In Life Personal

2012

Hari ini adalah hari terakhir di tahun 2012. 31 Desember 2012, beberapa jam lagi menuju pergantian tahun ke 2013. Banyak hal yang telah terjadi di tahun 2012 ini. Sedih, senang, susah, mudah, suka, duka, everything happened. Begitu pun dengan kehidupan gue *tsaaah*. 

Tulisan ini terinspirasi dari salah satu file Ms. Word di laptop. Awalnya tulisan ini yang akan jadi resolusi gue di tahun 2012. Tapi hahaa resolusi itu cuman berjalan sampai tengah tahun, tepatnya sampai bulan Mei 2012. Setelah memutar ulang otak dan kembali mengingat-ingat, ternyata gue punya 5 resolusi di tahun 2012 ini. Overall sih resolusi yang bener-bener jalan cuman 2 1/2 (dua setengah). Setengah itu artinya resolusi ini cuman jalan sampe setengah tahun doang haha. Semoga resolusi tahun 2013 mendatang bisa sepenuhnya gue jalani. Amin. Oke, that's for resolution.

Sedikit share deh beberapa momen-momen yang paling bisa gue inget (berhubung gue orang yang sangat pelupa) yang gue alami di 2012 ini. Cerita di bawah ini kan gue tuliskan secara random yah seinget gue aja haha.

- Yang paling diinget adalah, tahun ini gue pulang kampung (setelah 11 tahun gak pulkam) ke Lagu Boti dan Porsea yang letaknya sekitar 7-8 jam dari Bandara Polonia Medan.
- Jadi PKK untuk 4 AKK dari 3 jurusan yang berbeda, yaitu Basauli Tobing dan Acnes Gusvianty (Metal 2012) serta Evi Elisa Ambarita dan Sherly Veronica (Kapal dan Mesin 2012).
- Pertama kalinya dapet IP cumlaude hihi
- Pertama kalinya melayani sebagai PPA dimulai di awal tahun 2012 ini.
- Jadi pengurus NHKBP Maranatha Rawa Lumbu periode 2012-2014 di bidang SDM (Sumber Daya Manusia)
- Interview pertama kalinya dengan staff HRD dari Tenaris buat test beasiswa.
- Peneguhan Sidi adik tertua, Bella Theresia Marpaung
- dll (lupaaaaaa)


Itu hanya sebagian kecil saja. Masih banyak hal besar yang Tuhan kerjakan dalam hidup gue di tahun 2012 ini. Sayangnya gue, dengan keterbatasan pengingatan yang gue miliki, gak bisa mengingat semuanya satu per satu. Kalau bisa diambil garis besarnya, tahun ini gue masih harus lebih bersyukur lagi sama Tuhan. Tahun ini masih sering ngeluh dan berontak sama Tuhan, kesannya kayak kurang bersyukur dan sometimes suka menyalahkan Tuhan. HPDT (hubungan pribadi dengan Tuhan) gue juga bagaikan judul lagu dangdut di era 90-an, Jatuh Bangun. Padahal Tuhan gak pernah jatuh bangun dalam membentuk hidup gue. That's it sih gue rasa. Kurang bersyukur.

I wish tahun depan bisa lebih baik lagi. Dan semoga tahun depan udah bisa nyentuh skripsi hehe amin amin.



“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” 
Kolose 3:17

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Welcome to the TWO World

17 Desember 2012

Adalah moment pertama kali merayakan hari ulang tahun sendirian di kamar kost dan penuh dengan perenungan, doa, refleksi, resolusi, dan air mata. Yaps, ini adalah pertama kalinya air mata yang jatuh merupakan air mata perenungan yang penuh dengan rasa syukur kepada Tuhan. Entah kenapa tahun ini rasanya sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan tahun ini terkesan sedikit lebih dewasa (eeaaaa) dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Banyak hal terlintas, dari mulai masa lalu dan masa yang akan datang. Satu lagi, moment birthday tahun ini juga sedikit membuat takut dan khawatir, di tengah penambahan usia ini apakah nantinya gue dapat menjalankan tanggung jawab gue (yang pastinya semakin besar) dengan baik? Pertanyaan tersebut terlintas berkali-kali saat gue mulai menyadari bahwa sekarang umur gue sudah memasuki kepala dua. 

