In Australia Travel

Mount Buller Trip in Melbourne

Banyak destinasi yang dapat dijadikan pilihan untuk menikmati salju di Melbourne pada musim dingin. Musim dingin di Melbourne berlangsung dari bulan Juni sampai dengan September, dimana puncaknya jatuh pada bulan Agustus. Tidak sah rasanya jika tidak merasakan sensasi gunung salju di negara kanguru tersebut. Setidaknya ada tiga destinasi gunung salju yang terletak di sekitar Melbourne, yaitu Mount Buller, Mount Lake dan Mount Baw-Baw. Pilihanku jatuh kepada Mount Buller (Mt. Buller) yang dapat ditempuh selama 3-4 jam dari pusat kota.
Mt. Buller dapat ditempuh dengan mobil pribadi, namun pilihan terbaik menurutku adalah mengikuti one day trip yang disediakan oleh jasa travel. Saat itu aku memilih untuk ikut one day trip yang diadakan oleh Extragreen Holiday (bisa lihat di sini) dengan pertimbangan: gak mau ribet haha. Paket yang ditawarkan cukup variatif, mulai dari Mt. Buller Sightseeing Day Trip, Ski/Snowboard Program, Overnight Program dan lain-lain. Aku mengambil paket Sightseeing Day Trip dengan biaya AUD 68, belum termasuk pajak dan diluar dari harga penyewaan alat ski, jaket, celana, sepatu, makan, dan cable car. Total biaya kurang lebih sekitar Rp 800.000,- untuk Sightseeing Day Trip tanpa penyewaan atribut dan perlengkapan ski.

