- to Rp 25.000,- depends on the menu.
    4. Burkajo for Breakfast - depends on the menu.
    5. Oishi food street - Rp 10.000 for Ayam Penyetan
    6. Warung Sop Pak Min - Rp 8.000,- for Nasi Sop Ayam
  14. Belum termasuk hotel/penginapan, karena kami menginap di salah satu rent house punya mahasiswa undip yang lagi ditinggal mudik sama pemiliknya.
Total keseluruhan biaya yang kami habiskan adalah sekitar Rp 600.000,- sampai Rp 700.000,-. I prefer choose private tour than join the open trip yang ditawarkan oleh banyak pihak. Selain lebih puas, kita juga bisa atur sendiri jadwal perjalanan.

What we do in Semarang?
Intinya sih kita jalan-jalan ke tempat-tempat wisata di Semarang dengan tour guide mahasiswa UNDIP tingkat akhir, yaitu Ritan and Anoy. Selain jalan-jalan and take some photos, we had culinary juga. Yah walaupun makanan khas Semarang hampir-hampir sama dengan Jakarta sih ya.

Here're some tips:

  1. Buy your train ticket jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan karena jika beli mendekati hari H kemungkinan akan kehabisan tiket.
  2. Punya kenalan warga sekitar lebih asik sih, siapa tau kamu bisa dibebaskan dari pengeluaran hotel/penginapan dan juga mobil.
  3. Bring your sunglasses, hat, and umbrella! Ini sebagai persiapan kamu di Brown Canyon. Hal ini dikarenakan cuaca di sana sangat panas. Satu tips lagi, untuk menghindari panasnya, datanglah pagi hari. Selain menghindari panas, pagi hari di Brown Canyon belum terlalu banyak pengunjung dan masih sedikit aktivitas pekerja tambangnya.
  4. Festival Durian ini tentative, gak selamanya ada. Sama seperti Festival Imlek di daerah Pecinan Semarang. Sayangnya rombongan gue ketinggalan jadwal Festival Imlek, jadi gak sempat ke sana deh. Ada baiknya cari tahu juga event-event apa saja yang sedang berlangsung di tempat wisata tujuan.
  5. Masjid Agung Jawa Tengah adalah MAsjid terbesar di Jawa Tengah. Masjid ini memiliki pilar-pilar berupa payung besar yang mirip dengan Masjid di Mekah. Nah serambi besar ini dibuka setiap hari Jumat pada saat Salat Jumat. Jadi lebih keren lagi kalau ke sana pada saat pilar sedang dibuka.
  6. Overall, berkunjunglah pada saat tidak ada libur panjang. Karena dapat dipastikan saat libur panjang, semua tempat wisata akan penuh sesak dengan pengunjung. Belum lagi keadaan jalan yang macet, yang membuat mood jalan-jalan kamu berkurang hehe.
Stasiun Semarang Tawang
Goa Kreo
Festival Durian Semarang
Klenteng Sam Poo Kong Semarang
Klenteng Sam Poo Kong Semarang
Lawang Sewu
Lawang Sewu
Masjid Agung Jawa Tengah
View Masjid Agung Jawa Tengah dari Tower 19 lantai 
Brown Canyon
Brown Canyon
We are in the cloud
Kawah Pinggir Candi Gedong Songo
Candi Gedong Songo which has 9 temples
Umbul Sidomukti






Cheers,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts

Photograph

Well, do you know whose song it is? This is one of my favourite song in the middle of 2015. I love this song simply just because I think the song is easy listening enough to hear and enjoy. As usual if I love a song I will shortly find the lyric and memorize it, so I can sing the song everytime I want. What a dandy lyric behind this song! It's truly true. 

We keep this love in a photograph
We made these memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Times forever frozen still

I really love that part. Yeah in a photograph the eyes are never closing, the hearts are never broken, the times forever frozen, the smiles are never faded, and happiness are always shine there. If you miss someone who far away from you at the right time, you just can see his photo and I think it will kill your missing feeling, yah not that much but it will help, I'm sure. 

All the memories are never deleted in a photograph. It always looks as it is showed. Never change. But, this is life, real life. Not in a freeze time and life must go on.





Cheers,
Dewi Lestari Natalia. 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Di Tengah Padang Galau

Risau dan pilu mulai berlari mengitariku
Terkadang mengajak gundah untuk ikut berkubu
Namun apa daya ku punya tak sampai
Menangkap semua diganti suka semampai
Satu...
Pejalan cepat itu meninggalkanku dibelakangnya
Kilat sempurna menyambar dia seutuhnya
Penghibur duka yang akan ku dengar selamanya
Dua...
Diam seribu bahasa itu ku menyebutnya
Terkadang tawa datang melihat tingkahnya
Seribu sayang asap menutupinya
Tiga...
Kacamata itu membunuh waktuku menatapnya
Cukup tiga detik hati ini merasakannya
Ras ibu pertiwi sedikit menghalanginya
Satu, dua, tiga...
Sulitku menghitung waktu untuk bicara
Tidak tahu ada apa gerangan datang
Hanya termenung menunggu jawaban pemilik kuasa

Jakarta, 21 Januari 2016
Di tengah padang galau




...
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts

-

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Rumput Tetangga Mungkin Lebih Hijau

Someday ago, gue iseng buka facebook yang sudah seribu tahun gak dibuka. Isinya, people are changing. Yups. Banyak banget teman-teman gue di facebook yang berubah dan jadi wow, bikin gue jiper sendiri wkwk. Ada yang dulunya butiran debu sekarang udah jadi bongkahan emas, ada yang dari dulu bakat jadi artis dan sekarang jadi artis beneran. Ada juga yang dulunya bercita-cita jadi dokter eh sekarang malah jadi tukang minyak alias petroleum engineer. Luar biasa.