Kata orang kepala dua itu menyeramkan. Sebelumnya, gue malah merasa bahwa kepala dua itu asik, tapi setelah kemaren gue merasakannya wow sekejap aja gue bisa ngerasa keseramannya berkepala dua hahaaa. Banyak hal yang harus dipertanggungjawabkan di usia ini, kuliah, pekerjaan, keluarga, bahkan sampai ke pasangan hidup hahahhaa. Tapi ini serius, setelah merenung di tepat jam 00.00 tanggal 17 Desember 2012 kemarin, gue mulai paham kenapa banyak orang bilang kepala dua itu menyeramkan. Ternyata hal tersebut berhubungan dengan tanggung jawab kita yang semakin besar dan membesar lagi. Agak lebay juga sih kalau pakai istilah 'menyeramkan', oke fine ganti istilahnya dengan hmm 'dewasa', that's the point. Menurut gue sendiri, dewasa adalah sejauh mana kita bisa menjaga tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada kita. Itulah titik keseramannya.

Tapi bukan itu titik utama perenungan gue di umur berkepala dua ini. Tahun ini Tuhan mengajarkan gue untuk lebih bersyukur dengan hidup gue selama 19 tahun ini. Semuanya Tuhan berikan tanpa kekurangan. Luar biasa anugerah Tuhan dalam hidup gue, tapi sometimes (atau mungkin always) gue malah lupa untuk mensyukuri semua itu, terlena dengan hal-hal lain yang sekilas terlihat lebih mempesona. Bahkan gue lebih sering mengeluh "aduh kok gini..." atau "aaah kok gitu sih???" hampir semua hal gue sikapi dengan keluhan. Secara tidak sadar mungkin hal tersebut tidak terlihat seperti keluhan, tapi sesungguhnya gue yang mengucapkannya pun sadar kalo saat itu gue sedang mengeluh. Dan mulai sekarang, let me try to stop complaining and start praising. 

Anyway, terima kasih buat semua ucapan dan doa teman-teman semua dari mulai sms, facebook, twitter, bbm, group, telepon, dan tulisan. I wish the same for you, too guys. Terima kasih juga special untuk mami dan papa yang masih mengingat ulang tahun anaknya ini. Terima kasih juga untuk surprise (baik yang berhasil, gagal atau pun yang belum sempat terealisasikan), kue, dan kadonya. Semuanya itu berarti banget buat gue hehe. Tapi lebih dari semua itu, yang paling berarti adalah setiap harapan dan doa kalian semua untuk gue. 



Tapi ngomong-ngomong masalah kado, gue hanya mendapatkan satu buah kado terindah di umur dua puluh ini. Kado terindah dari Tuhan yang terindah. Jawaban yang terindah dari proses pergumulan yang lumayan cukup lama, di tengah kekhawatiran, ketakutan, dan rasa kurang percaya diri akhirnya Tuhan menjawabnya dengan jawaban yang terindah tepat sehari setelah ulang tahun gue. Thank God, thank God, thank God. 

And the last, WELCOME TO THE TWO WORLD, DEE!! Semoga bisa menjadi wanita yang lebih dewasa dan tangguh lagi serta tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap nafas hidup. Terima kasih sebesar-besarnya buat Tuhan, mami papa, bella, dody, keluarga dan semua orang-orang yang pernah melintas di kehidupan gue. God bless us more than we know :)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Personal

Semester 5 dan Segala Sesuatu di Dalamnya

Akhirnya semester 5 berakhir juga. Semester terberat selama masa perkuliahan gue (menurut gue pribadi sih). Kenapa berat? Karena disinilah gue banyak belajar, jatuh, bangun, dan merasakan segala macam yang belum pernah gue rasakan di semester sebelumnya. 3 praktikum yang datang bertubi-tubi, mata kuliah yang semakin sulit dengan dosen yang semakin sulit dimengerti juga, pelayanan pun sangat butuh perjuangan di semester lima ini. Biar tersusun rapi, gue akan membagi cerita ini ke dalam tiga part besar: kuliah, pelayanan, dan lain-lain.

1. Kuliah
So far, gue bukanlah mahasiswi yang sangat pintar dan super rajin seperti teman-teman gue kebanyakan. Gue hanya mahasiswi yang mencoba pintar dan mencoba rajin (tapi tetap masih kalah pintar dan rajin dengan teman-teman gue lainnya). Gue sangat pelupa namun sangat cepat untuk mengerti. Mempunyai daya ingat yang singkat adalah hal yang sering kali menghambat perkuliahan gue. Bahkan untuk mengingat apa yang tadi dibicarakan di kelas aja gue harus membuka catetan gue dan membacanya kembali. Semester lima ini benar-benar merupakan puzzle yang tertinggal dari semester-semester sebelumnya. Kata salah satu dosen gue "kuliah ini bagaikan puzzle, part satu dengan part lainnya saling berhubungan seperti halnya semester satu dengan semester lainnya yang juga saling berhubungan, sehingga pada akhirnya puzzle itu lengkap maka akan menghasilkan sesuatu hal yang jelas dan utuh". Inilah yang membuat gue agak susah untuk mengikuti setiap mata kuliah di semester lima.
Gue LUPA dengan part lain pada semester sebelumnya, sehingga gue merasa banyak ketinggalan dibandingkan dengan teman-teman gue lainnya. Tapi, puji Tuhan gue punya motivasi yang kuat untuk tidak jadi yang tertinggal terus menerus, dan motivasi itu berasal dari orang tua gue sendiri. Kebayang dong udah berapa banyak uang orang tua gue yang habis untuk membayar semua uang kuliah gue, gue adalah penerus cita-cita mereka yang tertunda, jadi gue sangat tidak mau mengecewakan mereka. Itulah yang memotivasi gue untuk terus berjuang dalam kuliah ini. Dan puji Tuhan perlahan-lahan gue bisa mengikuti kuliah dengan baik. Ini juga bukan hasil gue sendiri, ada teman-teman gue yang sangat pintar dan baik hati yang mau ngajarin gue di semester lima ini, ada Maylani, Yoza, Ain, Hestia, Ikah, Ningrum dan teman-teman lainnya yang dengan sabar mau ngajarin gue hehehe makasih semuanya :)
Tapi siapa bilang kuliah gue yang (agak) baik itu berjalan mulus? Engga, beberapa kali nilai kuis gue sempet jelek, nilai tugas gue yang gue rasa udah maksimal ngerjainnya malah jelek juga, terus nilai ujian awal 2 praktikum yang gue kira gue bisa mengerjakannya dengan baik eh malah dapetnya pas-pasan dan sangat kurang memuaskan. Sedihnya adalah nilai gue jelek di tengah-tengah temen-temen yang nilainya bagus semua huuuaaaa. Namun untungnya gue ngerti apa itu arti dari bersyukur, jadi gue pun tetap bersyukur buat semua itu dan gue menjadikan itu sebagai batu loncatan untuk bisa mendapatkan nilai yang lebih baik lagi.
Sampai akhirnya dua hari yang lalu gue berhasil menyelesaikan UAS gue (Puji Tuhan). Sejauh ini sih gue merasa bisa ngerjainnya, semoga aja hasilnya memuaskan dan sesuai dengan target gue. Amin ya Tuhan. Dua nilai udah keluar di SIAK gue, dan Puji Tuhan lumayanlah hehee. 
Itulah kuliah semester lima gue yang banyak terganggu oleh faktor lupa, malas dan beberapa faktor (sok) kesibukan lainnya seperti Humas IMMt 2012, PSPO, PKK, dan pelayanan gereja. Sebenernya bukan terganggu karena ke(sok)sibukan itu semua, tapi terganggu oleh kemalasan gue dan ketidakbisaan gue membagi waktu dan prioritas. Belom lagi masalah KP yang super galau dan tertinggal (tapi Puji Tuhan tadi sore tanggal 19 Desember 2012 jam 5 (sore) kurang, Tuhan menjawab pergumulan gue tentang KP).

2. Pelayanan
Semester lima ini juga merupakan semester pertama gue menjadi Pemimpin Kelompok Kecil (PKK). Pelayanan yang pada awalnya gue duga akan berjalan lancar ternyata malah banyak banget hambatannya. Jauh dari target kurikulum KK yang dulu pernah gue buat. Sampai saat ini pun gue belum masuk bahan KK, padahal KK gue sudah terbentuk sejak awal November 2012. Sedih banget rasanya menghadapi sebulan berlalu sia-sia. Banyak pergumulan dan tantangan yang gue hadapai selama menjadi PKK di semester ini. Secara garis besar, setelah gue instropeksi diri, kesalahan itu memang terletak pada diri gue sendiri. Gue mungkin belum menjadi teladan dalam KK gue yang baru ini atau gue yang kembali gak bisa membagi waktu dan prioritas sehingga aktivitas penting ini malah tertinggal jauh dibelakang. Gue menjadikan kuliah sebagai alasannya tapi kuliah gue pun gak beres. Dan gue baru menyadarinya dan menyesalinya sekarang. Ya benar sekali pepatah yang mengatakan "Penyesalan selalu datan terlambat".
Selain menjadi PKK, gue juga menerima anugerah pelayanan dalam PSPO. Honestly, bukan hal mudah mengerjakan bagian gue dalam pelayanan ini. Waktu latihan yang kurang match dengan jadwal gue sometimes sering membuat gue kembali menjadikan kuliah sebagai alasan padahal itu lagi, kuliah gue pun gak beres. Mencoba mengikuti tapi rasanya kayak ada yang beda dengan pelayanan gue sebelumnya. 
Pelayanan sebagai PPA di POFT pun kurang gue nikmati di semester lima ini. Entah apa alasan tepatnya, tapi yang pasti gue selalu menjadikan praktikum sebagai alasannya. Bukan, bukan salah praktikum atau asdosnya, tapi ini salah gue, yang lagi-lagi kurang berhikmat untuk mengatur hidup gue sendiri.
Hal yang sama juga terjadi di pelayanan gereja gue. Kuliah yang selalu menjadi alasan utamanya. Bahkan di semester lima ini gue merasa menjadi manusia terhilang di gereja. Sekalinya gue dateng, gue merasa asing banget dengan komunitas gue di gereja itu. 
Kuliah semester lima ini sering gue jadikan alasan untuk tidak taat dan tidak menikmati pelayanan gue. Sedih banget emang rasanya. Krisis komitmen pelayanan perlahan-lahan mulai terjadi di semester lima ini. Benar-benar semester lima ini adalah semester yang penuh warna dan rasa baru yang sulit untuk dilalui.

3. Lain-Lain
Sebenarnya gue bukan orang yang bisa duduk manis diam atau menikmati tidur siang sepulang kuliah. Gue harus aktif berkegiatan, karena menurut gue duduk manis dan tidur siang hanya akan menghabiskan waktu gue dengan sia-sia saja. Sebab itu gue mencari 'pelarian' untuk itu semua (di luar pelayanan tentunya), yaitu dengan ikut organisasi atau kepanitiaan. Semester lima ini gue ikut ke dalam satu organisasi dan 5 kepanitiaan (3 diantaranya masih berlangsung sampai tahun depan). Gileeee sok sibuk banget gak tuh? Tapi bersyukur Tuhan masih memberi gue kemampuan dan kesehatan untuk mejalani kesoksibukan gue tersebut. Lain-lain ini juga sering gue jadikan alasan dalam perkuliahan atau pun pelayanan gue di semester lima ini. 


Semester lima adalah warna baru dalam hidup gue. Banyak hal baru yang gue terima di semester ini. Tuhan membukakan banyak hal ke gue bahkan sampai hal terkecil yang gue gak menyangka bakalan gue terima di semester ini. 
Satu lagi, kalau di semester sebelumnya gue mengakhiri perkuliahan dengan umur masih berkepala satu, semester lima ini tepat banget berakhir di tanggal 17 Desember 2012 saat gue berkepala dua. Istimewa sekali, dan kembali merasa ditegur bahwa proses menuju kepala dua itu tidaklah mudah, apalagi nanti saat menjalani hari-hari dengan umur berkepala dua ke depannya. Gak kebayang sebesar apa tanggung jawab yang harus gue pikul ke depannya hehee.

Akhir kata, tetap semangat buat semuanya!!! Tetap andalkan Tuhan dalam setiap hal yang kita alami :)

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments


In Life Thoughts

All I Want for Christmas is YOU

“... Today a child is born on earth. Today the glory of God shines everywhere for all the world. Oh Jesus, born on this day, He is our light and salvation...”
(Mariah Carey – Jesus Born On This Day)

Tidak terasa hampir 12 bulan kita lewati di tahun 2012 ini. Bulan penghujung tahun ini biasanya menjadi bulan penantian bagi umat Kristen. Lantunan musik-musik bernuasa natal, dekorasi, serta aroma-aroma sedap natal sudah mulai tercium di benak kita. Yaps, beberapa hari lagi menjelang hari penantian, HARI NATAL.
Bagi saya pribadi, bulan ini adalah bulan yang paling saya nantikan, banyak alasannya tapi sebagai alasan utama dan yang terpenting adalah di bulan ini saya bisa merasakan sukacita yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya, sukacita natal. Memang apanya yang istimewa dari sukacita natal itu sendiri? Perayaannya? Penyalaan lilin? Baju baru? Pohon natal? Kue-kue natal? Lebih dari itu semua, sukacita natal yang sebenarnya adalah penantian sejati akan lahirnya Juruselamat di hati kita. Sebelum mengetahui hal ini, saya menikmati sukacita natal sebagai moment berharga untuk berkumpul bersama dengan keluarga saya, berbagi pengharapan, cerita, kisah, dan  kasih (bahkan sometimes berbagi uang natal :p). Bahkan jauh sebelum itu, saat saya masih mengenakan seragam putih-merah dengan sebelenggu pikiran polos saya, saya menikmati sukacita natal saat mendapat uang natal hasil bernyanyi dan menari di setiap acara perayaan natal atau disaat orang tua saya mengabulkan tangisan saya untuk membeli baju baru dan mainan baru. Sekali lagi, sukacita natal yang sebenarnya adalah lebih dari itu semua. Sekarang saya mengerti apa itu penantian akan kelahiran seorang Juruselamat.
Anyway, coba renungkan hal ini, kelahiran seorang bayi dari dara Maria mampu mendatangkan orang majus dengan segenap persembahan berharganya dan para gembala untuk datang melihatnya, malaikatpun ada di tengah-tengah mereka. Betapa semua orang menantikan kelahiran Sang Juruselamat bukan? Hal itulah yang saya nikmati sebagai sukacita natal yang sebenarnya, “For unto us a child is born, unto us a son is given: and the government shall be upon his shoulder: and his name shall be called Wonderful, Counsellor, The mighty God, The everlasting Father, The Prince of Peace.” Isaiah 9:6 (KJV).
Kelahiran itulah yang memberi pengharapan dan kekuatan sejati buat saya. Tidak setiap natal saya lewati dengan tawa dan canda serta kebahagian, satu moment natal pernah saya lewati dengan air mata dan kekecewaan. Seolah-olah Tuhan meninggalkan saya dan saya terjebak dengan tekanan yang begitu berat untuk dilalui. Di saat orang lain tertawa dan berbagi sukacita, saya malah berduka dan kecewa. Yesaya 9:5 (versi KJV ayat 6) adalah kotbah natal yang saya dengar saat itu dan masih terekam lekat di benak saya. Juruselamat telah lahir ke dunia ini tentulah dengan tujuan yang mulia dan membawa damai sejahtera. Kalau kita mengalami tekanan, itu adalah sebuah proses yang Dia berikan untuk kelak nanti kita akan merasakan damai sejahtera yang dari padaNya. Ya, saya mengimani tekanan dan kesedihan saya saat itu sebagai proses menuju sukacita yang sesungguhnya, sukacita yang telah datang bersama dengan lahirnya Sang Juruselamat. Selain itu, Yeremia 29:11 juga kembali menegur dan menguatkan saya saat itu (dan sampai sekarang juga) “... dan memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”. Dalam setiap tekanan hidup, saya mengajak teman-teman semua untuk tidak khawatir, sebab Juruselamat kita telah datang bersama dengan segudang rencana dan masa depan yang penuh pengharapan.
So, sukacita natal yang sesungguhnya adalah penantian akan kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat yang membawa damai sejahtera untuk kita masing-masing anakNya. Damai sejahtera yang lahir itulah yang akan menguatkan kita dalam setiap tekanan dan belenggu kekecewaan yang pernah kita rasakan. Don’t worry, sebab damai sejahtera itu telah lahir dan datang ke dunia serta masuk ke dalam hati kita masing-masing. Pengharapan baru telah terbit dan menghapus segala tekanan hidup kita dan menggantikannya dengan damai sejahtera dan sukacita yang sejati.  Hari Natal adalah hari penantian kita akan semua hal tersebut. Jadi, pada hari Natal nanti, yang kita inginkan dan nantikan bukan lagi kekhawatiran, ketakukan, atau terbatas pada pernak-pernik aroma Natal namun lebih dari semua itu, penantian di hari Natal itu merupakan makna kelahiran Yesus Kristus Sang Juruselamat itu sendiri. All I want for christmas is YOU, Jesus :) 

Read More

Share Tweet Pin It +1

0 Comments