Peserta trip harus berkumpul pukul 05.45 pagi di kantor Evergreen Holiday, Swanston Street yang kebetulan terletak tidak jauh dari tempatku menginap. Lokasinya terletak persis di sebelah Restoran Indonesia Nelayan, Swanston Street. Untuk menuju ke titik kumpul, bisa juga menggunakan tram gratis (free tram zone) sebagai transportasi umum yang melintas di kawasan Melbourne CBD. Jangan sampai telat, karena trip akan dimulai tepat pukul 06.00 pagi setelah pemandu selesai mendata semua peserta trip. Pemandu akan membagikan tiket bis pulang pergi, peta Mt. Buller village, dan juga tiket masuk kawasan Mt. Buller (kartu B Tag) yang harus dikembalikan saat trip selesai. Perjalanan menggunakan bis AC selama kurang lebih 4 jam, dengan 2 pemberhentian untuk penjemputan dan 1 pemberhentian untuk penyewaan alat ski, jaket, celana, dan lainnya. Sepanjang perjalanan mataku dihibur dengan sunrise yang muncul dibalik pemandangan hamparan padang rumput yang luas dan tersusun rapi serta dihuni oleh kawanan hewan ternak seperti biri-biri, domba, dan sapi. Jangan sampai melewatkan pemandangan indah nan memikat ini yah.
Pemandangan sepanjang perjalanan
B Tag - Kartu tanda masuk Mt. Buller
Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, bis berhenti untuk istirahat sejenak dan pemandu akan menawarkan penyewaan atribut untuk wisata seperti jaket, sarung tangan, celana, sepatu, penutup telinga dan lainnya. Jika kamu berminat untuk menyewa, silahkan sewa di tempat ini untuk menghindari antrian sewa di Mt. Buller nanti. Sempatkan berfoto sejenak disela-sela waktu istirahat, karena pemandangan di sana juga tidak kalah bagusnya. Namun, tidak diperkenankan untuk pergi terlalu jauh, untuk mempercepat mobilisasi perjalanan selanjutnya.
Pemandangan saat istirahat
Memasuki kawasan pegunungan, perjalanan mulai terasa menanjak dan berkelok-kelok. Mulai terlihat tumpukan salju di sebelah kanan dan kiri jalan, serta diantara pepohonan dan dedaunan. Jalanan agak licin dan butuh kehati-hatian yang ekstra dari supir bis, lumayan bikin mual namun terkalahkan dengan pemandangan butiran salju yang semakin menebal, so excited. Sesampainya di kawasan wisata Mt. Buller, pemandu akan memberikan waktu bebas selama kurang lebih 5 jam dan pada pukul 15.00 seluruh peserta trip diharuskan untuk berkumpul kembali di meeting point yang berlokasi dekat dengan clock tower di kawasan utama, yaitu Mt. Buller village square.
Village Square Plaza
Clock Tower
Jiwa norak warga tropis mulai bergejolak melihat tumpukan salju yang tersebar dimana-mana. Walaupun saat itu adalah bulan September 2018 yang merupakan akhir musim dingin, namun tumpukan salju yang tersebar masih cukup tebal. Beruntungnya, trip ini merupakan trip diminggu terakhir pembukaan wisata Mt. Buller, setelah itu wisata salju mulai ditutup karena sudah memasuki akhir musim dingin dimana salju mulai mencair. Saat itu cuaca bisa dibilang cukup cerah, sekitar 3 derajat celcius, angin sudah mulai bersahabat dan tidak terjadi badai salju dalam sepekan terakhir.
Pemandangan dari atas bukit salju
Aktivitas yang dapat dilakukan di Mt. Buller antara lain, bermain salju di semua area secara bebas, bermain ski dan snowboard, bermain tobbogan (papan seluncur sederhana), mengelilingi area wisata, menaiki cable car, mengunjungi National Alphine Museum di Alphine Central, bersantai di Village Square Plaza bahkan terdapat hotel untuk menginap.
Bermain ski dan skateboard
Bermain salju
Alphine Central
Sebagai informasi, untuk paket Sightseeing Day Trip hanya dapat menaiki cable car di kawasan Nothside Express. Untuk menjangkaunya dapat menggunakan free suttle bus menuju Northside Express dan meperlihatkan kartu B Tag kepada petugas di sana. Selain wahana cable car, di kawasan Northside Express juga dapat bermain ski dan snowboard atau bermain toboggan. Jika ingin bereksperimen membuat boneka salju, pastikan memakai sarung tangan yang hangat dan anti air ya kalau tidak, tangan bisa membeku dan kaku. Jangan lupa juga mencoba bermain perang bola salju atau tiduran di atas hamparan salju sambil bergaya menyerupai kupu-kupu (kebayang ga? haha).
Cable car dapat dinaiki tiga orang
Northside Express cable car station
Pemandangan dari cable car
Setelah puas explore kawasan Nothside Express, saatnya kembali ke village square untuk makan siang. Aku sarankan untuk membawa bekal karena tidak banyak pilihan makanan, selain itu harga makanan yang ditawarkan pun terbilang sangat mahal. Seingatku, hanya ada restoran Italy dan restoran fish and chips di kawasan village square. Aku makan siang di restoran Italy dan memesan dua pan pizza, veggie soup, serta roti. Porsinya cukup besar dan dapat dinikmati bersama (sharing food), disediakan juga free fresh water untuk minumnya.

Tidak jauh dari village square, terdapat area bermain ski dan snowboard yang sangat luas dengan hamparan salju yang sangat tebal yang terletaknya dekat dengan Ski & Snowboard School. Jika membeli paket tour Ski/Snowboard Program, kamu bisa belajar ski dan snowboard juga berkeliling dengan cable car di Blue Bullet. Banyak sekali tempat-tempat yang harus dicoba di kawasan wisata Mt. Buller. Gunakan maps untuk membantumu berkeliling dan menghemat waktu mobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Mt. Buller Village map
Ski & snowboard school
Blue Bullet cable car
Penginapan di Mt. Buller Village
Ekspresi penuh kebahagiaan saat bermain salju :)
Selesai sudah one day trip mengelilingi Mt. Buller yang penuh dengan salju dan kebahagiaan. Sayangnya belum sempat mencoba bermain ski dan snowboard di sana, next time sepertinya harus mencoba karena kelihatannya asik sekali. Mt. Buller sangat mungkin untuk dijadikan destinasi jika kamu berkunjung ke Melbourne.
TIPS & TRICK
Untuk memaksimalkan liburanmu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan sebelum memulai day trip ke Mt. Buller:
  1. Pastikan waktu kunjungan ke Mt. Buller, mengingat wisata ini hanya dibuka pada waktu tertentu dan umumnya pada saat musim dingin. Jangan sampai terlewat ya waktunya.
  2. Perhatikan cuaca pada saat kunjungan, cek suhu dan kemungkinan terjadinya badai salju. Saat terjadi badai salju, dapat dipastikan rencana tidak akan maksimal karena cuaca sangat tidak mendukung.
  3. Siapkan gear musim dingin, mulai dari perlengkapan pribadi seperti coat tebal, penutup kepala, penutup kuping, celana hangat, sepatu salju, sampai ke perlengkapan untuk bermain ski. Perlengkapan bermain ski dapat juga disewa di travel agent atau langsung di village plaza.
  4. Bawa bekal makanan dan minuman karena perjalanan yang ditempuh memakan waktu yang cukup panjang. Selain itu, harga makanan di sana sangat mahal, sehingga kalau mau berhemat disarankan untuk membawa bekal makanan pribadi.
  5. Beli paket tour jauh-jauh hari sebelum waktu kunjungan. Perhatikan juga fasilitas yang didapat dalam paket tour tersebut. Banyak travel agent yang menawarkan paket berlibur ke Mt. Buller, silahkan sesuaikan dengan kebutuhanmu. Oh ya, perhatikan juga review dan penilaian travel agent, jangan sampai failed karena tertipu yah.
  6. Sesuaikan paket tour dengan tujuan wisata, jika ingin belajar ski atau mencoba snowboard pilihlah paket tour yang menawarkan program tersebut. Namun, jika hanya ingin berkeliling, pilihlah paket sightseeing day trip.
  7. Trip berangkat sangat pagi, jadi jangan sampai telat saat berkumpul persiapan berangkat dari meeting point yah.
  8. Maksimalkan peta dan jelajahi semua tempat di Mt. Buller Village sampai puas, namun jangan sampai lupa waktu.
  9. Enjoy the snow!!! The snow must go on! Haha :)




Read More

Share Tweet Pin It +1

9 Comments


In Jawa Timur Travel

Banyuwangi Trip: Itinerary dan Budget

Banyuwangi bisa dibilang sebagai kabupaten yang terletak di paling timur Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan Selat Bali. Saat ini pariwisata Banyuwangi telah menjadi destinasi favorit dikalangan para traveler, bukan hanya traveler lokal saja yang datang mengunjungi Banyuwangi tetapi para turis mancanegara pun ramai-ramai mampir ke Banyuwangi. Hal unik yang dapat kita temui di Banyuwangi yaitu paket wisata yang lengkap, selain wisata alam, Banyuwangi juga menawarkan wisata budaya khas daerahnya.

TRIP PLANNING

Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan untuk trip ke Banyuwangi. Hanya persiapan fisik saja, karena wajib hukumnya naik ke kawah Gunung Ijen buat liat blue fire. Pendakian inilah yang butuh energi ekstra dan latihan fisik yang cukup. Selain itu, seperti biasa jangan lupa research dulu yah biar gak failed liburannya.

Tiket Pesawat

Ada sedikit drama saat trip ke Banyuwangi haha. Niatnya mau hemat, jadi aku memesan tiket pesawat Jakarta ke Surabaya, lalu naik travel dari Surabaya menuju Banyuwangi, yang kalau dilihat dari maps hanya 5-6 jam saja. Ternyataaaaaaaa... lebih lama dari perkiraan wkwk semaleman ternyata huhu. Jadi sangat tidak disarankan yaaa. Tiket Jakarta ke Surabaya sekitar Rp 500.000,- kemudian pulangnya Banyuwangi ke Jakarta sekitar Rp 500.000,- tentu saja karena lagi ada diskon di Traveloka saat itu.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata Wajib Saat ke Kyoto, Jepang

Penginapan

Harga penginapan di Banyuwangi relatif murah dan banyak rumah warga yang disulap menjadi guest house. Tapi jangan khawatir karena kualitas dan pelayanannya bagus banget. Pilihanku jatuh kepada Banana Homestay yang sangat aku rekomendasikan, free breakfast dan enak banget rasanya, review-nya pun luar biasa 4,9 dari 5. Walaupun lokasinya agak di tengah pemukiman warga, tapi pelayanannya oke banget, murah juga hanya Rp 90.000 per orang untuk semalam.
Welcome board
Ruang tunggu Banana Homestay
Chill corner

Perlengkapan Pribadi

Berhubung akan mendaki Gunung Ijen tengah malam, jadi udaranya sangat dingin sekali. Pastikan membawa gear pendakianmu yah. Lengkapi badan dengan baju hangat, kupluk, sarung tangan, masker respirasi, sepatu gunung, dan backpack yang nyaman. Jangan lupa membawa senter, makanan, dan air minum. Kalau perlu silahkan membawa kacamata untuk melindungi matamu dari asap belerang, dan juga tongkat untuk mendaki. Siapkan juga obat-obatan pribadimu.

Sewa Mobil & Guide

Berhubung transportasi umum untuk menjangkau tempat-tempat wisata di Banyuwangi belum memadai, maka disarankan untuk sewa mobil atau motor saja. Saat itu aku pergi dengan 3 orang teman, jadi kami memutuskan untuk menyewa mobil sekaligus guide. Boleh dicek di Fauzi Travel, paket sewanya ramah di kantong, guide nya informatif, bisa request destinasi dan bonus fotografer hehe. Aku tidak merekomendasikan sewa motor karena jarak antar tempat wisata di Banyuwangi cukup jauh.

ITINERARY & BUDGET 

Sebagai traveler anti cuti-cuti club, trip ke Banyuwangi kali ini hanya memakan waktu 3 hari 2 malam (Jumat malam sampai Minggu malam, gak perlu cuti hihi) tetapi karena drama diperjalanan hari pertama jadi hitungannya hanya 2 hari full trip keliling Banyuwangi.

Day 1: Drama Jakarta - Surabaya

Seperti yang aku sudah ceritakan tadi, ada sedikit drama yang terjadi dalam penerbangan pergi kami haha. Sampai di Surabaya pukul 19.00 WIB dan langsung bergegas menuju titik temu dengan travel ke Banyuwangi. Ternyata perjalanan Surabaya menuju Banyuwangi dengan menggunakan mobil travel memakan waktu semalaman huhuhu, karena tujuan tidak langsung ke Banyuwangi (kalau langsung Banyuwangi hanya 5-6 jam), tapi mampir juga ke beberapa kota lainnya. Akhirnya barulah kami tiba di Banana Homestay pukul 07.00 WIB keesokan harinya :")

Day 2: Pulau Menjangan, Pulau Tabuhan, dan Taman Nasional Baluran

Tiba di Banana Homestay langsung bergegas dan bersiap main air di Pulau Menjangan. Oh iya sebagai informasi, Pulau Menjangan merupakan pulau kecil tidak berpenghuni yang terletak di Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Jembrana, Bali. Pemerintah menjadikan Pulau Menjangan sebagai taman nasional untuk konservasi bagi rusa-rusa liar yang saat ini jumlahnya semakin berkurang, tujuannya untuk melindungi habitat Pulau Menjangan dari kepunahan.
Kami menyebrang ke Pulau Menjangan melalui Pantai Grand Watu Dodol dengan menyewa kapal seharga Rp 1.500.000 (full day) sudah termasuk perlengkapan snorkeling, makan, air, life jacket, asuransi, dan tiket masuk. Pasirnya putih dan halus, ombaknya tenang, jadi cocok sekali untuk berenang manja haha.
Hampir sampai ke Pulau Menjangan
Welcome to Menjangan Island
Setelah itu kami beranjak ke Pulau Tabuhan untuk snorkeling. Pemandangan bawah airnya bisa dibilang bagus, banyak ikan dan karang warna-warni. Namun, saat itu kami hanya snorkeling di Pulau Tabuhan dan tidak sempat bersandar untuk keliling-keliling pulau.
Bawah air Pulau Menjangan
Sekitar pukul 16.00 WIB kami kembali ke Pantai Grand Watu Dodol untuk melanjutkan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran yang memakan waktu sekitar 45 menit. Taman Nasional Baluran sebenarnya terletak di Kabupaten Situbondo, namun aksesnya lebih dekat dengan Banyuwangi. Taman Nasional Baluran yang disebut juga sebagai "Afica van Java" memiliki luas hampir 25 hektar. Harga tiket masuknya hanya Rp 5.000,- per orang (wisatawan lokal) dan Rp 15.000,- untuk mobil.
Dari pintu masuk Taman Nasional Baluran, kita masih harus menempuh jarak 12 km atau sekitar 20 menit untuk mencapai Savana Bekol. Sepanjang perjalanan itu, kita akan disambut dengan pemandangan hutan musim dan pohon-pohon yang tinggi. Hutan ini akan berwarna coklat dan kering saat musim kemarau, namun pada saat musim hujan akan berubah menjadi hutan hijau yang rimbun. Setelah itu kita akan memasuki kawasan Evergreen, yaitu kawasan hutan yang sepanjang tahun selalu hijau dan rimbun dengan pepohonan tidak seperti pada kawasan hutan musim yang dapat berubah saat musim berganti.
View jalan menuju Savana Bekol
Selanjutnya, tibalah di Savana Bekol, spot paling iconic di Taman Nasional Baluran. Dari kejauhan aku dapat melihat beberapa kumpulan rusa yang bebas berjalan, kemudian aku juga melihat sapi dan banteng, ada kerbau dan burung merak juga, paling banyak sih ada monyet hehe. Jadi, sebaiknya berhati-hati dengan barang bawaanmu, kalau tidak maka monyet-monyet itu akan berusaha merebutnya. Selain pemandangan yang unik, ada banyak spot foto menarik juga di Savana Bekol ini, jangan lupa untuk berfoto yah.
Savana Bekol
Rusa-rusa di Taman Nasional Baluran
Senja di Baluran
Tidak hanya savana saja, di ujung Taman Nasional Baluran terdapat Pantai Bama yang berjarak hanya 3 km dari Savana Bekol. Banyak sekali monyet-monyet berkeliaran di pantai ini. Selain monyet, katanya jika kamu beruntung bisa bertemu dengan biawak juga loh. Pantai Bama tidak ramai, namun disediakan penginapan untuk pengunjung yang ingin bermalam. Tidak jauh dari pantai terdapat hutan mangrove yang dapat dijelajahi.
Pantai Bama
Hutan mangrove dekat Pantai Bama
Selesai sudah perjalanan hari kedua, kami segera mencari makan malam dan kembali ke Banana Homestay untuk beristirahat karena pukul 00.00 WIB kami akan melanjutkan perjalanan mendaki Gunung Ijen.

Day 3: Gunung Ijen, Dialoog Hotel, dan Djawatan

Sebelum memulai perjalanan menuju Gunung Ijen, pastikan semua gear dibawa untuk dapat menunjang pendakian. Untuk masker dan senter, bisa sewa di penginapan atau di area sebelum pendakian dimulai. Tepat pukul 00.00 WIB, kami memulai perjalanan menuju Gunung Ijen yang memakan waktu sekitar 45-60 menit. Tiket masuk untuk pendakian Gunung Ijen kira-kira sekitar Rp 10.000,- per orang. Pendakiannya dimulai sejak pukul 01.00 WIB, sebaiknya jangan lebih dari itu, untuk mengejar fenomena unik yang dikenal sebagai blue fire yang munculnya sekitar pukul 03.00-04.00 WIB. Blue fire (sekilas seperti melihat kompor gas haha) hanya terjadi di dua tempat di dunia, yaitu di Gunung Ijen (Indonesia) dan Islandia. Jadi jangan sampai terlewat!
Blue fire (source: tripadvisor)
Setelah melihat blue fire, aku bergegas melanjutkan pendakian untuk melihat sunrise dan kawah ijen. Pendakiannya lumayan capek dan bikin kaki patah haha. Ada beberapa pemberhentian yang wajib dikunjungi selain blue fire, yaitu kawah ijen dan bukit untuk menikmati sunriseSepanjang pendakian akan ditemui banyak penambang belerang yang lalu lalang, beberapa juga menawarkan hasil kerajinan tangan dari belerang sebagai oleh-oleh, namun perlu diingat bahwa belerang dilarang masuk ke dalam pesawat yah.
Suasana pendakian Gunung Ijen
Kawah Ijen dan pohon mati
Sunrise di Kawah Ijen
Untuk kamu yang tidak kuat mendaki, tenang saja karena di Gunung Ijen terdapat "taksi" atau troli dorong yang bisa disewa seharga Rp 150.000-250.000 (naik) dan Rp 100.000-200.000 (turun) atau sesuai dengan hasil tawar menawar dengan bapak-bapak supirnya. Unik banget tapi kok aku gak tega ya huhu :(
Taksi Ijen
Pukul 07.00 WIB akhirnya aku kembali ke Banana Homestay dan istirahat sejenak. Capek banget serius haha jadi aku sarankan untuk latihan fisik terlebih dahulu biar otot-otot kaki dan badan tidak kaget.
Siang hari aku makan siang di Casabanyu Restaurant yang terelatak di dalam lingkungan Dialoog Hotel, hotel modern yang terkenal dengan view pantai yang sangat indah. Untuk makan siang di sini, kamu tidak perlu menjadi guest hotel, cukup datang dan infokan ingin makan siang di restaurant. Saat itu menu yang ditawarkan adalah Lunch Package dengan harga Rp 150.000,- per pax untuk satu buah menu utama, 1 buah hidangan penutup dan 1 buah minuman. Harganya memang sedikit mahal, namun rasanya luar biasa enak ditambah lagi view yang ditawarkan sangat indah sekali. Sayangnya, untuk pengunjung restaurant tidak diperkenankan memasuki area pool, karena area tersebut hanya boleh digunakan oleh hotel guest.
Lunch with view
Infinity pool Dialoog Banyuwangi
Ruang terbuka menghadap laut
Dialoog Hotel
Destinasi terakhir adalah Hutan De Djawatan Benculuk, yang konon katanya disebut sebagai Hutan Lord of The Rings. Hutan ini awalnya digunakan sebagai tempat pengelolaan kereta api. Namun saat ini, hutan yang berisi pohon trembesi tersebut sudah berganti fungsi menjadi destinasi wisata yang hits abis. Pohon trembesi yang tumbuh di hutan ini bentuk dan ukurannya sangat besar sekali dan tumbuh dengan teratur. Harga tiket masuk hanya Rp 5.000,- per orang dan Rp 5.000,- untuk mobil. Murah banget kan? Jangan lupa berkunjung yaaa.
Hutan De Djawatan
Partner trip Banyuwangi
Untuk oleh-oleh, aku sempat mampir ke pusat oleh-oleh Banyuwangi yang terletak dekat dengan Bandara Internasional Blimbingsari. Banyak oleh-oleh yang ditawarkan, mulai dari makanan khas seperti Kue Bagiak, Ladrang, Sale Pisang, Kopi, Kue Pia sampai ke kaos dan kerajinan tangan.
Bandara Internasional Blimbingsari

Budget

Perjalanan dilakukan pada Bulan September 2019 bersama tiga orang teman sepergaulan haha. Budget yang dihabiskan untuk liburan kali ini yah lumayanlah untuk refreshing di akhir pekan.

Selesai sudah trip Banyuwangi kali ini. Walau diawali dengan drama tetapi secara keseluruhan aku sangat excited dengan trip kali ini. Puas main air di pantai, menikmati dinginnya gunung, lunch with view dan ditutup dengan wisata hutan.




Read More

Share Tweet Pin It +1

8 Comments