Gue? Gue masih gini-gini aja kayaknya haha. Masih jadi engineer yang gagal huhu. Kadang gue berangan-angan as if I were them. Apalagi kalau liat foto-foto teman-teman kuliah gue yang sekarang dengan gagahnya pakai coverall sambil senyum sumringah ditengah field atau offshore ship atau di pabrik. Atau teman gue lainnya yang lagi menuntut ilmu di negeri seberang sambil nyambi travelling dan get the new experiences to live in another country and culuture. Bukan iri, I'm not jealous with what they have got. Setiap orang punya kesempatan yang berbeda-beda, right?

Pepatah bilang, "Rumput tetangga terlihat lebih hijau". Sebagai manusia, gue paham itu karena pada dasarnya sangat manusiawi sekali perasaan seperti itu. Kalau kata eyang "Namanya juga manusia, nduk. Ya ndak pernah puas toh?". Mungkin memang dari post-an yang teman-teman gue share di facebook look so fun, cool, and adorable. But, we don't know exactly about their real life, right? Kelihatannya memang kehidupan orang lain lebih menarik dibandingkan dengan kehidupan kita sendiri. Tapi, banyak juga orang yang menilai bahwa kehidupan kita justru yang lebih menarik.

Kenapa gitu banget ya jadi manusia? Hmm, jawabannya menurut gue cuma satu. karena kita kurang bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
The key is only "BERSYUKUR". Based on my analysis, if we think about rumput tetangga yang lebih hijau, itu karena kita kurang memandang hijau rumput kita sendiri. Hal ini bisa terjadi karena kita kurang bersyukur akan rumput yang kita punya. Ya kesimpulannya, walaupun sekarang status gue adalah engineer gagal tapi gue bersyukur diberi kepercayaan sama Tuhan buat mengabdi untuk negara ini :")




Xoxo,
Dewi Lestari Natalia.

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Persahabatan Bagai Kepompong

Persahabatan bagai kepompong,
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu.
Persahabatan bagai kepompong,
Hal yang tak mudah berubah jadi indah.
-by: Sindentosca-


Di taman kanak-kanak bertemulah si anak baru dengan sekumpulan anak seusianya yang sudah saling kenal sebelumnya. Sulit mungkin menerima kehadiran satu orang asing di sekumpulan domba berkawan. Hanya ada satu orang, yang akhirnya menjadi teman kecil Delena sampai sekarang. Namanya Moviatak.
Tidak ada yang terlalu dapat diingat di bangku SD. Beberapa bahkan merasakan masa kecil yang diibaratkan bagai sayur tanpa garam, hambar. Tidak ada yang terlalu berkesan dan tidak ada yang bertahan lama. Hanya sapaan singkat yang dilontarkan ketika bertemu di tahun-tahun selanjutnya. Delena belum punya terlalu banyak teman, apalagi sahabat. Mungkin ada. tapi tidak diingat terlalu detail karena tidak mudah untuk diingat.
Kata siapa masa paling indah adalah masa-masa SMA saja? Bagi delapan orang ini, masa SMP adalah masa yang tak kalah indahnya. Bagi Ephasir, Akga, Anpusa, Frejona, Graiotha, Eripitar, Anrapa, dan Delena masa SMP adalah masa konyol dan menyenangkan. Bukan, persahabatan itu bukan erat di masa SMP, tapi terjalin dari masa SD dan bersemi di masa SMA. Ya, sekarang pun masih terlalu berkesan.

Terkisah lima orang sahabat yang bertemu sejak mereka SMA. Adalah Hanfa, Ansyifa, Marigran, Eltypha, dan Delena. Masa sekolah mereka bukanlah masa-masa yang membosankan, semuanya terjadi begitu hitz pada masanya. Entah momen apa yang mempertemukan mereka dan mengakrabkan mereka satu sama lain, tapi yang jelas mereka bisa saling melengkapi dan menemukan kenyamanan yang tidak biasa.
Masa sekolah telah berlalu, tibalah di atmosfer perkuliahan. Bertemu dengan banyak orang pintar yang diam-diam saling berlomba. Tapi tidak untuk tujuh orang plus dua mahasiswa. Semuanya pintar dan menyenangkan. Dipertemukan dari awal perkuliahan, namun tidak dapat diingat persis kapan tepatnya mereka berteman dan bersahabat. Hesni, Malamin, Quanion, Stening, Syika, Yowan, dan Delena plus Dwinis dan Drytri selalu jadi yang paling menyenangkan. Sekolah tinggi juga mempertemukan para pelayan Tuhan dalam suatu persahabatan besar. Mereka adalah ini.
Pandangan pertama tidak selalu bisa diandalkan untuk suatu persahabatan. Semua butuh suatu yang dinamakan proses pengenalan. Bertemu sejak masih sekolah minggu di gereja, namun lagi-lagi tidak tahu kapan persisnya persahabatan ini bersemi. Di awal usia remaja pun masih belum terasa. Tapi itulah yang disebut proses, setelah beberapa lama dipertemukan, benih sahabat itu muncul. Delena dan GREPE.

Semua memiliki cerita pada waktunya. Pertemuan saat ini banyak dipakai untuk mengenang semua cerita itu. Ada yang indah, sedih, kelam, suram, aneh, bodoh, cerdas, brilian, dan dapat dipastikan rasa itu pasti asik pada zamannya masing-masing. Time flies so fast. They grown up and changed. Better. Yang tadinya ulat sekarang sudah menjadi kupu-kupu yang indah. Bukan sahabat yang saling menjatuhkan. Sahabat yang bisa merubah bijih menjadi mineral berkonsentrat tinggi.




Sayang sahabat,
Dewi Lestari Natalia.




Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments